Liputan6.com, Jakarta - Australia kembali mengumumkan akan memperpanjang larangan perbatasan internasional. Kebijakan tersebut berlaku setidaknya selama tiga bulan ke depan guna melindungi negara mereka dari penyebaran virus corona baru.
Sebelumnya, pemerintahan Australia telah mengeluarkan aturan perbatasan internasional pada Maret lalu. Pembatasan perjalanan internasional itu mencakup larangan bagi pendatang luar negeri maupun larangan bepergian bagi warga atau residen yang tinggal di Australia, kecuali mereka masuk golongan tertentu.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari South China Morning Post, Jumat (4/9/2020), atas saran Komite Utama Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC), Menteri Kesehatan Greg Hunt mengumumkan pada Kamis malam, 3 September 2020, bahwa periode darurat akan diperpanjang setidaknya hingga 17 Desember. Perpanjangan masa darurat dinilai sebagai respons yang tepat terhadap risiko kesehatan.
"AHPPC telah memberi tahu bahwa situasi COVID-19 internasional dan domestik terus menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang tidak dapat diterima," kata Hunt.Â
Badan biosekuriti manusia darurat juga telah menunda penerbangan internasional reguler dan keberangkatan kapal pesiar, serta melindungi penjualan dan pasokan beberapa barang kebutuhan penting. Pada Juli lalu, pemerintah Australia juga menetapkan batas hingga empat ribu kedatangan per minggu ke negara tersebut.
Beberapa negara bagian mulai mengenakan biaya untuk karantina wajib di hotel bagi pendatang selama dua minggu. Hal itu juga dipicu jumlah kematian nasional akibat Covid-19 di Australia telah mencapai 737 orang pada hari ini. Penghitungan terakhir total warga terinfeksi yang dilaporkan departemen kesehatan nasional adalah 26.049 orang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perkembangan Korea Selatan
Sementara itu, Korea Selatan memperpanjang pembatasan jarak sosial dalam negeri yang telah berlangsung selama dua minggu, walau saat kasus harian berada di bawah angka 200 selama dua hari berturut-turut. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), infeksi virus sampai hari ini dilaporkan mencapai 198 kasus sehingga meningkatkan total beban kasus jadi 20.842.
Pihak berwenang ingin mengurangi kemungkinan kasus baru setiap hari jadi sekitar 100 kasus sehingga mereka dapat memastikan para pekerja yang sedang karantina tidak kewalahan. "Kami harus berhenti sampai kami berhasil membalikkan keadaan daripada mengurangi pembatasan jarak secara sementara dan menciptakan bencana lebih besar," ujar Perdana Menteri Chung Sye-kyun.
Korea Selatan awalnya berhasil mengendalikan virus selama lebih dari lima bulan. Namun, negeri ginseng kini mengalami lonjakan kasus di gereja, rumah sakit, pusat kebugaran, panti jompo, pabrik, kafe, dan tempat kerja lain sejak pertengahan Agustus.
Saat ini, diberlakukan pembatasan tingkat dua di seluruh negeri. Warga tidak diperbolehkan berkumpul dalam ruangan lebih dari 50 orang, dan lebih dari 100 orang di luar ruangan. Tempat karaoke, klub, warnet, dan restoran prasmanan juga telah ditutup.
Aturan diberlakukan ketat di seluruh kota, terutama Seoul. Restoran dan kedai kopi hanya diperbolehkan menawarkan pesanan untuk dibawa pulang dengan jam kerja lebih singkat. Hal ini juga telah diperpanjang selama seminggu.
Perdana Menteri Chung mengatakan, ia prihatin bahwa rasa puas diri akan muncul, terutama di kalangan anak muda karena kasus yang menurun. Ia meminta mereka untuk memakai masker, serta tetap menjaga kebersihan. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement