6 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Bikin Hati Meleleh

Kekayaan budaya Indonesia salah satunya tertuang dalam alat musik tradisional yang menghasilkan suara meneduhkan hati.

oleh Putu Elmira diperbarui 27 Okt 2021, 20:32 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 20:02 WIB
Belajar Gamelan di Museum Nasional
Pengunjung berlatih menjadi Nayaga atau penabuh gamelan saat lokakarya "Suara Dari Masa Lalu" di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (22/12/2019). Lokakarya ini digelar dari 15 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia lagi Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya, salah satunya alat musik tradisional. Alunan instrumen ini kerap mengiringi acara-acara tertentu dan siap membuat pendengarnya terkagum.

Sebagai warisan budaya, sudah sepatutnya anak negeri melestarikan keberadaan alat musik tradisional. Tak sedikit pula alat musik tradisional Indonesia yang dimainkan di kancah internasional dan menarik warga asing untuk mempelajarinya karena memiliki keunikan tersendiri.

Lantas, apa saja alat musik tradisional Indonesia yang siap membuat hati meleleh dan terkagum? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti dilansir dari berbagai sumber berikut ini.

1. Gamelan

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), gamelan adalah perangkat alat musik yang tersebar di beberapa wilayah seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok dan lainnya. Alat musik tradisional ini terdiri atas saron, bonang, rebab, gendang, gong, dan lainnya. Gamelan biasanya dimainkan dalam beragam acara dan peristiwa penting hingga pagelaran budaya.

Dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Rabu (27/10/2021), gamelan telah berusia lebih dari 2.000 tahun. Gamelan terlah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2010 dengan domain seni pertunjukan.

2. Kecapi

Menurut Encyclopedia DKI Jakarta, kecapi adalah alat musik petik tradisional asal Jawa Barat. Di Sunda sendiri kecapi dijadikan alat musik utama dalam tembang sunda atau Mamaos Cianjuran dan kecapi suling.

Kecapi dapat dimainkan sebagai kecapi indung atau kecapi rincik. Kecapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk mengiringinya, digunakan sebuah kecapi besar dengan 18 atau 20 dawai.

Kecapi rincik berfungsi memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar-nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya seperti dalam lagu kacapi suling atau sekar panambih. Untuk mengiringinya digunakan sebuah kecapi yang lebih kecil dengan jumlah dawai 15.

Ada pula kecapi parahu yang bentuknya mirip seperti perahu pada umumnya. Sedangkan kecapi siter pada bagian atas dan bawah kecapi siter berbentuk trapesium yang rata dan terdapat lubang resonansi di dalamnya.

Menurut buku bertajuk "Kacapi Sunda" oleh Drs. Enip Sukanda pada 1996, Kacapi Sunda adalah alat musik tradisional Sunda yang terbuat dari kayudan dawai (senar) dari logam antara 7--22 utas yang setiap oktafnya terdiri dari lima nada pokok (pentatonik). Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik dan atau dijentik dengan ujung jemari tangan kiri dan kanan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Sape

Mengenal Ruya, Racun Muda Balikpapan
Bermain Sape tak semudah yang dilihat, namun tak sesulit yang diduga. (foto Liputan6.com/Raden Roro Mira Budiasih/Azwar Anas)

Berdasarkan laman Warisan Budaya Kemdikbud, sape adalah alat musik suku Dayak yang dimainkan dengan cara dipetik. Terdapat dua jenis sape yang dikenal oleh masyarakat Dayak Kapuas Hulu, yaitu Sape Kayaan dan Sape Kenyah.

Sejak zaman dahulu hingga kini, sape selalu dimainkan di setiap kegiatan ritual masyarakat yang melibatkan bentuk tarian dan lagu-lagu pemujaan. Bahkan dalam kegiatan yang bersifat tradisi dan melibatkan banyak anggota masyarakat, dentingan bunyi sape yang dihasilkan dari petikan dawai-dawainya menjadi salah satu penanda adanya kegiatan tersebut.

Sape dapat dimainkan tanpa harus diiringi oleh jenis alat-alat musik tradisional lain. Untuk mengiringi sebuah lagu tradisional ataupun tarian-tarian ritual, biasanya sape dimainkan bersama-sama dengan instrumen tradisional lainnya.

4. Sasando

Jeremias Aougust Pah, pelestari alat musik tradisional Sasando
Jeremias Aougust Pah, pelestari alat musik tradisional Sasando (Amar Ola Keda)

Warisan Budaya Kemdikbud menulis, sasando adalah alat musik tradisional dari Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando jadi salah satu instrumen musik petik yang cukup unik, yaitu pada bentuknya, cara memainkannya, buah musiknya dan pada sasando biola jari tangan kiri lebih berperan dibandingkan jari-jari tangan kanan.

Sasando dapat dikelompokkan dalam dua jenis musik, yakni Sasando Gong, dan Sasando Biola. Untuk memainkan alat musik ini mempunyai cara yang berbeda dengan alat musik petik lainnya. Kita harus lebih dahulu mengenal lambang dari jari-jari yang mempunyai fungsinya.

5. Angklung

FOTO: Aktivitas Lansia Mengisi Waktu Sambil Berlatih
Para lansia mengikuti latihan angklung di Rumah Rehabilitasi Psikososial Dinas Sosial Kota Tangerang, Banten, Rabu (19/5/2021). Kegiatan berlatih angklung bagi lansia tersebut guna mengisi waktu luang sekaligus melatih motorik, auditori, dan sensorik para lansia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dikutip dari Peta Budaya Kemdikbud, angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari tabung-tabung bambu.

Suara atau nada instrumen ini dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan. Angklung memiliki beberapa jenis, mulai dari Angklung Kanekes, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, dan Angklung Padaeng.

6. Seruling

[Bintang] Fildan
Selain itu, tampilan solo Fildan membawakan lagu bertajuk Hikayat Cinta juga berhasil menyita perhatian para penonton. Terlebih ia menunjukan kepiawaiannya dalam memainkan seruling. (Adrian Putra/Bintang.com)

Seruling merupakan alat musik tiup yang terbuat dari kayu atau bambu. Alunan suara instrumen ini berciri lembut dan bisa dipadukan dengan alat musik lainnya. Seruling atau suling banyak ditemukan di Jawa Barat.

Dikutip dari laman Disparbud Jabar, suling terdiri atas beberapa macam, mulai dari Suling Panjang, terbuat dari Awi Tamiang dan berlubang enam buah untuk mengatur nada. Ada pula Suling Pendek atau Suling Degung terbuat dari Awi Tamiang dan berlubang empat buah serta Suling Salendro, terbuat dari Awi Tamiang dan berlubang lima buah sebagai pengatur nada.

Infografis Wayang Potehi

Infografis Wayang Potehi
Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya