China Dorong Warganya Traveling Balas Dendam Usai Lockdown

China mendorong warganya untuk bepergian demi meningkatkan perekonomian atau revenge travel usai lockdown.

oleh Komarudin diperbarui 03 Okt 2020, 21:02 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 21:02 WIB
Corona Berlalu, Warga Wuhan Pesta di Kolam
Corona Berlalu, Warga Wuhan Pesta di Kolam: Orang-orang menonton pertunjukan musik sambil bermain air di sebuah taman air atau water park di Wuhan, provinsi Hubei, China, 15 Agustus 2020. Mereka berpesta saat Wuhan kembali ke kehidupan normal setelah sempat terdampak parah oleh COVID-19. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 sangat memengaruhi pariwisata di berbagai negara di dunia, termasuk China. Setelah sembilan bulan menjalani masa lockdown akibat corona Covid-19, pemerintah negeri Tirai Bambu itu mendorong warganya untuk keluar.

Mereka akan berpetualang dalam 'revenge travel' atau perjalanan balas dendam. Hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan kembali dunia pariwisata yang sempat sepi demi meningkatkan ekonomi negara.

Sejak Kamis, 1 Oktober 2020, sekitar 550 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan. Mereka akan merayakan Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur, dan dilanjutkan dengan Pekan Emas selama delapan hari, yang dilansir Fox News dari The Guardian, Jumat, 2 Oktober 2020.

Istilah 'revenge travel' selama ini telah sering diangkat di media China akhir-akhir ini. Quartz mendefinisikan konsep tersebut sebagai "harapan pemerintah bahwa orang akan bepergian atau mengonsumsi lebih dari biasanya, karena permintaan yang terpendam selama terkurung. ”

Baru-baru ini, beredar foto yang menunjukkan kerumunan orang di stasiun kereta di Wuhan. Keramaian orang juga tampak di Tembok Besar China dan Leshan Giant Buddha.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belanja dan Perjalanan

Layanan Penerbangan Domestik di Hubei China Kembali Beroperasi
Para penumpang mengantre untuk check in di Bandara Liuji di Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, China (29/3/2020). Layanan penerbangan penumpang domestik kembali beroperasi di Hubei, wilayah yang sempat terdampak COVID-19, kecuali layanan di Bandara Internasional Tianhe Wuhan. (Xinhua/Xie Jianfei)

Sebanyak 15 juta penerbangan diharapkan lepas landas antara 1 Oktober dan 8 Oktober, 2020 sementara pemesanan hotel untuk Golden Week telah melonjak 50 persen. Dibandingkan 2019, hampir 800 juta orang saat itu dilaporkan melakukan perjalanan di China selama Golden Week.

"Permintaan pariwisata yang tertekan selama sembilan bulan mungkin akan dirilis dalam delapan hari ini," seorang juru bicara Trip.com berspekulasi.

Lebih dari 500 lokasi yang indah menawarkan tiket masuk gratis atau diskon untuk menarik pengunjung. Para pejabat China berharap bahwa belanja konsumen dan perjalanan selama minggu liburan akan menandai perbaikan ekonomi.

Surat kabar milik pemerintah China Economic Information Daily menyebut Minggu Emas tahun ini sebagai "pertempuran kritis" bagi industri pariwisata secara luas. Namun demikian, pariwisata pasti akan terlihat sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi. 

Infografis Total Kasus Covid-19, Indonesia Salip China. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Total Kasus Covid-19, Indonesia Salip China. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya