Liputan6.com, Jakarta - Brand kosmetik Lush memilih mundur dari media sosial di tengah gencar promosi produk berbagai merek kecantikan lainnya di dunia maya. Perusahan kecantikan asal Inggris ini menyebut akan menonaktifikan beberapa akun media sosial mereka.
Dilansir dari CNN, Kamis (25/11/2021), Lush siap menutup akun media sosial mereka, mulai dari Facebook, Instagram, TikTok, sampai Snapchat mulai Jumat, 26 November 2021. Ini jadi langkah untuk menarik perhatian bahwa platform tersebut merusak kesehatan mental.
Advertisement
Baca Juga
Lush telah memiliki lebih dari 900 toko di seantero dunia, termasuk 240 toko di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Pihaknya menyebut tidak akan menggunakan media sosial secara global sampai platform tersebut memastikan lingkungan yang lebih aman bagi penggunanya.
Brand ini dikenal dengan beragam produknya, mulai dari bath bomb, sampo, hingga sabun organik yang cruelty-free. Lush juga secara aktif memperjuangkan tujuan sosial dan lingkungan seperti Black Lives Matter, memerangi deforestasi, serta mempromosikan keberlanjutan ke 659 ribu pengikut Instagram, 275 ribu pengikut Twitter, dan lebih dari satu juta pengikut Facebook.
Ini bukan kali pertama Lush mencoba keluar dari media sosial. Mereka mengambil tindakan serupa dengan akun Inggris Lush pada 2019 dengan menyebut "lelah berjuang dengan algoritma" dan ingin berbicara langsung dengan pelanggannya.
Upaya terbaru terjadi saat perusahaan media sosial berada di bawah pengawasan lebih ketat soal bagaimana platform mereka dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental dan fisik, terutama di kalangan individu yang lebih muda. Facebook saat ini berada di tengah-tengah kemungkinan krisis terbesar dalam 17 tahun sejarahnya atas masalah tentang ujaran kebencian dan hoaks.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Pihak Lush
"Sebagai penemu bath bomb, saya mencurahkan semua upaya saya untuk menciptakan produk yang membantu orang lepas dari layar, bersantai, dan memperhatikan kesejahteraan mereka," kata Jack Constantine, kepala petugas digital dan penemu produk di Lush, dalam rilisnya.
Ia melanjutkan, platform media sosial telah menjadi kebalikan dari tujuan tersebut dengan alogaritma yang dirancang untuk membuat orang tetap scrolling. Hal tersebut dipandangnya menghentikan pengguna mematikan ponsel pintar untuk bersantai.
Lush berharap perusahaan media sosial pada akhirnya akan memberlakukan pedoman praktik terbaik yang lebih kuat. Lush mengatakan akan terus aktif di Twitter dan YouTube.
Advertisement
Peduli Kesehatan Mental
Dikutip dari BBC, Kamis (25/11/2021), Lush menyebut "efek serius" dari media sosial hampir tidak diakui dan dibandingkan dengan situasi ketika "perubahan iklim diabaikan dan diremehkan selama beberapa dekade." Secara khusus, Constantine menyoroti algoritma yang terus menampilkan konten pengguna yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental mereka dengan memperburuk pikiran yang tidak sehat.
"Mereka menjadi sesuatu yang membuat Anda sangat mudah kecanduan," tambahnya.
Ia juga menyalahkan Facebook, yang juga pihak di balik Instagram, karena menghapus chronological timelines dari platform. Tindakan pihak media sosial itu mempersulit unggahaninfluencer dan perusahaan untuk dilihat pengikut mereka.
"Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya menghindari memasukkan bahan berbahaya ke dalam produk saya. Kini ada banyak bukti bahwa kita berisiko saat menggunakan media sosial. Saya tidak mau mengekspos pelanggan saya pada bahaya ini, jadi inilah saatnya untuk mengeluarkannya dari campuran," tegasnya.
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Advertisement