Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja tren yang berkembang di kalangan orangtua di China. Berbekal keyakinan bahwa bentuk kepala yang bulat tampak lebih indah dibandingkan yang peang, mereka berlomba-lomba untuk memperbaiki bentuk kepala bayi mereka dengan 'helm'.
Melansir South China Morning Post, Minggu, 31 Oktober 2021, para orangtua di China mendiskusikan peralatan ‘ajaib’ yang dapat memperbaiki bentuk kepala bayi itu di media sosial Xiaohongshu. Karena bayi memiliki tulang tengkorak yang lunak dan kepalanya akan berubah selama masa pertumbuhan, para orangtua mengambil kesempatan untuk membuat kepala bayi mereka lebih bulat.
Advertisement
Baca Juga
Keinginan untuk memiliki kepala yang bulat menjadi tren baru di China. Dulu, masyarakat China percaya bahwa memiliki belakang kepala datar dan dahi yang lebar merupakan tanda keberuntungan. Beberapa orangtua bahkan menyuruh anak mereka untuk tidur di atas buku atau menggunakan papan kayu untuk meratakan kepala belakang mereka.
Seorang ibu menuliskan sebuah tulisan di Xiaohongshu yang berjudul ‘Saya membawa bayi saya ke tempat koreksi bentuk kepala, terlepas protes dari keluarga saya’. Dalam tulisan tersebut, ia memberikan detail prosedur yang dijalani oleh bayinya.
Pada September 2021, sang ibu menuliskan bahwa bayinya suka tidur terlentang, yang menyebabkan kepalanya terlihat datar dan melebar. Sang ibu telah mencoba agar bayinya tidur dengan posisi miring, tetapi tidak efektif.
Ketika bayinya sudah memasuki tujuh bulan, sang ibu membawa ke klinik setempat untuk mendapatkan peralatan koreksi kepala yang dibuat khusus. Akhirnya, petugas klinik membungkus kepala bayi dengan plester untuk mengukurnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cetakan Bongkar Pasang
Cetakan seperti helm itu, kata sang ibu, dapat dilepas, tetapi didesain untuk tetap berada di kepala bayi untuk periode waktu yang lama. Cetakan ini dapat digunakan sepanjang hari untuk membentuk pertumbuhan kepala. Fungsinya lebih menyerupai penahan gigi.
Aksinya dikritik di media sosial. Meski begitu, sang ibu membela diri dengan mengatakan cetakan kepala ini untuk memperindah penampilan. "Saya pikir, menggunakan helm memiliki fungsi yang sama dengan menggunakan kawat gigi, yang berarti untuk memperbaiki bagian tubuh dan membuatnya menjadi indah," tulis sang ibu.
"Saya memiliki kepala yang rata, saya tahu betapa menyakitkannya bagi wanita yang mengejar kecantikan. Saya tidak ingin anak saya tumbuh dan menyesali bagian dirinya ini," tambahnya.
Beberapa orang tampaknya mendukung keputusannya dengan mengatakan bahwa, tidak ada yang menggunakan helm bayi tanpa alasan. "Penderitaan sekarang untuk memiliki kepala yang indah di masa depan. Bayimu akan tumbuh menghargai kerja kerasmu!"
Â
Advertisement
Pro Kontra
Namun, ada pula yang menentang tindakan yang dilakukan oleh sang ibu. Seorang pengguna menuliskan kalau kepala bayi akan kembali secara otomatis. "Anda tidak perlu melalui kerepotan ini. Ketika bayi bertambah besar, mereka bergulang-guling ketika tidur, dan bentuknya akan menyesuaikan secara otomatis," kritik salah satu pengganti.
"Jangan biarkan keresahan Anda membuat anak Anda mengalami rasa sakit ini," tambahnya.
Meski begitu, produk koreksi kepala justru laris manis. Taobao, sebuah situs e-commerce milik Alibaba di China, menjual produk pengoreksi bentuk kepala, seperti bantal, helm, dan matras untuk orangtua yang tidak ingin anaknya dibawa ke klinik.
Seorang staf toko Taobao yang menjual bantal koreksi kepala untuk anak di bawah dua tahun mengungkapkan, mereka mendapatkan reaksi positif dari produk mereka. Produk pengoreksi kepala ini dibanderol 47 dolar Amerika Serikat atau hampir mencapai Rp669 ribu.
"Bayi saya suka tidur terlentang dan sekarang kepalanya rata, saya berharap untuk dapat memperbaikinya," ujar salah satu pelanggan. (Gabriella Ajeng Larasati)
8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Advertisement