Kampanye Tanam Satu Pohon Mangrove untuk Setiap Satu Pernikahan

Industri pernikahan berdampak besar terhadap kelestarian lingkungan. Dengan satu pohon, diharapkan calon pengantin bisa berkontribusi nyata bagi lingkungan

oleh Dinny Mutiah diperbarui 12 Mar 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi Menanam Pohon
Ilustrasi menanam pohon. (dok. Unsplash.com/Kasturi Laxmi Mohit/@kasturi09)

Liputan6.com, Jakarta - Anda ingin menggelar pernikahan sambil merawat alam? Kampanye yang satu ini bisa jadi pilihan. One Wedding One Tree digagas salah wedding organizer untuk memfasilitasi calon pengantin berkontribusi nyata terhadap lingkungan sekitar.

Alki Adi Joyo Diharjo, founder dan CEO Viding.co, mengatakan kampanye tersebut dimulai sejak 1 Januari 2022. Pihaknya berkolaborasi dengan LindungiHutan, sebuah platform penggalangan daya, untuk mengeksekusinya di lapangan.

Alki menjelaskan, kampanye itu dilatarbelakangi dampak industri pernikahan yang besar terhadap lingkungan. Sebut saja soal penggunaan kertas untuk mencetak undangan. Menurut dia, 500 kartu undangan pernikahan bisa menghabiskan satu rim kertas. Itu setara dengan satu pohon berusia lima tahun.

"Berdasarkan data dari BPS, Indonesia menyelenggarakan sekitar dua juta pernikahan di setiap tahunnya. Jika dirata-ratakan, setiap tahunnya bisa menghabiskan 4.000 pohon untuk undangan cetak pernikahan. Jumlah tersebut baru untuk undangan cetak saja belum termasuk buku tamu, amplop, dan kebutuhan lainnya," ujarnya kepada Liputan6.com, akhir Februari 2022 lalu.

Dalam kampanye One Wedding One Tree, pihaknya akan menyisihkan sebagian keuntungan dari produk pernikahan yang dipesan untuk membeli bibit pohon mangrove yang bakal ditanam di kawasan pesisir pantai. Sesuai namanya, setiap satu pernikahan, mereka akan menanam satu pohon.

"Saat ini terdapat tiga lokasi yang menjadi fokus kami, yaitu Muara Cisadane Tangerang, Pantai Mangunharjo Semarang, dan Pantai Bahagia Bekasi. Semua pengantin di Indonesia bisa melakukan kampanye ini dengan hanya menyaksikannya via live streaming," kata Alki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Akhir Kampanye

Ilustrasi menanam pohon
Ilustrasi menanam pohon (dok.unsplash)

Jenis pohon yang akan ditanami nantinya adalah Rhizopora. Alki beralasan jenis pohon mangrove itu mampu menyerap berbagai jenis logam berbahaya dan memperbaiki kualitas air dan udara di pesisir.

"Seluruh proses penanaman dan perawatan hanya dilakukan oleh tim dari Lindungi Hutan dan juga oleh warga sekitar yang akan ditanam ketika periode kampanye selesai, Desember 2022," kata Alki.

Seluruh proses promosi kampanye itu juga dilakukan secara digital sehingga mengurangi sentuhan selama pandemi Covid-19. Selain itu, proses penanamannya juga dilakukan tanpa ada kerumunan mengikuti protokol kesehatan yang ada.

Tantangan

171 Ribu Hektare Kawasan Mangrove Indonesia dalam Kondisi Memprihatinkan
Ilustrasi mangrove. (dok. Djarum Foundation)

Alki mengaku sejauh ini calon pengantin yang didekati menyambut antusias inisiatif tersebut. Meski begitu, pihaknya menilai masih perlu banyak edukasi agar maksud dan tujuan kampanye bisa lebih dipahami.

"Kami berharap seiring edukasi yang kami jalankan, akan semakin memperbanyak pasangan menikah yang turut berkontribusi dalam kampanye One Wedding One Tree ini," ujarnya.

Ke depan, ia berharap semakin banyak jumlah pohon yang akan ditanam. Viding sebagai penyedia layanan digitalisasi pernikahan pun terus mempromosikan alternatif yang dinilai lebih ramah lingkungan, selain akan terus membuat kampanye unik yang dikombinasikan dengan isu pernikahan.

Fungsi Mangrove

Tempat Wisata di Rembang
Ilustrasi Hutan Mangrove / Sumber: Pixabay

Ekosistem mangrove berdampak besar bagi keanekaragaman hayati ekosistem pesisir dan laut. Selain melindungi dari bencana abrasi, mangrove juga membantu penyerapan karbon untuk memitigasi pemanasan global, dan menumbuhkan sosial ekonomi masyarakat dari jasa ekosistem mangrove.

Kawasan ini kerap terancam penebangan baik ilegal maupun legal atas nama reklamasi pantai. Padahal, proses rehabilitasinya tidaklah mudah. Dari seratus pohon mangrove yang ditanam, biasanya hanya sepersepuluhnya yang bisa bertahan sampai besar. Proses pertumbuhannya pun memerlukan waktu bertahun-tahun agar bisa berfungsi maksimal. Jadi, masih mau merusak mangrove? (Natalia Adinda)

Hutan Habitat Satwa

infografis journal
infografis Hutan Sebagai Habitat Satwa. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya