Jepang Larang Semua Turis Asing Masuk ke Negaranya per 30 November 2021, Berlaku Sebulan ke Depan

Langkah Jepang melarang seluruh turis asing baru masuk ke negaranya itu diikuti dengan langkah pengetatan kewajiban karantina untuk pendatang dari 14 negara dan kawasan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 30 Nov 2021, 09:01 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 09:01 WIB
Fumio Kishida
Mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida saat konferensi pers di markas besar Partai Demokrat Liberal setelah terpilih sebagai perdana menteri Jepang yang baru di Tokyo, Rabu (29/9/2021). Kishida menggantikan pemimpin partai dari PM Yoshihide Suga yang mengundurkan diri. (Du Xiaoyi/Pool Photo via AP

Liputan6.com, Jakarta - Jepang melarang semua warga asing memasuki negaranya mulai Selasa(30/11/2021). Kebijakan yang berlaku setidaknya hingga sebulan ke depan itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 Omicron.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengatakan langkah yang diambil setelah Jepang melonggarkan aturan perjalanan tiga minggu lalu itu itu diperlukan untuk menghindari skenario terburuk. Jepang juga memperketat kewajiban karantina untuk warganya dan pemilik izin tinggal yang baru kembali ke Jepang dari 14 negara dan kawasan, termasuk Inggris dan Jerman.

Dikutip dari Kyodo, Jepang baru saja melonggarkan pembatasan orang asing yang masuk ke negaranya pada 8 November 2021. Aturan itu mengizinkan pebisnis, pelajar, dan peserta program magang teknis untuk masuk ke Jepang dengan jaminan perusahaan atau organisasi pengundang.

Kishida juga mengatakan penutupan perbatasan adalah langkah sementara hingga informasi tentang varian Omicron lebih jelas. Ia menambahkan saat menghadapi risiko yang belum diketahui, cara terbaik adalah menerapkan semua langkah pencegahan.

Mulai Rabu, 1 Desember 2021, Jepang kembali akan menurunkan batas jumlah orang yang datang dari luar negeri, dari 5.000 orang menjadi 3.500 orang. Mereka yang baru kembali akan diwajibkan menjalani isolasi selama dua minggu walau mereka sudah divaksinasi penuh.

Pejabat Kemenlu Jepang menyatakan respons Jepang terhadap varian Omicron adalah yang paling substansial di antara negara-negara G7. Terlebih, ditemukan seorang pelancong yang baru tiba dari Namibia, terdeteksi positif Covid-19 dan kini sedang dianalisis varian yang menjangkiti orang tersebut.

Kishida menyebut butuh empat hingga lima hari untuk mendapatkan hasilnya. Orang yang berusia 30an tahun itu tiba di Bandara Narita pada Minggu, 28 November 2021, menurut Kementerian Kesehatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Daftar 14 Negara

FOTO: Cegah COVID-19 Omicron, Jepang Larang Masuk Semua Warga Asing
Pesawat-pesawat terlihat pada landasan di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Senin (29/11/2021). PM Jepang Fumio Kishida mengumumkan akan menutup kembali pintunya untuk warga negara asing untuk menghindari situasi terburuk. (AP Photo/Koji Sasahara)

Jepang menyebut 14 negara dan kawasan diberlakukan kewajiban karantina yang lebih ketat. Pendatang dari Bostwana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe, dan Lesotho diwajibkan menjalani karantina 10 hari di fasilitas yang disiapkan pemerintah.

Sementara, pelancong dari Inggris, Israle, Italia, dan Belanda diminta menjalani karantina enam hari di fasilitas yang disiapkan pemerintah. Pelancong dari Australia, Austria, Belgia, Ontario Kanada, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman, dan Hong Kong diwajibkan menjalani karantina tiga hari.

Kekhawatiran akan varian Omicron pertama kali dilaporkan WHO terdeteksi di Afrika Selatan pada minggu lalu dan jumlah negara yang teridentfikasi terus meningkat. WHO menyatakan varian itu berstatus jadi perhatian dengan dugaan mutan itu kemungkinan mudah menular dan meningkatkan risiko orang yang pernah positif Covid-19 terjangkit kembali.

Badan PBB yang berbasis di Jenewa itu memeringatkan 194 negara anggotanya pada minggu lalu tentang kemungkinan varian itu menyebar secara global. Risiko bahayanya juga kemungkinan tinggi.

 


Rencana Suntik Booster

Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)
Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)

Sementara itu, Kishida mengatakan bahwa pemerintah akan melanjutkan rencana penyuntikan booster pada minggu ini sembari menunggu ahli kesehatan menyediakan data tambahan. Jumlah kasus Covid-19 di negeri sakura menurun drastis dalam sebulan terakhir.

Pada Senin, 29 November 2021, Jepang mengonfirmasi 82 kasus positif Covid-19. Karena itu, pemerintah melonggarkan berbagai pembatasan untuk memulihkan kembali ekonomi mereka.

Tetapi, temuan varian baru itu akan berdampak pada rencana pemerintah memulai kembali program Go To Travel. Mereka kini fokus menggarap turis domestik.


Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya