Liputan6.com, Jakarta - Hotel terapung bermunculan di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Destinasi seperti Dubai dan Qatar jadi yang terdepan dalam memperlihatkan struktur inovatif nan unik untuk jenis akomodasi tersebut.
Di antara banyak, melansir laman CNN, Selasa, 13 April 2021, konsep baru dari tim arsitek asal Turki, Hayri Atak Architectural Design Studio (HAADS), ini boleh jadi menggeser yang lain dalam penerapan konsep ramah lingkungan.
Melampaui semata hotel terapung mewah dengan 152 kamar, bangunan ini diklaim sanggup menghasilkan listrik sendiri. Hotel itu juga mengumpulkan dan memanfaatkan kembali air hujan serta limbah makanan.
Advertisement
Baca Juga
Mengadopsi moto "minimal energi dan tanpa limbah," tim HAADS bekerja sama dengan banyak ahli, termasuk insinyur dan arsitek konstruksi kapal, untuk merancang proyek yang telah dikerjakan sejak Maret 2020 tersebut.a
Cara kerja struktur terapung pada bangunan itu bakal mirip dinamo, memanfaatkan arus air dengan turbin angin dan tenaga pasang surut saat berputar. Prose kemudian mengubah energi jadi listrik.
Pergerakannya harus dikendalikan pemosisian dinamis berbasis sistem komputer yang digunakan untuk menjaga posisi dan arah kapal, serta baling-baling dan pendorong. Namun, tamu hotel terapung ini tidak akan merasa pusing karena hotel membutuhkan waktu 24 jam untuk berputar 360 derajat penuh.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Fasilitas Layaknya Hotel Terapung Bintang 5
Meski hotel terapung ini awalnya akan berbasis di Qatar, ketika selesai, proyek tersebut juga dapat berlokasi di mana saja dengan arus yang tepat karena "fitur dapat dipindahkan", menurut para arsitek.
Mencakup luas lebih dari 35 ribu meter persegi, struktur ini dapat diakses melalui dermaga apung 140 derajat yang terhubung ke daratan, helikopter, atau perahu. Para tamu pun bisa mengantisipasi tingkat kemewahan yang sama dengan hotel terapung bintang lima.
Fasilitas yang tersedia meliputi kolam renang dalam dan luar ruangan, spa, pusat kebugaran, dan lapangan golf mini. Atapnya yang berbentuk pusaran dirancang untuk menampung air hujan yang akan digunakan kembali untuk berbagai keperluan, termasuk irigasi.
Hotel ini juga didesain untuk mengolah air bekas yang dihasilkannya sehingga "tidak akan merusak lingkungan," serta mengembangkan unit pemisah limbah "untuk mendaur ulang sampah, seperti limbah makanan."
Meski proyek ini masih dalam proses desain relatif awal dan belum ada perkiraan harga, tim perancang telah menargetkan proyek tersebut bakal rampung pada 2025.
Meski penundaan sudah terjadi karena pandemi dan penelitian teknologi yang diperlukan, tim arsitek mengatakan, mereka sudah memiliki minat kuat dari investor dan "berharap" itu akan berjalan tepat waktu.
Jika memenuhi tenggat waktu, konsep tersebut akan populer setelah proyek Qatar terpisah berupa 16 hotel terapung mewah yang dibangun khusus untuk Piala Dunia 2022, di mana negara itu jadi tuan rumahnya. (Muhammad Thoifur)
Advertisement