Liputan6.com, Jakarta - Seorang arsitek atau perancang desain rumah menggunakan bahan yang berbeda dari biasanya dalam membuat rumah di pinggiran kota Remuera, Selandia Baru. Ia menggunakan kayu daur ulang untuk interior rumah. Arsitek bernama Paul Clarke itu menciptakan hunian yang ramah lingkungan.
Dalam unggahan di kanal YouTube bernama 'The Local Project', Paul membagikan ceritanya menciptakan desain baru. Ia membeli rumah tua tersebut sejak 2005 silam. Baru-baru ini Paul merombaknya dengan menggunakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan, yaitu kayu.
Advertisement
Baca Juga
"Kami melihat apa yang dapat digunakan kembali dan apa yang benar-benar ingin dicoba oleh seluruh keluarga dan mendaur ulang bagian-bagian rumah, jadi kami menyingkirkan sebanyak mungkin papan dari rumah tua itu," jelas Paul dalam video berdurasi 6 menit tersebut.
Paul memberitahu ia sangat suka dengan hal-hal yang alami. Ia memanfaatkan kekayaan alam untuk membuat rumahnya seperti yang diinginkannya.
"Saya pikir ide-ide semacam itu berkembang. Sebagai seorang arsitek, saya selalu memikirkan hal-hal yang berbeda, dan kerap diarahkan oleh klien, kemudian ketika saya melakukan untuk diri saya sendiri, itulah menjadi harapan saya," kata Paul.
Dalam video tersebut, terlihat rumahnya dilapisi kayu berwarna hitam dengan model pintu dan kaca transparan untuk memudahkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah. Walaupun memanfaatkan kayu sebagai bangunan, rumah itu terlihat modern dan minimalis.
"Dalam ukuran yang sama menggunakan memanfaatkan papan rumah lama, eksperimen ini menciptakan sesuatu yang baru bagi rumah, bagian jendela yang bisa dibuka saya memanfaatkanya menggunakan pinus," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Area Dapur Serba Hitam
Sementara itu, untuk area dapur, Paul menggunakan warna moody yang sangat gelap. Terlihat area dapurnya serba hitam dimulai dari dinding, kompor, oven, dan kulkas. Meski begitu, Paul menambah warna cokelat untuk bagian lemari dan laci agar terlihat selaras.
Selain itu, terdapat kaca transparan besar yang berfungsi untuk membiarkan cahaya masuk, jadi tak perlu sering menyalakan lampu sehingga bisa menghemat listrik. Kaca pada area dapur tersebut juga memperlihatkan pohon-pohon alami sehingga hunian terasa semakin asri.
"Kami melakukan banyak aktivitas memasak seperti membuat kue, dapur ini bukan desain tradisional atau klasik, melainkan semi modern menggunakan semua peralatan masa kini, tujuan supaya memudahkan pekerjaan ketika melalukan aktivitas," terang Paul.
Selain itu, Paul memanfaatkan pemasangan laci khusus dengan menggunakan papan kayu dari rumah lama kemudian mengubahnya menjadi empat lemari laci dari Prancis. "Papan kayu daur ulang dari rumah sebelumnya digunakan kembali di berbagai area, termasuk dapur bagian depan kabinet dan menutupi peralatan dapur," sambungnya.
Advertisement
Kaca Tembus Pandang di Kamar Tidur
Dalam rumah tersebut, Paul menggunakan kamar tidur bertema skylight lantaran keinginan istrinya. Bagian atap kamar tidurnya terlihat dilapisi kaca tembus pandang agar bisa melihat bintang-bintang di malam hari.
"Kami menciptakan elemen yang bagus untuk atap rumah benar-benar terlihat transparan, kami menggunakan kaca agar menikmati momen yang sangat indah," ucapnya.
Rumah Paul juga dilengkapi dengan jendela geser kayu daur ulang sebagai pengganti tirai, sehingga bisa menikmati pohon-pohon dan lansekap yang mengelilingi rumah.
Atap rumah ramah lingkungan tersebut bahkan menggunakan berbagai bahan alami untuk menciptakan kekayaan tekstur, seperti kayu daur ulang. (Muhammad Thoifur)
6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah
Advertisement