Sejarah Tunjungan Plaza, Cikal Bakal Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya

Tunjungan Plaza berdiri di lokasi yang pernah menjadi tempat berbelanja kaum elite Eropa di masa Belanda.

oleh Komarudin diperbarui 14 Apr 2022, 12:04 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2022, 10:01 WIB
Tunjungan Plaza Surabaya kebakaran. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Tunjungan Plaza Surabaya kebakaran. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tunjungan Plaza (TP), pusat perbelanjaan di pusat kota Surabaya, kebakaran, Rabu, 13 April 2022. Dalam video yang beredar di pesan singkat WhatsApp, banyak pengunjung yang lari berhamburan.

Seorang pengunjung Tunjungan Plaza yang merupakan warga Kembang Kuning Surabaya, Beni mengaku melihat asap dan api. Kebakaran itu membuat banyak pengunjung panik berlarian.

"Saya kebetulan ada di TP saat berbuka puasa. Waktu itu saya hendak makan, terus panik juga saat lihat api yang semakin membesar," ujarnya, dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com.

Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polrlestabes Surabaya terlihat terjun ke lokasi Tunjungan Plaza (TP) 5, Rabu malam. "Penyelidikan sedang berlangsung," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Akhmad Yusep Gunawan kepada wartawan saat mendampingi Wali Kota Eri Cahyadi meninjau lokasi kebakaran TP-5 Surabaya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan sumber api kebakaran Tunjungan Plaza diduga berasal dari dapur tempat makan yang berlokasi di lantai 5 Tunjungan Plaza 5, Jalan Embong Malang Surabaya. "Penyebab pastinya masih diselidiki oleh Polrestabes Surabaya," katanya yang dikutip dari Antara. 

Kebakaran itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Api dapat dipadamkan dalam 15 menit setelah kejadian. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Berdiri Sejak 1986

Kebakaran di Tunjungan Plaza berhasil cepat dipadamkan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).
Kebakaran di Tunjungan Plaza berhasil cepat dipadamkan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Tunjungan Plaza merupakan mal ritel terkemuka yang berdiri sejak 1986. Lokasinya terletak di jantung kota Surabaya dan telah menjadi pusat perbelanjaan ikonis sejak saat itu.

Tunjungan Plaza terdiri dari enam mal yang diperluas dengan luas lebih dari 175.000 meter persegi dan memiliki lebih dari 600 gerai, dikutip dari laman Tunjungan Plaza.com, Kamis (14/4/2022).

Tunjungan Plaza merupakan pusat perbelanjaan dan superblok modern pertama di Surabaya yang dikembangkan oleh PT Pakuwon Jati, Tbk, yakni perusahaan properti yang didirikan pada 1982 oleh Alexander Tedja, salah satunya. Mal itu disebut memperkuat lokasi tersebut sebagai tujuan mutlak pusat hiburan dan perbelanjaan.

Tunjungan Plaza adalah rumah bagi banyak merek internasional. Disebutkan juga, dalam waktu dekat, brand ternama seperti Hermes dan Chanel juga akan menjadi bagian dari Tunjungan Plaza. Di samping itu, mal juga terintegrasi dengan pusat bisnis dan perkantoran (Pakuwon Center dan Pakuwon Tower), hotel (Sheraton Hotel and Tower and Four Points), dan ruang hunian paling modern dan mewah (The Peak Residence dan One Icon).

 

 

Proses Pembangunan

Tunjungan Plaza
Tunjungan Plaza (sumber: tunjunganplaza.com)

Tunjungan Plaza mulai dibangun pada awal 1985 di atas tanah seluas kurang lebih 5 hektare dengan luas bangunan sekitar 44.700,88 m2. Bangunan Tunjungan Plaza dirancang oleh arsitek dari PT Parama Consultant Jakarta yang bekerja sama dengan Peddle Throp & Walker, Australia, Singapura, Hongkong, Inggris dan AS, dikutip dari laporan Tunjungan Plaza Sebagai Awal Pusat Perbelanjaan Modern Kotamadya Surabaya Tahun 1985-1991, yang diterbitkan di e-Journal Pendidikan Sejarah, Volume 7, No. 1 Tahun 2019.

Proyek pembangunan Tunjungan Plaza dikerjakan oleh PT Kardi General Contractors Internasional. Sekitar 1.900 pekerja terlibat dalam proses pembangunan yang memakan waktu selama 1,5 tahun. Pembangunan Tunjungan Plaza ini menelan biaya Rp30 miliar dari investasi yang disediakan.

Konsep dan keunggulan yang dimiliki Tunjungan Plaza menarik minat para tenant untuk menyewa stan di plaza ini. PT Pakuwon Jati sebagai pendiri Tunjungan Plaza memasarkannya di tiga kota, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Singapura.

Negeri singa jadi target karena merupakan jalur perdagangan internasional. Dengan begitu, mereka bisa menarik minat  tenant-tenant dari luar negeri untuk menyewa gerai di Tunjungan Plaza. Di saat yang sama, kehadiran tenant luar negeri menjamin barang-barang yang dijual di mal itu adalah barang baru yang sedang tren. 

Tunjungan Plaza resmi dibuka untuk umum pada 7 Mei 1986, sedangkan grand opening dilakukan pada 15 Desember 1986. Grand opening Tunjungan Plaza diresmikan oleh Bapak Wahono selaku Gubernur Jawa Timur saat itu yang ditandai dengan penandatanganan prasasti.

Lokasi Bersejarah

Warga Surabaya Sambut Baik Penyelenggaraan Miss Celebrity 2014
Peserta audisi memenuhi lokasi audisi di Tunjungan 2 Plaza, Surabaya, Jawa Timur.

Secara historis, Tunjungan Plaza terletak berdekatan dengan pusat perdagangan kota yang sudah eksis sejak zaman kolonial Belanda, di antaranya Toko Nam dan Jalan Tunjungan. Toko Nam merupakan toko serba ada yang berkonsep department store. Sementara, Jalan Tunjungan merupakan pusat perdagangan yang terkenal dan membawa pengaruh besar bagi Kota Surabaya.

Jalan Tunjungan memiliki gaung nama yang besar bahkan hingga ke luar Surabaya. Masyarakat mengenal Tunjungan sebagai pusat perdagangan yang identik dengan kegiatan mlaku-mlaku (jalan-jalan) untuk menikmati keramaian. Aktivitas itu bahkan sampai dijadikan salah satu lirik lagu oleh musisi Is Haryanto dan dinyanyikan oleh Mus Mulyadi, pada 1970an.

Jalan Tunjungan merupakan pusat perekonomian yang dikenal masyarakat luas sejak masa kolonial Belanda. Saat itu, golongan elite Eropa kerap berbelanja kebutuhannya di jalan itu. 

Masyarakat tidak hanya melakukan kegiatan berbelanja saja di Jalan Tunjungan, tetapi juga bisa menghibur diri di bar atau diskotik, nongkrong di kafe, atau hanya berjalan-jalan menikmati suasana. Barang-barang yang dijual mayoritas diperuntukkan bagi kalangan elite Eropa seperti barang-barang eksklusif dan impor.

Infografis Tak Perlu ke Mal, Anak Lebih Baik di Rumah Saja

Infografis Tak Perlu ke Mal, Anak Lebih Baik di Rumah Saja. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Tak Perlu ke Mal, Anak Lebih Baik di Rumah Saja. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya