Pesona Desa Wisata Bilebante di Lombok Tengah, Punya Budi Daya Rumput Laut di Sawah

Rumput laut ini kemudian dijadikan bahan membuat serabi khas Desa Wisata Bilebante, Lombok Tengah, NTB.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Jan 2021, 07:01 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2021, 07:01 WIB
Desa Wisata
Persawahan di Desa Bilebante, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas tanpa batas. Itulah kiranya ungkapan tepat untuk mewakili upaya warga Desa Wisata Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam menciptakan kearifan lokal, dalam kasus ini berupa penganan.

Lokasi yang jauh dari laut tak membuat mereka urung dalam menghasilkan sajian lokal berbahan dasar rumput laut. Sebagai ganti, berdasarkan keterangan pada Liputan6.com, Jumat, 15 Januari 2021, warga setempat mengaku pada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, bahwa mereka memanfaatkan sawah sebagai medium budi daya rumput laut.

Itu kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku membuat serabi. Di samping itu, ibu-ibu setempat masih punya banyak penganan khas lain yang langsung diproduksi di sana. "Ini saya tadi dikasih minuman enak sekali, ini namanya minuman apa?" tanya Sandi yang dijawab lemongrass tea atau serbat oleh penduduk lokal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Kuliner Lombok
Serabi dari rumput laut, penganan khas Desa Bilebante, Lombok Tengah, NTB. (dok. Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

Karena termasuk desa wisata sehat, Sandi menyambung, pariwisata berbasis kesehatan juga bisa didorong di Desa Bilebante. Karenanya, Menparekraf mengingatkan untuk tetap patuh dan secara ketat menjalankan protokol kesehatan.

"Berbagai potensi yang ada di Desa Wisata Bilebante ini akan kita kembangkan. Kita wujudkan ini sebagai destinasi desa wisata yang bisa mendatangkan wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara untuk kemaslahatan rakyat," katanya.

Di samping itu, Menparekraf menambahkan, ia mencatat makanan khas Lombok lain, yaitu ayam taliwang, plecing, dan nasi puyung. "Semua yang jadi ciri khas dari Lombok akan kita angkat, kita akan kurasi, karena kita punya programnya, dan kita akan bikin event yang lebih banyak di sini," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gairahkan Pariwisata Lewat Event

Menparekraf Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno mencicipi lemongrass tea, penganan khas Desa Wisata Bilebante, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. SSU)

Penyelenggaraan event, termasuk MotoGP, diharapkan Menparekraf Sandiaga Uno dapat menggairahkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok. Selain infrastruktur dan interkoneksi, penyiapan MotoGP sendiri memang disebut tak terlepas dari dukungan kearifan lokal di desa wisata.

Pada 2017, Desa Wisata Bilebante mendapat penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sebagai desa wisata terbaik dalam ajang Desa Wisata Award 2017. Bilebante terpilih karena dinilai mampu menjalankan roda perekonomian melalui Desa Wisata.

Turut hadir mendampingi Menparekraf dalam kunjungan di antaranya Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, dan Bupati Lombok Tengah Suhaili Fadhil Thohir.


Tips Libur Panjang Bebas COVID-19

Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19
Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya