Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang, hidup diwarnai dengan ingar bingar, selalu sibuk, dan seolah seperti tak pernah punya cukup waktu. Tidak sedikit orang bahkan menganggap 'me time' jadi aktivitas yang tampak egois dan bersalah.
"Padahal, meluangkan waktu untuk memeriksa diri sendiri tidak hanya penting, melainkan sangat penting. Oleh karena itu, orang perlu punya waktu untuk diri sendiri," kata psikolog Lely Safrina secara tertulis kepada Liputan6.com, Jumat, 2 Juni 2021.
Advertisement
Baca Juga
Kata Lely, 'me time' bukan hanya menghabiskan waktu untuk diri sendiri, melainkan kesadaran seseorang akan diri sendiri, pikiran, dan tubuh. "Me time adalah upaya sadar untuk meluangkan waktu yang sangat dibutuhkan untuk mengisi ulang 'baterai', semangat, dan gairah hidup," ujar mahasiswi Ph.D di The University of Groningen, Belanda. "Me time' dapat dihabiskan dengan berbagai cara dan bervariasi bagi tiap orang," sambungnya.
Lely menambahkan, 'me time' membantu seseorang menghilangkan stres. Meluangkan waktu untuk diri sendiri juga memiliki manfaat psikologis dan fisik.
"Karena gaya hidup serba cepat yang biasa kita semua lakukan, beberapa dari kita bahkan tidak menyadari betapa stresnya kita dan dampak apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita," terang perempuan asal Aceh ini.
Stres membuat orang susah tidur, menurunkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi kreativitas, meningkatkan sensitivitas, melelahkan. "Terlalu stres dapat membuat orang sangat sulit untuk fokus pada hal-hal tertentu," kata Lely.
Bagi mereka yang muslim 'me time' dapat dilakukn dengan membaca buku yang disukai, bermeditasi/beribadah sunah dhuha, membaca Alquran, mengkaji Alquran. Mereka juga bisa 'me time' dengan jalan-jalan, atau memanjakan diri dengan pijatan spa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Manfaat Me Time
Semua kegiatan itu membuat seseorang keluar dari rutinitas kesibukan dan membantu untuk relaks, beberapa di antaranya bahkan membantu menghilangkan stres, secara fisik maupun mental menjadi lebih baik. Mereka yang meluangkan waktu untuk 'me time' setiap hari dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus meningkat.
Menariknya, kata Lely, individu akan menemukan bahwa ia lebih positif dan hubungan dengan orang lain menjadi berkualitas, bahkan di dunia kerja. Dengan 'me time' berarti seseorang peduli dan mengurus dirinya dengan baik, tidak akan mudah emosi atau diliputi emosi terus-menerus, baik di rumah ataupun di tempat kerja, yang terkadang menghalangi untuk memberikan kualitas pekerjaan yang terbaik.
"Tidak hanya itu, 'me time' akan membantu seseorang untuk membangun keseimbangan kehidupn kerja yang lebih baik," tutur Lely.
Dalam rumah, 'me time' dapat membantu maupun mempererat hubungan keluarga dan membantu mengurangi tekanan stres.
"Contohnya, jika seseorang terus-menerus stres, maka sulit untuk benar-benar hadir dan mendengarkan apa yang dikatakan anak-anak atau pasangannya atau tidak memahami kebutuhan keluarga. Hal ini akan mengurangi bahkan tidak adanya waktu berkualitas bersama keluarga," imbuhnya.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri akan membantu untuk mencapai titik di mana seseorang tidak akan mudah menyalahkan orang lain. Sehingga seseorang akan mampu berada dalam ruang yang mungkinkan hadir untuk orang yang dicintainya.
"Artinya, meluangkan sedikit waktu untuk diri sendiri 'me time' untuk merenungkan hal-hal yang dapat dikerjakan dalam hidup, akan berkontribusi pada hubungan yang lebih baik dan lebih kuat di rumah. Tentu saja rumah menjadi lebih nyaman, karena stres rendah, memiliki waktu berkualitas, saling mendengarkan dan hadir untuk anggota keluarganya," imbuh Lely.
Advertisement
Lebih Harmonis
Senada dengan Lely Safrina, Heliarsih menilai 'me time' jadi suatu yang sangat berharga dan penting dalam kehidupan keluarga. Bagi ibu tiga orang anak ini, dengan 'me time' ia bisaa merelaksasi diri dan melonggarkan pikiran dari rutinitas kesibukan di kantor dan di rumah.
"Dengan 'me time', saya bisa mengoreksi diri, kekurangan apa saya perlu perbaiki, baik di pekerjaan maupun di rumah sebagai seorang ibu. 'Me time' bisa menyehatkan diri saya juga," imbuh perempuan yang berprofesi sebagai akuntan ini.
Heliarsih menambahkan, saat 'me time' ia bisa menemukan sesuatu yang tidak terduga, khususnya terkait perencanaan pekerjaan. Ia mencontohkan 'me time' yang ia jalani dengan memanjakan diri lewat mendengarkan musik dan melihat foto-foto lamanya.
Soal waktu kapan waktu yang tepat untuk 'me time', Heliarsih tak menentukan jadwal yang tepat. Namun, ia bisa 'me time' saat-saat sudah merasa jenuh.
"Nggak tentu kapannya. Biasanya saat lagi jenuh aja dan setelah selesai pekerjaan, terutama di awal dan pertengahan tahun di mana kerjaan menumpuk untuk mengaudit perpajakan," kata Heliarsih.
Sang suami pun memahami kondisi pekerjaan istrinya itu. Ia paham saja jika Heliarsih minta waktu untuk sendiri dan ia biasanya 'me time' di rumah atau di kamar.
"Keluarga jadi lebih harmonis. Karena Kalau pikiran kita sudah relaks otomatis membawa ketenangan dalam keluarga dan kerjaan. Saya merasa lebih enjoy aja dan sama ana-anak jadi lebih happy, kreatif dan banyak makan," kata dia.
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19
Advertisement