Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat banyak yang beranggapan kalau kegiatan di luar rumah menghilang. Anggapan itu berusaha dihilangkan oleh para pelaku seni. Dari banyak pelaku seni di tanah air, salah satunya, seorang seniman Budi Santosa, pelukis mural yang fokus di NFT.
“Setelah setahun memutar otak untuk bertahan, saya banyak mendengar tentang NFT (Non Fungible Token) dari sebuah diskusi di Clubhouse. Dari situ saya mempelajari apa itu NFT,” kata Budi Santosa, pendiri IDNFT dalam acara PechaKucha Night Jakarta Vol.45 “NFT: Beyond a Nifty Idea?”, Jumat malam, 25 Maret 2022.
Advertisement
Baca Juga
Setelah masuk dan mempelajari, Budi mengatakan NFT samgat menarik. Di situ ada teknologi yang sangat mendukung adanya kreator-kreator festival, art, sehingga mempunyai banyak pilihan.
"Bicara NFT ternyata peluangnya banyak sekali. Kita bisa menjual karya- karya kita yang berasal dari ide-ide kita sendiri," ucap Budi.
Tantangan lain, lanjut Budi, saat masuk NFT kita juga harus masuk komunitas. Di sana orang harus rajin mempromosikan karyanya dan itu cukup menantang.
"Sebelumnya, kita nggak pernah promo-promo seperti itu. Tapi saat masuk NFT kita harus melakukan promo. Setelah banyak belajar, saya masuk NFT," ungkap Budi.
Setelah itu, ia banyak berkolaborasi dengan banyak artist. Saat itu, ia banyak berkarya dan mencari artist lain untuk diajak berkolaborasi, rapat, listing, promosi, jual, buat lagi.
"Menyenangkan sekali, bahkan waktu untuk istirahat menjadi kacau," tutur Budi. Budi berkata, NFT ekosistem kreatif baru yang dapat memberikan manfaat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Memberdayakan Kreator
Budi menambahkan, NFT memberdayakan kreator karena di situ orang bisa langsung menjual karyanya ke pasar internasional. Ada juga royalti yang akan didapatkan selamanya.
"Di mana sistem tersebut sebelumnya tidak ada. Untuk memberi tahu orang lebih banyak lagi, saya mendirikan IDNFT. Tujuannya untuk mengajak dan mengedukasi dan memberdayakan kreator-kreator di Indonesia," tegas Budi.
Advertisement
Konsisten
Untuk masuk ke dalam dunia NFT harus konsisten dan berkorban, salah satunya Dissa Kamajaya yang memiliki nama artistik 0xtx. Ia pernah bekerja di sebuah perusahaan audio visual sebagai visual designer sampai ia menemukan keberanian untuk berhenti dari pekerjaan tetapnya dan mengejar impian NFT-nya.
Perjalanannya menjadi kreator NFT dimulai dari percakapan dengan teman-temannya di grup WhatsApp “Kekaisaran Dago”, yang awalnya didirikan sebagai ‘jasa titip’ minimarket. Percakapan itu, beralih ke topik crypto trading dan NFT, yang akhirnya menarik banyak pengikut grup WA tersebut, termasuk seniman-seniman terkenal.
Media
Republika juga mulai membuat NFT. Baru-baru ini media itu merilis NFT “Hari Pahlawan” untuk menyebarkan konten edukasi kepada generasi muda tentang sejarah Indonesia.
“NFT yang kami rilis menggunakan ejaan bahasa Indonesia ‘jadul’ serta tampilan dan nuansa retro untuk menghidupkan sejarah bagi generasi sekarang,” kata jurnalis Republika, Nur Hasan Murtiaji, salah satu penggagas ide karya NFT ini untuk menarik minat masyarakat muda.
Advertisement