Ini Rekomendasi Buku dari Tiga CEO Perempuan

Meski tidak ada jawaban yang jelas untuk memecahkan disparitas gender, seseorang dapat menemukan inspirasi dan ide baru dalam buku.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mar 2022, 20:51 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi membaca buku
Ilustrasi membaca buku. (Photo by Eliott Reyna on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan telah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi dunia mulai dari penemuan radioaktivitas hingga penemuan wiper. Namun, perempuan masih jauh dari setara dengan laki-laki.

Forum ekonomi dunia memperkirakan butuh 135 tahun lagi sebelum menutup kesenjangan gender global. Dalam laporan yang ditulis Direktur Pelaksana dan Kepala WEF Center Saadia Zahidi menyebutkan, pandemi COVID-19 telah menimbulkan hambatan baru untuk membangun ekonomi dan masyarakat yang inklusif dan sejahtera.

Dalam jajaran CEO Fortune 500, hanya 8 persen perempuan. Meski tidak ada jawaban yang jelas untuk memecahkan disparitas gender, seseorang dapat menemukan inspirasi dan ide baru dalam buku.

CNBC pun berbincang dengan tige CEO Perempuan tentang rekomendasi buku yang ditulis oleh perempuan dan hal yang dapat dipelajari.

-Pendiri dan CEO IlumiNative, Crystal Echo Hawk merekomendasikan buku The Sentence oleh Louise Erdrich.

Kisah hantu modern ini berlatar di toko buku milik warga di Minneapolis selama awal pandemi COVID-19 dan protes setelah pembunuhan. Di tengah kekacauan ini, karyawan toko harus memecahkan misteri.

"Louise Erdrich adalah harta nasional untuk penduduk asli Amerika dan salah satu penulis paling signifikan di zaman kita,” ujar Hawk.

Memakai humor, referensi sejarah dan detail kreatif, Erdrich menunjukkan kepada pembaca bagaimana kekerasan dan rasisme sistemik terhadap penduduk asli dan kulit hitam memiilki akar yang dalam yang semuanya dimulai jauh sebelum 2020. "Ini harus dibaca," kata Hawk dikutip dari CNBC, Minggu (26/3/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dyslexic Advantage: Unlocking the Hidden Potential of the Dyslexic Brain

-Co-founder dan CEO Leanin-org, Rachel Thomas merekomendasikan Dyslexic Advantage: Unlocking the Hidden Potential of the Dyslexic Brain oleh Fernette and Brock Eide

Menurut penelitian dari National Institute of Health, disleksia adalah salah satu ketidakmampuan belajar yang paling umum di antara anak-anak dan mempengaruhi sekitar 20 persen orang di Amerika Serikat.

Dalam kelebihan disleksia, Brock dan Fernette Eide yang merupakan pakar terkemuka mempelajari disleksia, menyanggah mitos tentang kondisi tersebut dan menjelaskan kekuatan pikiran disleksia, dengan fokus pada bagaimana kekuatan ini dapat memberi seseorang unggul di tempat kerja dan dalam kehidupan mereka.

Thomas berbagi, inti pesan buku tersebut mellihat disleksia bukan sebagai disabilitas, tetapi sebagai pendekatan berbeda untuk berpikir dan belajar.

"Lebih penting lagi, ini menggarisbawahi betapa pentingnya bagi pemimpin untuk belajar tentang pengalaman yang bukan milik kita dan untuk bersandar pada perbedaan dalam cara orang berpikir dan bekerja,” ujar dia.

Ia mengatakan, ini berfungsi sebagai pengingat penting terlalu sering tidak fokus pada penyandang disabilitas. “Ketika kita berbicara tentang keragaman, kesetaraan dan inklusi, dan itu perlu diubah,” kata dia.

Pride and Prejudice

-CEO Feeding America Claire Babineaux-Fontenot merekomendasikan buku Pride and Prejudice oleh Jane Austen

Jane Austen sering dipuji sebagai salah satu penulis perempuan terbaik sepanjang masa. Babineaux-Fontenot melihat buku Jane Austen sebagai kisah peringatan. Ini terutama untuk karya klasik Austen pada 1813 berjudul Pride and Prejudice yang mengisahkan cerita asmara Elizabeth Bennet dan Fitzwilliam Darcy.

Babineaux-Fontenot menuturkan, novel ini meski novel roman tetapi menyampaikan lebih banyak tulisan daripada renungan tentang cinta.

"Tulisannya telah memaksa saya untuk melihat praduga saya sendiri, saya yakin, sangat yakin Mr Darcy adalah orang jahat, dan mengapa? . Ini dan tulisannya yang lain membantu saya menguji asumsi saya tentang orang dengan cara yang hanya dimiliki beberapa karya sastra untuk saya, dan saya pikir telah tumbuh sebagai pribadi melalui refleksi itu,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya