6 Fakta Menarik Kawasan Puncak Bogor, dari Jalan Pos sampai Kawasan Lindung yang Rapuh

Kawasan Puncak sudah lama menjadi primadona para traveler Jakarta terutama di saat akhir pekan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2021, 09:03 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 09:03 WIB
PSBB Bogor Raya, Jalur Menuju Puncak Lengang
Pejalan kaki melintasi Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). Arus lalu lintas di kawasan Puncak lengang seiring penetapan status Pembatasan Sosial Skala Besar untuk Kabupaten dan Kota Bogor pada Rabu (15/4) lalu. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Puncak, Bogor dikenal memiliki sejumlah destinasi yang menarik. Sebagai kota penyangga Jakarta, daerah di Jawa Barat ini terus berkembang secara signifikan. Setiap pekan, Puncak dipadati wisatawan, terutama dari Jakarta dan sekitarnya.

Kawasan Puncak sudah lama menjadi primadona para traveler Jakarta terutama di saat akhir pekan maupun hari libur lainnya. Puncak sendiri identik dengan hawa sejuk, kuliner legendaris dan kekinian, pemandangan menawan, serta beragam tempat wisata, seperti curug, dan gunung. Selain itu, ada hal-hal yang juga menjadikan kawasan ini makin khas.

Berikut enam fakta menarik seputar Kawasan Puncak Bogor, yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Proyek Besar Hindia Belanda

Keberadaan jalan raya di Puncak tidak terlepas dari proyek besar yang digagas oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Herman Willem Daendels (1808-1811) yaitu Grotepost weg atau Jalan Raya Pos. Jalan ini membentang di sepanjang utara Pulau Jawa yang menghubungkan Anyer (Banten) dengan Panarukan (Jawa Timur).

Jalan raya Puncak menjadi bagian dari Jalan Raya Pos yang dibangun untuk tujuan memudahkan transportasi, khususnya pengiriman pesan atau surat dan juga untuk mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris.

Pembangunannya termasuk yang paling sulit, bahkan para pekerja yang dikerahkan untuk membuka dan meratakan lahan berjumlah 400 orang pekerja yang sebagian besar didatangkan dari daerah lainnya di Pulau Jawa.

Hal ini dikarenakan keberadaan Gunung Megamendung setinggi 1880 mdpl yang lokasinya berada di sekitar Puncak Pass yang akan dijadikan jalan raya. Pembangunan jalan sepanjang hampir 1.000 km ini memakan waktu selama satu tahun yang dimulai pada Mei 1808 dan berakhir pada September 1809.

2. Sistem Buka Tutup Jalan

Kawasan Puncak Bogor memang identik dengan kemacetannya di akhir pekan, hal itu dikarenakan wisatawan dari luar Bogor seperti Jakarta dan sekitarnya menghabiskan waktu luangnya untuk berlibur di kawasan sejuk ini. Hal ini akan menghadirkan sistem buka tutup jalan di Puncak

Pengaturan buka tutup jalan di Puncak memang jadi hal yang menarik dan jadi aturan tak tertulis. Ketika diberlakukan, durasinya bisa beberapa menit atau beberapa jam tergantung kepadatan kendaraan.

Sistem buka tutup ini juga melahirkan adanya joki jalur alternatif.  Mereka akan mengantar wisatawan sampai ke Cisarua atau tempat tujuan lain di Puncak. Joki tersebut memasang tarif sekitar Rp100 ribu untuk rute Pandansari-Citengkorak sepanjang 5 km dan Rp300 ribu untuk rute Ciawi-Bendungan sepanjang 12 km.

Biasanya, ketika buka tutup dimulai di Simpang Gadog, para joki ini akan menawarkan jasanya. Mereka dapat dengan mudah dijumpai di keluar pintu Tol Ciawi hingga Simpang Gadog.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3. Banyak Destinasi Wisata Alam

Muda Mudi Penuhi Kawasan Wisata Kebun Teh
Muda mudi berfoto di Perkebunan Kebun Teh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/5/2020). Meski Pemkab Bogor memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni namun wisatawan tetap memadati kawasan wisata kebun teh. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Daerah Puncak memiliki kontur alam yang unik. Hampir sebagian besar wilayah ini diselimuti perkebunan teh dengan latar belakang pegunungan.

Keindahan alam daerah ini memukau Presiden Soekarno, sehingga ia membangun sebuah restoran untuk menikmati keindahan alam Puncak, yang kemudian diberi nama Restoran Riung Gunung.

Selain itu, terdapat juga berbagai tempat wisata alam yang indah, antara lain Perkebunan Teh Gunung Mas, Taman Safari Indonesia, Taman Bunga Nusantara, Kebun Raya Cibodas, dan Telaga Warna, Taman Wisata Matahari. Ada juga sebuah masjid yang indah dengan arsitektur yang khas dan sederhana yaitu Masjid Atta’awun.

4. Kawasan Gunung

Puncak berada dalam wilayah yang luas di sekitar perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagian besar merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gede Pangrango.

Wilayah Puncak berada di kaki dan lereng pegunungan Gede-Pangrango dan berada pada ketinggian rata-rata 700-1.800 m di atas permukaan laut dengan suhu udaranya yang rata-rata mencapai 14-20 derajat Celsius. Selain itu, daerah Puncak juga dikelilingi oleh gunung lain, yaitu Gunung Salak.

5. Identik dengan Villa dan Penginapan

Diduga Berdiri di Hutan Lindung, Vila Mewah Puncak Disegel
Vila seluas 5 hektare itu sudah dilengkapi 3 aula, 1 kantor, dan fasilitas outbond. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Kawasan Puncak Bogor identik dengan penginapan vila, hotel maupun tempat penginapan lainnya yang dimiliki oleh investor maupun warga sekitar untuk tempat beristirahatnya para pengunjung.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, mengatakan, lebih dari 100 hotel dan penginapan di Puncak yang terdaftar sebagai anggota PHRI. Beberapa penginapan hotel yang memiliki pemandangan sejuk nan asri seperti Novus Giri Resort, R Hotel Rancamaya dan The Highland Pas

6. Kawasan Lindung dan Penyedia Air

Peran Kawasan Puncak sangat penting untuk banyak daerah dibawahnya. Seluruh daerah Puncak adalah hulu dari empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar, yaitu Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi dan Citarum. Lebih khusus lagi, daerah Puncak menjadi penyedia air utama untuk tiga DAS, yaitu Ciliwung, Kali Bekasi, dan Citarum.

Klaim Kawasan Puncak sebagai kawasan lindung kembali diuji. Deforestasi, pelanggaran tata ruang dan perizinan di Kawasan Puncak, diduga mempengaruhi terjadinya banjir dan longsor sekitar Bogor-Jakarta. Kawasan Puncak mengalami kerusakan hutan dan lahan yang masif selama puluhan tahun.

Analisa FWI pada 2000-2016, seluas 5,7 ribu hektare hutan alam hilang di Kawasan Puncak. menyisakan 21 persen hutan alam dari total wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.  (Melia Setiawati)

 

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya