Thailand Berencana Kenakan Biaya Turis pada 2022

Biaya yang dibebankan kepada turis yang datang ke Thailand sebesar 500 bath atau Rp210 ribu.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Okt 2021, 10:02 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2021, 10:01 WIB
Sepinya Pantai Pattaya di Tengah Pandemi Covid-19
Seorang pria berlari di Pantai Pattaya di Provinsi Chonburi, Thailand (15/9/2020). Dengan ditutupnya zona udara dan perbatasan, perekonomian Thailand menderita sejak Maret akibat kurangnya arus kas dari industri pariwisata. (Xinhua/Rachen Sageamsak)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak negara tengah berupaya kembali membangkitkan dunia pariwisata kala pandemi, termasuk Thailand. Negeri Gajah Putih ini akan mengenakan biaya pariwisata pada 2022 untuk menyubsidi proyek-proyek di dalamnya.

Dilansir dari Travel and Leisure, Rabu (6/10/2021), biaya yang akan dibebankan 500 bath atau setara Rp210 ribu. Biaya ini nantinya digunakan untuk dana transformasi pariwisata yang akan membantu industri negara itu beralih dari pariwisata massal serta fokus pada hal-hal seperti pariwisata ramah lingkungan, Bangkok Post melaporkan.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn menyebut targetnya adalah mengumpulkan 5 miliar baht atau Rp2,1 triliun pada tahun pertama. "Proyek-proyek tersebut harus merupakan kreasi bersama dan pemerintah harus menggunakan dana tersebut untuk mendukung proyek-proyek yang dapat menciptakan dampak ekonomi," kata Supasorn kepada Bangkok Post.

Ia melanjutkan, biaya tambahan tidak akan berdampak pada turis karena pihaknya ingin fokus pada pasar berkualitas. Pihaknya berharap dana ini akan mendukung perubahan pariwisata nasional yang menciptakan tempat yang lebih aman dan bersih.

Belum ditentukan bagaimana biaya akan dikumpulkan dari turis yang datang. Sebuah komite juga harus menentukan proyek dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan keuangan.

Rencana untuk tahun depan datang ketika Thailand perlahan membuka kembali perbatasannya untuk turis asing. Pada Juli 2021, negara tersebut membuka program Phuket Sandbox, diikuti oleh program Samui Plus di Ko Samui.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Syarat Wisata

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Pekan lalu, Thailand mempersingkat masa karantina untuk program tersebut. Hal ini memungkinkan wisatawan yang divaksinasi penuh untuk bepergian ke mana saja di Thailand hanya dalam tujuh hari.

Sebelumnya, wisatawan dibatasi pada area tertentu selama 14 hari, menurut Otoritas Pariwisata Thailand. Wisatawan yang berpartisipasi dalam salah satu program sandbox harus memenuhi beberapa ketentuan.

Wisatawan harus mendapatkan Sertifikat Masuk, bukti asurans yang akan menanggung hingga 100 ribu dolar AS (Rp1,4 miliar) dalam perawatan potensial Covid-19. Selain itu, mereka juga harus memesan di awal untuk menginap di hotel bersertifikasi SHA Plus setidaknya selama tujuh malam, dan memesan serta bayar di muka untuk semua pengujian di lapangan yang diperlukan.

Thailand juga mempersingkat persyaratan karantina untuk turis yang divaksinasi penuh yang memasuki bagian mana pun di negara itu menjadi tujuh hari. Negara ini berencana untuk membuka beberapa tujuan lain untuk wisatawan internasional pada 1 November, termasuk Bangkok dan daerah yang ditunjuk di Chiang Mai, Chon Buri, dan Ranong.

Buka Pintu untuk Turis

Thailand Akan Izinkan Warga Asing Masuk Mulai Oktober
Sebuah pantai yang kosong di Phuket, Thailand (13/9/2020). Pusat Administrasi Situasi COVID-19 Thailand pada Senin (28/9) mengatakan pihaknya akan mengizinkan lebih banyak kategori warga asing masuk ke Thailand mulai Oktober mendatang dan seterusnya. (Xinhua/Zhang Keren)

Pada pertengahan Juni 2021, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengejutkan banyak pihak dengan berjanji membuka kembali negara itu untuk turis asing pada Oktober. Thailand telah giat menjaga perbatasannya, memberlakukan karantina dan tumpukan dokumen pada semua kedatangan sejak April 2020.

Dilansir dari BBC, Rabu (6/10/2021), pariwisata asing yang pernah jadi mesin ekonomi Thailand seketika runtuh karena pandemi. Ada lebih dari 70 ribu kedatangan ke negara ini dalam delapan bulan pertama tahun ini, jumlah ini jauh menurun dibanding 40 juta kedatangan di sepanjang 2019.

Covid-19 berhasil dikendalikan hampir sepanjang 2020, tetapi pada Juni tahun ini infeksi meningkat dengan cepat. Pemerintah dikritik habis-habisan karena terlalu lambat untuk mulai memvaksinasi. Membuka pintu pada Oktober tampaknya mustahil.

Tetapi sesuai dengan kata-katanya, pembukaan kembali tampaknya telah dimulai, meskipun hanya dengan langkah-langkah yang sangat sederhana. Jam malam telah dipersingkat satu jam, mulai pukul 10 malam, dan perpustakaan serta museum dapat dibuka.

Turis dapat mengunjungi spa, tetapi hanya dengan pemesanan lanjutan dan tes Covid negatif. Turis yang divaksinasi penuh kini akan dikarantina hanya selama satu minggu, bukan dua minggu seperti sebelumnya.

Pelonggaran kecil lebih lanjut diharapkan pada November 2021. Ini adalah berita yang disambut baik oleh industri perhotelan yang babak belur, tetapi hampir tidak cukup untuk membuat turis kembali berdatangan.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya