Liputan6.com, Jakarta - Ibu yang baru melahirkan biasanya membutuhkan waktu pemulihan berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Mereka yang bekerja umumnya mengambil cuti selama tiga bulan.
Meski begitu, beberapa ibu tetap memutuskan bekerja saat hamil besar. Salah satu contohnya dijalani wanita bernama Lidiya Yankovskaya. Bukan hanya bekerja saat hamil, ibu ini juga kembali bekerja hanya tiga hari setelah melahirkan.
Advertisement
Baca Juga
Melansir New York Post, Selasa, 11Â Januari 2022, Yankovskaya bekerja sebagai direktur musik, sekaligus konduktor di perusahan musik Chicago Opera Theater di Chicago, Amerika Serikat (AS). Pada 16 Desember 2021, Yankovskaya melahirkan anak keduanya.
Namun, hal ini tidak menghentikannya untuk bekerja. Lima hari sebelum melahirkan, Yankovskaya masih tetap bekerja, dan ia sudah bekerja lagi pada 19 Desember 2021.
Wanita 35 tahun ini bahkan langsung tampil sebagai konduktor dalam pertunjukan Chicago Opera Theater bertajuk "Becoming Santa Claus" pada 19 Desember 2021. Ia merupakan satu-satunya pemimpin orkestra perempuan di perusahaannya. Wanita ini ingin membuktikan bahwa hamil dan melahirkan tidak membuatnya menjadi lemah.
"Ketika melahirkan anak pertama, orang-orang memberitahu saya bahwa tidak ada yang mau melihat konduktor hamil," ucap Yankovskaya. "Banyak yang menilai bahwa saya tidak bisa memimpin saat harus merawat bayi, dan bahwa menjadi ibu dan konduktor tidak bisa disatukan."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melepaskan Stigma
Untuk mematahkan stigma tersebut, Yankovskaya menunjukkan bahwa ia mampu kembali bekerja hanya tiga hari setelah melahirkan. "Saya harap kita mulai melepaskan stigma yang menggelikan dan seksis ini," ujarnya.
Bagi Yankovskaya, kehamilan dan melahirkan adalah masalah pribadi dan tidak mengganggu kemampuan wanita dalam membuat keputusan apakah dia bisa bekerja atau tidak. Di sisi lain, Yankovskaya tetap menegaskan pentingnya dukungan bagi ibu hamil dan melahirkan.
"Kita harus memberi seluruh ibu dan orangtua lebih banyak dukungan. Namun, jangan mengasumsikan jika kehamilan atau menjadi orangtua akan menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu seperti ketika belum menjadi orangtua," tutur wanita berdarah Rusia ini.
Advertisement
Dukungan Suami
Menurut Yankovskaya, keputusannya untuk bisa kembali bekerja hanya tiga hari setelah melahirkan ini terjadi berkat dukungan suaminya. Sementara Yankovskaya bekerja, suaminya tidak berkeberatan mengurus anak kedua mereka yang baru lahir.
Namun, Yankovskaya juga mengakui bahwa tidak semua wanita punya dukungan dan kemampuan yang sama untuk pulih dengan cepat setelah melahirkan. Selain itu, ada misi lain yang ingin ditujuYankovskaya.
Ia ingin mengaitkan cerita hidupnya dengan aturan di AS yang ternyata tidak memberi jaminan cuti berbayar kepada ibu yang baru melahirkan. Setiap ibu hamil hanya diberi cuti enam minggu tanpa menerima gaji atau mendapat potongan gaji dari perusahaan.
Presiden AS Joe Biden memang sudah mengajukan proposal peraturan untuk memberi waktu cuti selama 12 minggu dan tetap mendapatkan gaji. Namun, pengajuan itu diyakini belum akan dibahas dalam waktu dekat dan butuh waktu lama untuk bisa mewujudkannya.
8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Advertisement