Liputan6.com, Jakarta - Jurnalis Selandia Baru, Oriini Kaipara, mencatatkan sejarah baru, sekaligus mewujudkan mimpinya. Ia menjadi orang pertama dengan tato sakral Maori yang jadi pembawa berita nasional di jam tayang utama.
Kaipara didapuk jadi pembawa berita permanen di Newshub Live pukul 6 sore, buletin berita di saluran Tiga Selandia Baru, awal pekan ini, menurut Yahoo! News, Jumat, 31 Desember 2021. "Saya bangga dengan seberapa jauh (perjalanan) saya sampai bisa tampil setiap pukul 6 sore sekarang," kata Kaipara pada Stuff.
"Ini jelas sebuah langkah maju. Selalu jadi tujuan saya untuk membawakan berita di jam tayang utama, dan itu terjadi," tuturnya. "Itu selalu ada di benak saya, bahwa setiap langkah yang saya buat seperti menembus langit-langit kaca."
Advertisement
Baca Juga
Ia menyebut pencapaiannya sebagai "terobosan baru sebagai orang Maori, juga untuk orang kulit berwarna." Ini tentu bukan pencapaian perdana Kaipara sebagai orang Maori di dunia penyiaran.
Perempuan 38 tahun ini sebelumnya mendapat ketenaran setelah dinobatkan sebagai orang pertama dengan moko kauee, sebutan tanda wajah suku Maori, yang membawakan siaran berita tengah hari TVNZ 1, 2019 lalu.
Pada 2017, Kaipara menemukan bahwa ia hampir 100 persen Maori melalui tes DNA, menurut The Guardian. Sejak itu, katanya, ia menjadikan representasi dan inklusi di televisi sebagai bagian dari misinya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perempuan-Perempuan Maori
Oriini Kaipara bercerita, "Saya menyadari untuk sementara waktu bahwa itu jauh lebih besar dari sekadar membaca berita, atau membuat cerita yang penting bagi kita semua. Ini juga merupakan kemenangan besar bagi generasi ini dan 10 generasi berikutnya."
Ia berpesan untuk tidak membiarkan identitas atau budaya Anda menahan Anda dari apa pun. "Faktanya, Anda bisa menggunakannya sebagai kekuatan untuk jadi lebih besar dan melakukan hal-hal hebat untuk semua orang," tandasnya.
Tanda wajah Maori nyatanya menjelma jadi identitas yang makin sering dilihat publik dunia. Sebelumnya, ada Nanaia Mahuta, perempuan pertama keturunan suku Maori yang ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru, tahun lalu.
Penunjukan Mahuta membuat Selandia Baru jadi salah satu parlemen paling beragam di dunia. Jabatan tersebut resmi disandang Mahuta per Senin, 2 November 2020, lapor CNN.
Advertisement
Pilihan Tak Terduga
Empat tahun lalu, Mahuta tercatat sebagai anggota parlemen perempuan pertama di Selandia Baru dengan moko kauae. Menlu Selandia Baru sebelumnya, Winston Peters, juga seorang Maori.
Sebelum jadi Menlu Selandia Baru, Mahuta memegang posisi di pemerintahan daerah, pengembangan Maori, dan punya portofolio asosiasi perdagangan. "Saya merasa sangat terhormat ditawari peran tersebut. Ini adalah posisi yang hanya bisa diimpikan beberapa menteri dan sangat sedikit menteri yang mendapat kesempatan," katanya pada Morning Report.
"Saya pikir, saya dapat melakukan (pekerjaan Menlu) dengan cara berbeda. Saya pikir, kami sekarang punya kapasitas sebagai negara kecil yang mendorong berbagai jenis solusi, di mana sebagian besar diinvestasikan dalam perspektif masyarakat adat kami. Bagaimana kami mampu melakukan hal-hal berbeda di dalam negeri dan membawanya ke forum internasional," imbuhnya.
Mahuta disebut sebagai pilihan tak terduga untuk posisi Menlu Selandia Baru yang kosong setelah Peters kalah dalam pemilihan 2020. Banyak orang di lingkungan parlemen mengharap menteri senior Andrew Little atau David Parker untuk mengambil posisi tersebut.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Adern mengatakan bahwa Mahuta merupakan wanita pertama yang mengambil peran urusan luar negeri, dan telah menunjukkan kemampuannya membangun hubungan saat bekerja di posisi perdagangan asosiasi.
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron
Advertisement