22 Persen Laki-Laki Tak Ganti Celana Dalam Setiap Hari di Masa Pandemi

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 22 persen laki-laki tak ganti celana dalam setiap hari.

oleh Komarudin diperbarui 13 Okt 2020, 03:03 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 03:03 WIB
Ilustrasi pakaian dalam
Ilustrasi pakaian dalam (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Selama bekerja dari rumah, banyak orang yang merasa lebih nyaman mengenakan pakaian santai dan tentunya juga memakai celana dalam. Tapi sebanyak 22 persen laki-laki ternyata tak mengganti setiap hari celana dalamnya.

Ha itu terungkap dalam penelitian yang dilkasanakan oleh OnBuy di Inggris. OnBuy menemukan bahwa satu dari lima pria tidak mengganti pakaian dalam mereka setiap hari, sedangkan perempuan sebesar 18 persen di masa pandemi, seperti dilansir dari Metro, Senin, 12 Oktober 2020.

Survei yang dilakukan terhadap 2.790 orang itu juga menemukan bahwa satu dari 20 laki-laki memakai kembali pakaian dalamnya. Tak hanya itu, bahkan ada yang memakainya lebih dari lima kali sebelum dicuci.

Selain itu, OnBuy menemukan sebagian besar pemakai berulang memiliki metode tertentu dalam menyortir pakaian kotor. Sebanyak 25 persen pria dan 20 persen wanita memutuskan untuk memakai kembali barang mereka jika tak bau atau kotor.

Sementara itu, sebanyak 29 persen pria dan 30 persen wanita memakai kembali jika tidak terlihat kotor. Selain itu, ada banyak sekali alasan mengapa seseorang mungkin memilih untuk tidak mengganti celana dalam setiap hari, apakah itu karena kurangnya fasilitas mencuci atau alasan lingkungan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ada Bakteri

Underwear Denim Seharga Rp 4,8 Juta
(Foto: Y/Project)

Membalik celana dalam mungkin tidak menyebabkan masalah serius, tetapi ada alasan mengapa orang disarankan untuk mengganti celana mereka setiap hari, yaitu karena bakteri berpindah sepanjang hari ke pakaian dalam melalui keringat.

Dr Nichola Cosgrove, spesialis perawatan kulit di Natura Emporium mengatakan dengan tidak mengganti pakaian dalam setiap hari, maka Anda memiliki akumulasi bakteri seperti Escherichia coli, staphylococcus, streptococcus, dan banyak lagi lainnya.

Sementara itu, Kal Bulbul, pendiri dan kepala perumus R¹⁰ Labs Skincare mengatakan balam dunia medis, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Untuk membantu kita melawan infeksi, kita harus memastikan pakaian dicuci menggunakan produk lembut yang tidak mengiritasi kulit. "Mencuci pakaian secara teratur untuk menghilangkan mikroba patogen," katanya.

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya