Taksi-Taksi Berubah Jadi Kebun Sayur di Thailand Akibat Pandemi

Sejumlah atap taksi berubah jadi kebun sayur akibat pandemi Covid-19.

oleh Komarudin diperbarui 26 Sep 2021, 18:44 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021, 20:02 WIB
Atap taksi berubah jadi kebun sayur di Thailand
Akibat pandemi Covid-19 sejumlah taksi berubah jadi kebun sayur di Thailand (dok.YouTube/LIVE UPDATE)

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi Covid-19 yang melanda Thailand membuat layanan taksi sepi. Kondisi itu membuat banyak pengemudi yang kehilangan pekerjaan karena pembatasan dan penguncian.

Mobil mereka dibiarkan menganggur seperti kuburan kecil taksi di tempat parkir. Banyak pengemudi meninggalkan kota menuju desa asal mereka.

Sekarang, satu perusahaan telah memutuskan untuk menggunakan atap kendaraan yang menganggur sebagai petak sayuran kecil. Mereka berharap dapat membantu memberi makan pengemudi yang tidak bekerja dan karyawan lainnya, seperti melansir dari laman BBC, Sabtu (25/9/2021).

Foto-foto kebun mereka yang sedang berkembang menjadi viral di seluruh dunia. Berbicara kepada Associated Press, seorang eksekutif koperasi taksi Thapakorn Assawalertkul mengatakan, dengan gelombang baru virus Covid-19 tahun ini, koperasi taksi "benar-benar lumpuh."

Ribuan mobil diserahkan oleh pengemudi mereka. “Jika kami tidak segera mendapatkan bantuan, kami akan berada dalam masalah besar,” katanya, melansir dari laman India.com.

Thapakorn berkata, kebun sayur adalah tindakan protes dan cara untuk memberi makan staf saya selama masa sulit ini. “Thailand mengalami gejolak politik selama bertahun-tahun, dan banjir besar pada tahun 2011, tetapi bisnis tidak pernah seburuk ini,” kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Merusak Taksi

Atap taksi berubah jadi kebun sayur di Thailand
Akibat pandemi Covid-19 sejumlah taksi berubah jadi kebun sayur di Thailand (dok.YouTube/LIVE UPDATE)

Para pekerja di Koperasi Taksi Ratchaphruek membangun taman mini dengan merentangkan tempat sampah hitam pada bingkai bambu dan menutupinya dengan tanah. Mereka kemudian menanam berbagai tanaman, termasuk cabai, mentimun, dan cukini.

Diharapkan setelah membantu para pengemudi, sisa makanan bisa dijual di pasar lokal. "Menanam sayuran di atap tidak akan merusak taksi karena sebagian besar sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Mesin rusak, ban kempes. Tidak ada yang bisa dilakukan," katanya.

Perdagangan taksi di Bangkok biasanya sangat bergantung pada pariwisata tetapi pembatasan ketat untuk memasuki negara itu berarti hampir terhenti. "Ini adalah pilihan terakhir kami," Thapakorn. Nenurut dia, banyak kendaraan masih memiliki pinjaman besar yang belum dibayar.

 

Delapan Destinasi

Sepinya Pantai Pattaya di Tengah Pandemi Covid-19
Seorang pria berlari di Pantai Pattaya di Provinsi Chonburi, Thailand (15/9/2020). Dengan ditutupnya zona udara dan perbatasan, perekonomian Thailand menderita sejak Maret akibat kurangnya arus kas dari industri pariwisata. (Xinhua/Rachen Sageamsak)

Sementara itu, Bangkok salah satu dari delapan tujuan wisata yang akan dibuka kembali untuk turis pada 1 Oktober 2021. Meskipun Bangkok masih diklasifikasikan sebagai zona merah dan episentrum Covid-19 dengan ribuan infeksi baru yang dilaporkan.

Dalam sebuah laporan, Kementerian Kesehatan Masyarakat telah meluncurkan persiapan untuk pembukaan kembali. Selain Bangkok, destinasi lain yang juga akan dibuka, termasuk Chiang Mai, Pattaya, Hua Hin di Prachuap Khiri Khan, Chiang Khan di Loei, Koh Kood dan Koh Chang di Trat, dan Koh Samet dari Rayong, seperti dilansir dari laman The Thaiger.

Rencana tersebut masih perlu disetujui oleh Pusat Administrasi Situasi Covid-19. Tanggal yang diusulkan hari mulai sejalan dengan tujuan PM Prayut Chan-o-cha untuk membuka kembali negara itu pada Oktober 2021.

[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih

[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih
Kudeta terjadi lagi di Thailand setelah status darurat diberlakukan. Ini bukan kali pertamanya militer menggulingkan pemerintahan sipil.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya