Pencahayaan Hemat Energi dan Terhubung untuk Tekan Tagihan Listrik

Pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk tekan tagihan listrik dibahas dalam Laporan Aksi Iklim pertama Signify.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Apr 2022, 04:02 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2022, 04:02 WIB
Ilustrasi Listrik
Ilustrasi pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk tekan tagihan listrik. (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Signify, perusahaan pencahayaan berbasis di Belanda, telah menerbitkan Laporan Aksi Iklim pertama mereka, baru-baru ini. Di salah satu halaman laporan, mereka menjelaskan tentang inovasi pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk menekan tagihan listrik, sekaligus berdampak baik pada ibu Bumi

"Beralih ke lampu LED dapat mengurangi konsumsi listrik hingga 50 persen," pihaknya menuliskan dalam lampiran laporan pada Liputan6.com, Kamis, 28 April 2022. "Ketika LED terhubung, reduksi dapat mencapai 80 persen."

Dalam sistem pencahayaan terhubung, mereka melanjutkan, LED dengan sensor terintegrasi ke perangkat lunak aplikasi. Ini memungkinkan untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan pengaturan cahaya untuk aplikasi berbeda, juga memberi tingkat cahaya di waktu yang tepat dan di tempat yang tepat, paparnya.

"Pada Desember 2006, penerangan menyumbang 19 persen dari konsumsi listrik global. Level ini turun jadi 12 persen pada 2021 dan berada di jalur yang tepat untuk turun lagi jadi 8 persen pada 2030, sementara jumlah titik terang terus tumbuh," tulis mereka.

Karena itu, pihaknya mendorong penghapusan pencahayaan konvensional yang tidak hemat energi, dan beralih ke LED hemat energi. Selain juga memperkenalkan pencahayaan dari sumber terbarukan, seperti sinar matahari, dan lebih meningkatkan penghematan energi dengan pencahayaan terhubung.

Pihaknya menyebut telah memperkenalkan bohlam Philips Ultra Efficient LED sebagai model pertama yang memenuhi aturan Ecodesign yang lebih ketat di Eropa. "Kami mengembangkan dan merancang empat bohlam bentuk-A biasa yang mengonsumsi daya 60 persen lebih sedikit untuk mencapai keluaran cahaya dan kualitas yang sama dengan bohlam LED Philips standar," klaimnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sumber Energi Terbarukan

Mengganti Pencahayaan Dengan Lampu Tumblr
Ilustrasi pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk tekan tagihan listrik. Credit: pexels.com/Valeria

Lebih lanjut pihaknya mengatakan bahwa pencahayaan bersumber dari cahaya matahari adalah elemen kunci dari implementasi aksi iklim mereka. Pasalnya, pemanfaatannya dinilai sanggup mengurangi emisi dan mempercepat penggunaan sumber energi terbarukan.

Di luar manfaat lingkungan, solar memungkinkan perusahaan menyediakan akses penerangan ke orang-orang yang tinggal di luar jaringan. Untuk komunitas-komunitas ini, pencahayaan dari sinar matahari adalah solusi sempurna untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, dan pertumbuhan ekonomi.

Di saat yang sama, pencahayaan dari sumber energi tebarukan juga mengurangi pembakaran bahan beracun untuk menghasilkan cahaya dan memungkinkan kelanjutan bisnis, serta kegiatan pendidikan setelah matahari terbenam.

"Pada 2021, peningkatan suhu Bumi lebih cepat dari sebelumnya. Ada keresahan yang meluas, yang menyerukan perlunya mengambil tindakan-tindakan strategis, bukan kata-kata, untuk meminimalkan dan mencegah kerusakan yang telah kita, manusia, sebabkan pada Bumi ini," Eric Rondolat, CEO Signify, menyebut dalam Laporan Aksi Iklim.

Ia menyambung, "Bagi Signify, hal ini berarti kami perlu memperkuat upaya, tidak hanya dalam operasional, tapi di seluruh rantai (bsinis) nilai kami, dan membantu para pemangku kepentingan menunaikan peran mereka dalam meminimalkan dampak perubahan iklim."

Brighter Lives, Better World 2025

Mimpi Mati Lampu
Ilustrasi pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk tekan tagihan listrik/credit: pexels.com/Burak

Dengan program keberlanjutan "Brighter Lives, Better World 2025," Signify bermaksud melampaui netralitas karbon dan berkomitmen mendekarbonisasi seluruh rantai nilai pihaknya. Pada akhir tahun 2025, pihaknya menargetkan mengurangi emisi lingkup 1, 2, dan 3 sebesar 35 persen dari adasar 2019.

Pada akhir 2021, pihaknya mengklaim berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan menggandakan kecepatan skenario 1,5 derajat celcius Perjanjian Paris. "Kami melakukannya dengan mengurangi emisi GRK kami pada tiga tingkat yang berbeda: dalam operasi kami, pemasok kami, dan untuk pelanggan kami," ia mengatakan.

"Hari ini, dunia akhirnya sadar akan krisis iklim. Dekade selanjutnya harus jadi salah satu aksi iklim. Kemitraan kami yang diperbarui dengan Maersk akan membantu kami menskalakan solusi nol karbon dalam pasokan kami rantai dan operasi logistik, memberi hasil yang kaya untuk pengurangan emisi (karbon)," Maurice Loosschilder, Kepala Keberlanjutan Global di Signify, menuturkan.

Dalam perjalanan aksi iklim, mereka menyebut "tidak bisa melakukannya tanpa dedikasi keberlanjutan dari karyawan kami." "Untuk terus memperluas dampak positif, kami mengandalkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara berkelanjutan," ia menuliskan.

Mengajak Berpartisipasi

Lampu Rumah
Ilustrasi pencahayaan hemat energi dan terhubung untuk tekan tagihan listrik. Credit: pexels.com/Brett

Setiap kuartal, karyawan mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan bertema keberlanjutan yang menyoroti ambisi keberlanjutan Signify dan menginspirasi karyawan untuk mempertimbangkan tindakan individu mereka. "Kami memilih tantangan yang menawarkan kesempatan bagi rekan-rekan staf kamu untuk menciptakan dan berbagi dampak positif mereka," mereka menuliskan.

Contoh kegiatannya, termasuk menulis esai pendek tentang pentingnya netralitas karbon, undangan untuk bergabung dengan tantangan Human Race yang diselenggarakan PBB, dan tantangan memasak dengan konsep netral karbon.

Mereka menulis, "Melalui platform pembelajaran, kami mengembangkan konten pembelajaran terkait keberlanjutan dan aksi iklim untuk memberdayakan karyawan dan pelanggan kami untuk meningkatkan keterampilan kapan saja, di mana saja."

"Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) tahun 2021 menyerukan akuntabilitas pada target emisi dan tindakan cepat untuk mencegah, meminimalkan, serta mengatasi kerugian dan kerusakan yang sudah terjadi akibat perubahan iklim," pihaknya menuliskan. "Bagi kami, ini lebih dari sekadar bicara pintar: kami berkomitmen untuk berperan."

Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya