Thailand Resmi Buka Pintu bagi Turis Asing yang Telah Divaksinasi COVID-19

Perdana Menteri Thailand mengatakan akan membuka portal negaranya bagi wisatawan asing, mulai bulan Oktober ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Pada Juni 2021, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha secara mengejutkan berjanji untuk membuka kembali negara nya untuk wisatawan asing pada bulan Oktober. Pada saat itu hanya sedikit orang yang menganggapnya serius, namun kini tiba saatnya untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan itu.

Dilansir BBC, Sabtu (02/10/2021), Thailand telah melakukan antisipasi dengan menjaga perbatasannya, memberlakukan karantina dan mendata semua kedatangan sejak April tahun lalu. Pada 2019, wisatawan yang masuk negara ini mencapai 40 Juta orang, namun di tahun ini hanya lebih dari 70 Ribu wisatawan asing yang dapat berkunjung, sebab itulah ekonomi Thailand mengalami penurunan.

Sepanjang tahun 2020, Thailand berhasil mengendalikan COVID-19, namun pada Juni tahun ini kasus infeksi COVID-19 meningkat dengan cepat, dan pemerintah dihujani kritikan karena terlalu lambat untuk memulai vaksinasi. Tetapi sesuai janji Perdana Menteri Thailand, pembukaan portal besar-besaran tampaknya telah dimulai, meskipun hanya dengan langkah-langkah yang sangat sederhana.

Kini, jam malam di Thailand telah dipersingkat satu jam, menjadi pukul 10 malam, dan perpustakaan serta museum telah dibuka. Bagi wisatawan asing yang telah divaksinasi penuh sekarang hanya akan dikarantina selama satu minggu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pro dan Kontra Kebijakan Perdana Menteri Thailand

FOTO: Demonstran Desak PM Thailand Prayut Chan-O-Cha Mundur
Demonstran melakukan konvoi saat berunjuk rasa di Bangkok, Thailand, Jumat (10/9/2021). Demonstran mendesak Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha mengundurkan diri atas penanganan pemerintah terhadap COVID-19 dan pembebasan tahanan politik. (LILLIAN SUWANRUMPHA/AFP)

Pada puncak gelombang COVID-19 pada bulan Juli dan Agustus yang disebabkan varian delta, membuat semua tempat tidur ICU di Bangkok penuh, sehingga pemerintah mengambil tindakan untuk membuka portal bagi wisatawan asing karena terbatasnya jumlah tempat tidur ICU. Banyak ahli kesehatan percaya bahwa 70% dari populasi yang telah vaksinasi terlalu rendah untuk memenuhi target sebelum portal Thailand dapat sepenuhnya dibuka untuk wisatawan asing.

"Tingkat vaksin di antara populasi yang lebih tua dan paling rentan harus mencapai 85 atau 90%", kata Tanarak Plipat, seorang inspektur jenderal kesehatan senior dan wakil direktur Departemen Pengendalian Penyakit Thailand. Menurutnya, cakupan vaksin yang aman bagi warga Thailand harus mecapai 80% dari populasi.

Pada akhir September hanya seperempat warga Thailand yang telah menerima vaksinasi penuh, namun banyak dari mereka yang menerima vaksin Sinovac sehingga kurang efektif, oleh karena itu perlu mendapatkan suntikan booster. Selain tingkat vaksinasi di Thailand relatif rendah, terdapat banyak hambatan lain bagi industri pariwisata, seperti semua bar terpaksa tutup sejak awal April di Bangkok, dan alkohol tidak diizinkan berada di restoran.

Meskipun peraturan itu sekarang sedang dilonggarkan di pulau Phuket, persyaratan untuk tes COVID-19 ketika melintasi perbatasan provinsi terbukti sangat mahal, bagi wisatawan asing yang berencana mengunjungi beberapa daerah di Thailand. Kesulitan ekonomi di negara ini sangat terlihat jelas karena toko-toko yang tutup, sehingga terdapat gerakan protes anti-pemerintah dan melawan polisi di setiap akhir pekan di daerah Bangkok.


Khususkan Phuket untuk Turis Asing yang Telah Divaksinasi COVID-19 Lengkap

Thailand Akan Izinkan Warga Asing Masuk Mulai Oktober
Sebuah pantai yang kosong di Phuket, Thailand (13/9/2020). Pusat Administrasi Situasi COVID-19 Thailand pada Senin (28/9) mengatakan pihaknya akan mengizinkan lebih banyak kategori warga asing masuk ke Thailand mulai Oktober mendatang dan seterusnya. (Xinhua/Zhang Keren)

Wisatawan yang sepenuhnya divaksinasi dari negara mana pun sekarang dapat memesan liburan ke surga pariwisata Phuket, pemerintah Thailand telah mengumumkan, di bawah pengaturan untuk skema perjalanan bebas karantina, demikian seperti dikutip dari Channelnewsasia, Sabtu (2/10/2021).

Pra-virus, sektor pariwisata merupakan seperlima dari pendapatan nasional Thailand, dan pembatasan perjalanan telah dimasukkan ke dalam kinerja ekonomi terburuk di negara itu dalam lebih dari dua dekade.

Kerajaan meluncurkan skema "sandbox" pada bulan Juli,yang memungkinkan pelancong yang sepenuhnya divaksinasi dari negara-negara yang dianggap berisiko rendah hingga menengah untuk berkeliaran bebas di pulau pantai yang populer selama dua minggu, dan kemudian kemudian melakukan perjalanan ke daratan tanpa karantina.

Pekan lalu, pihak berwenang memangkas masa tinggal yang diperlukan menjadi seminggu, sejalan dengan perubahan nasional pada aturan karantina.

Otoritas Pariwisata Thailand mengumumkan Jumat malam (1 Oktober) bahwa skema tersebut telah diperluas dari sekitar 80 negara yang sudah memenuhi syarat.

"Ini berarti Thailand sekarang menyambut wisatawan dari negara mana pun di dunia ke program kotak pasir," katanya dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat mengatakan anak-anak yang tidak divaksinasi akan dapat melakukan perjalanan dengan orang tua mereka yang divaksinasi.

Program sandbox telah memikat lebih dari 38.000 pengunjung ke pasir putih Phuket, dan menghasilkan US $ 66,67 juta.

 

Penulis: Vania Dinda Marella

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya