Meski Belum Deteksi Varian Omicron, Jepang Setop Kedatangan Turis Asing yang Baru Dilonggarkan

Pemerintah Jepang melarang kedatangan turis asing akibat penyebaran varian Omicron.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Nov 2021, 17:02 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 17:02 WIB
Penerbangan di Bandara Haneda
Aktivitas lobi keberangkatan Bandara Internasional Haneda sepi akibat virus corona di Tokyo, Senin (28/12/2020). Jepang untuk sementara waktu melarang semua pendatang asing yang bukan penduduk masuk sebagai bentuk antisipasi varian baru COVID-19 hingga akhir Januari 2021. (AP Photo/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Tokyo - Jepang akan memberlakukan kembali tindakan perbatasan yang ketat, melarang semua kedatangan orang asing baru terkait varian Omicron COVID-19.

Hal tersebut diumukan oleh Perdana Menteri Fumio Kishida pada Senin (29/11), hanya beberapa minggu setelah pelonggaran aturan masuk yang ketat.

"Kami akan melarang masuknya orang asing (baru) dari seluruh dunia mulai 30 November," kata Kishida kepada wartawan, dalam keputusan yang membalikkan langkah untuk mengizinkan beberapa pelancong bisnis dan pelajar masuk ke Jepang. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (29/11/2021). 

Warga negara Jepang yang kembali dari sejumlah negara tertentu dapat masuk tetapi harus dikarantina di fasilitas yang ditunjuk, kata perdana menteri.

Perbatasan Jepang hampir seluruhnya tertutup bagi pengunjung asing baru untuk sebagian besar pandemi, bahkan penduduk asing pada satu titik tidak dapat memasuki negara itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Aturan Baru Dilonggarkan

Penerbangan di Bandara Haneda
Lobi keberangkatan Bandara Internasional Haneda sepi akibat pandemi virus corona di Tokyo, Senin (28/12/2020). Saat ini Jepang sudah mencatat delapan kasus terkait varian baru covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Inggris. (AP Photo/Koji Sasahara)

Pada awal November, pemerintah mengumumkan akhirnya akan mengizinkan beberapa pelancong bisnis jangka pendek, pelajar asing, dan pemegang visa lainnya untuk memasuki negara itu, sambil terus melarang kedatangan turis.

Lebih banyak negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencoba menutup diri ketika varian virus corona menyebar ke seluruh dunia, dengan kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark, dan Australia.

Tokyo telah mengumumkan pada hari Jumat bahwa akan mengharuskan para pelancong yang diizinkan memasuki Jepang dari enam negara Afrika selatan untuk dikarantina di fasilitas yang ditunjuk pemerintah selama 10 hari pada saat kedatangan. Langkah itu diperluas ke total sembilan negara selama akhir pekan.

Langkah itu sekarang memengaruhi pelancong yang datang dari Afrika Selatan dan negara tetangga Namibia, Lesotho, Eswatini, Zimbabwe, Botswana, Zambia, Malawi, dan Mozambik.

Kishida mengatakan pada hari Senin bahwa pembatasan karantina lebih lanjut akan dikenakan pada kedatangan dari 14 negara tambahan di mana varian telah terdeteksi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Jepang Optimis Hadapi Varian Omicron

Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)
Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)

Perdana menteri mengatakan Jepang "dalam posisi yang lebih kuat melawan varian Omicron daripada negara lain", mengutip pemakaian masker sukarela dan pengendalian diri tentang perilaku berisiko.

Jepang telah mencatat lebih dari 18.300 kematian akibat virus corona selama pandemi, sambil menghindari lockdown yang ketat. Setelah awal yang lambat, program vaksinasi negara itu meningkat pesat, dengan 76,5 persen dari populasi sekarang diinokulasi sepenuhnya.

Walaupun Jepang belum mendeteksi kasus Omicron tetapi Institut Nasional Penyakit Menular sedang menganalisis kasus seorang pelancong dari Namibia yang baru-baru ini dites positif terkena virus corona.

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19:

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19
Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya