Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara produsen teh, Indonesia nyatanya malah tercatat paling sedikit mengonsumsi teh di dunia. Rata-rata setiap orang hanya minum setengah gelas teh per hari.
"Bayangkan saja, kita produsen ke-7 terbesar di dunia, tapi konsumsi tehnya paling rendah (di dunia)," kata Ahli Peneliti Utama di PT Riset Perkebunan Nusantara, Dr Rohayati Suprihatini, saat webinar Mari Minum Teh yang Lebih Menyehatkan, Jumat, 21 Mei 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sementara Turki, kata Rohayati, yang menduduki peringkat ke-6, masyarakatnya minum 10 kali lipat dari warga Indonesia. Mereka minum lima cangkir teh sehari.
Ironi ini terjadi dinilai karena kebanyakan orang belum mengetahui manfaat dan keuntungan minum teh. Padahal, teh asal Indonesia termasuk yang paling sehat dibanding teh mana pun di dunia.
"Jadi, teh Indonesia lebih menyehatkan karena antioksidannya paling tinggi," kata Rohayati.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tradisi Minum Teh
Dalam kesempatan itu, diperkenalkan juga tentang tradisi minum teh di sejumlah daerah di Indonesia. Teh pertama dibawa oleh Andreas Cleyer, orang berkebangsaan Jerman, sebagai tanaman hias.
"Pada 1782, pemerintah Belanda membudidayakan tanaman teh di Pulau Jawa dengan bibit atau biji-biji dari Tiongkok. Sejak itu, kebiasaan minum teh ada di Indonesia," kata Prof. Dr. Irmanida Batubara, Ka.Pusat Studi Biofarmaka TropikaL PPM IPB.
Irmanida mengatakan, setiap wilayah punya tradisi minum teh tersendiri. Di Jawa Barat, dikenal dengan nyaneut, memungkinkan penduduknya menghirup aroma teh sebelum diminum.
Sementara di Betawi, kebiasaan ini disebut nyahi, yakni minum teh dengan lebih dulu menggigit gula.
"Sementara di Sumatra Barat, kita akan bertemu teh talua, teh yang dicampur dengan telur. Ini menambah energi. Sementara kalau ke Sumatra Utara ataupun Aceh, kita akan bertemu dengan teh tarik," katanya.Â
Advertisement