Indonesia Bakal Tampil di London Book Fair 2022, Buku Anak Jadi Jagoan

Delapan penerbit dan dua literary agent mewakili Indonesia di London Book Fair 2022 yang digelar pada 5--7 April 2022.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Mar 2022, 13:13 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 11:31 WIB
Indonesia Bakal Tampil di London Book Fair 2022, Buku Anak Jadi Jagoan
Jumpa pers London Book Fair 2022 di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali berpartisipasi dalam London Book Fair 2022 setelah absen sejak 2019 karena situasi pandemi Covid-19. Delapan penerbit buku dan dua literary agency yang telah melewati proses seleksi akan barpartisipasi dalam pameran dengan menempati Paviliun Indonesia seluas 148,5 meter persegi.

Ke delapan penerbit yang ikut berpameran adalah Mizan Pustaka, Gagas Media, Gramedia International, Kanisius, Afterhours Book, re:ON Comics, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, dan Zikrul Bestari. Sedangkan, dua literary agent yang berhasil lolos proses seleksi yaitu Borobudur Agency dan Literasia Creativa.

"Sejak 2015, kita menjadi lebih terpandang dalam hal perbukuan setelah kita menjadi Guest of Honour di Frankfurt Book Fair 2015. Secara beruntun, kita tampil di event-event yang sama. Kita menjadi Country of Focus untuk event di Singapura, dan terakhir pada 2019, kita menjadi Market Focus Country di London Book Fair," kata Ketua IKAPI Arys Hilman dalam jumpa pers di sela Weekly Press Briefing, Senin, 28 Maret 2022.

Pada tahun ini, London Book Fair akan berlangsung pada 5--7 April 2022 di Olympia London. Sekitar seribu peserta dari 60 negara akan ikut berpartisipasi dalam event yang selama dua tahun pandemi digelar secara daring itu. Rencananya, Indonesia akan membawa 260 judul buku yang terbagi menjadi empat kategori besar, yakni buku anak, fiksi, nonfiksi, dan komik.

Ia menjelaskan pameran di London Book Fair (LBF) lebih bersifat B2B. Artinya, para buyer adalah para penerbit atau literary agent dari berbagai negara, bukan para pembaca langsung. Itulah yang membedakannya dengan Frankfurt Book Fair.

"Ini sangat luar biasa sebetulnya bahwa buku anak kita sangat diminati oleh para penerbit di dunia internasional. Misalnya dari negara Timur Tengah, itu sangat menyukai gambar-gambar pada buku-buku Indonesia. Nah, kami sudah menyeleksi, ada 60 judul," tutur Arys.

Selain itu, para co-exhibitor yang hadir di sana juga akan membawa buku-buku yang umum, terutama buku yang sudah beredar luas di dunia internasional, seperti Laskar Pelangi yang sudah diterbitkan dalam banyak bahasa dan juga karya Eka Kurniawan. Tapi, ia menyatakan buku anak seperti karya Wikan Satriati akan jadi jagoan Indonesia di pameran itu.

"Setelah London Book Fair dalam masa-masa sulit dan harus daring, dan sekarang kembali onsite, maka mereka akan kembali teringat kepada Indonesia," ujar Arys menambahkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tema Besar

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/cottonbro

Tema besar yang diusung Indonesia dalam kepesertaan pameran buku terbesar di London itu adalah 17.000 of imagination. Tema itu secara konsisten diusung sejak 2015 karena merepresentasikan branding Wonderful Indonesia dan keragaman budaya.

Keikutsertaan rombongan Indonesia di ajang LBF 2022 itu juga didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan KBRI London. Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya menyebut selain memfasilitasi kepesertaan di LBF, pemerintah juga menyediakan bantuan perjalanan bagi para peserta.

"Ini semacam pengungkit ekonomi kembali di sektor ini," kata Nia.

Ia menyebut sektor perbukuan itu menjadi kontributor keempat di sektor industri kreatif, setelah kuliner, fesyen, dan kriya. Banyak lapangan kerja bisa terbuka, terlebih, mengutip Arys, buku bisa berkembang menjadi banyak platform, seperti film, animasi, hingga merchandise.

"Mudah-mudahan ini adalah momentum kebangkitan dunia buku Indonesia, seperti halnya dalam hal yang lebih luas adalah kebangkitan ekonomi Indonesia," ucap Arys kepada Sandiaga Uno.

Event Internasional

Indonesia Bakal Tampil di London Book Fair 2022, Buku Anak Jadi Jagoan
Menparekraf Sandiaga Uno dan Ketua Ikapi Arys Hilman memaparkan soal partisipasi Indonesia dalam London Book Fair 2022. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Setelah LBF 2022, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) selaku asosiasi para penerbit nasional juga akan menggelar Festival Hari Buku Nasional pada 17--22 Mei 2022, Islamic Book Fair (IBF) pada 3--7 Agustus 2022, dan Indonesia International Book Fair (IIBF) pada 9--13 November 2022. Secara bersamaan dengan IIBF, Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kongres asosiasi penerbit sedunia, IPA World Congress ke-33.

Kongres akan digelar pada 10--12 November 2022. Sebanyak 86 organisasi dari 71 negara yang merupakan anggota International Publisher Association (IPA) akan diundang ke kongres itu.

"Konsistensi kehadiran Indonesia pada pameran internasional seperti ini diperlukan untuk menunjukkan daya saing dan kualitas buku tanah air. Berbicara soal buku dan sastra, kita turut berbangga bahwa Jakarta dinobatkan menjadi City of Literature oleh UNESCO dan sekaligus menjadi tuan rumah bagi IPA World Congress ke-33," ujar Arys Hilman.

Tumbuh di Masa Pandemi

Rahasia Pelangi
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Clay

Dalam rilis terpisah, Arys menyatakan Ikapi terus tumbuh sepanjang dua tahun pandemi. Dari 1.600 penerbit pada 2019 menjadi 2.000 penerbit pada saat ini Hasil survei Ikapi pada 2020 dan 2021 menunjukkan adanya upaya para penerbit untuk memanfaatkan masa pandemi untuk berbenah diri dan bergegas mempercepat langkah transformasi digital.

"Sekarang 76,4 persen penerbit anggota Ikapi telah memiliki kanal penjualan daring. Sebanyak 44,1 persen sudah memproduksi buku digital. Sebagian di antaranya menjadi pengembang buku elektronik yang telah bergerak hingga generasi ke-4 buku elektronik," kata Arys.

Buku yang dihadirkan tidak saja menyediakan teks, gambar, animasi, audio, dan video, tetapi juga menghadirkan interaktivitas dengan pembaca. "Pasca-pandemi akan menghadirkan keadaan normal yang benar-benar baru. Dengan optimisme, bagi para penerbit Indonesia, era ini akan menjadi momentum kebangkitan perbukuan nasional. Semoga," imbuh dia.

Beda Buku Nikah dan Kartu Nikah

Infografis Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah
Infografis Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya