Apa Itu Metode Belajar Blended Learning?

Dalam kolaborasi Alta School X Ruangguru, blended learning ini diterjemahkan ke dalam empat metode yang ditujukan untuk murid PAUD dan SD kelas 1--3.

oleh Asnida Riani diperbarui 11 Sep 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 16:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi sekolah online. (dok. pexels/Julia M Cameron)

Liputan6.com, Jakarta - Metode pembelajaan telah berkembang begitu pesat. Khusus selama pandemi, ruang-ruang digital dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar.

Awal tahun ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta sempat menyebut blended learning akan diterapkan di sekolah-sekolah selama masa pandemi COVID-19. Gagasan ini kembali muncul dalam paparan Alta School, sekolah blended learning yang mengklaim setara pembelajaran konvensional berkonsep Live Teaching Interactive berbasis teknologi.

Di laman Ruangguru, dikutip Kamis, 9 September 2021, blended learning dijelaskan sebagai metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan. Ini termasuk cara penyampaian dan gaya pembelajaran, sehingga tetap menekankan interaksi sosial, tapi tidak meninggalkan aspek teknologi.

Dalam konteks Alta School, kepala sekolahnya, Devi Silviaty Gunawan menjelaskan mereka menerapkannya dalam empat cara. Itu adalah Live Teaching Interaktif, Penguatan Karakter, Home-based Project, dan Aktivitas Mandiri yang tujukan pada murid PAUD dan SD kelas 1--3.

"Home-based project ini menggunakan benda sehari-hari yang mudah didapatkan. Jadi berupa praktik sederhana yang bisa dilakukan dalam lingkungan mereka sendiri," kata Devi dalam jumpa pers virtual, Kamis, 9 September 2021.

Dengan area kurikulum literasi baca-tulis, literasi numerasi, kemanusiaan, olahraga, dan seni budaya, mereka bermaksud membentuk anak yang luhur hati, luhur pikiran, dan luhur karya. Luhur hati terefleksi dari sifat apresiatif, eksploratif, empati, independen, peka sosial dan kultur, inisiatif, adaptif, dan tekun.

Sementara luhur pikiran ini memuat keingintahuan, punya tujuan, komunikatif, berpengetahuan, kreatif, logis, berpikiran terbuka, kritis, reflektif, dan bijak. Terakhir, luhur karya, sasarannya membuat anak tertib, tangkas, inventif, kolaboratif, dan cekatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Berkolaborasi dengan Ruangguru

Ruangguru X Alta School
Peluncuran resmi kerja sama Alta School dengan Ruangguru secara virtual, 9 September 2021. (dok. tangkapan layar Zoom)

Menghadirkan proses belajar online yang optimal, Alta School berkolaborasi dengan Ruangguru dalam pemanfaatan platform teknologi. Kolaborasi keduanya bermaksud membuat siswa dapat mengakses modul pembelajaran aktivitas mandiri melalui Learning Management System (LMS) ruangkelas, baik di dalam aplikasi maupun browser.

"Akses ruangkelas yang dihadirkan sebagai sistem kelola belajar utama di Alta School akan mempermudah guru dalam mengatur kegiatan belajar mengajar secara online, sehingga siswa dapat mengikuti rencana belajar yang sudah ditentukan dengan baik untuk tetap belajar secara efektif," Anggini Setiawan, Head of Corporate Communication Ruangguru, mengatakan.

Fitur-fitur yang disediakan, sambungnya, sudah dirancang sesuai konteks kebutuhan para guru dan murid. Dengan begitu, baik guru maupun murid, diharapkan lebih mudah menggunakannya. 

Melibatkan Orangtua

Online
Ilustrasi Sekolah Online Credit: pexels.com/Edward

Devi mengatakan, mengingat pentingnya peran orangtua dalam menyukseskan proses belajar anak, mereka juga mengadakan webinar setiap bulan. "Lebih pada pengarahan bagaimana anak bisa belajar dengan lebih baik," katanya.

Kendati formatnya homeschooling, ia menyambung, pihaknya mengikuti jadwal pembelajaran seperti sekolah konvensional. Ini termasuk soal konsistensi, komitmen, dan manajemen waktu dalam belajar.

"Konsisten di sini maksudnya anak setiap hari akan belajar. Tidak ada hari ini masuk, besok libur, besoknya lagi masuk, besoknya libur. Tidak begitu. Kami menyusunnya seperti sekolah konvensional," katanya.

Solusi ini diharapkan bisa jadi solusi bagi orangtua yang masih khawatir mengenai kesehatan anak, sementara sekolah tatap muka telah berjalan secara bertahap. Di sisi lain, mereka juga enggan berkompromi dengan kualitas pendidikan anak.

Infografis Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka

Infografis: Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya