Viral Video AC Pesawat Diduga Rusak, Anak-Anak Menangis Kegerahan sampai Buka Baju

Seorang penumpang sampai menyebut bahwa pihak maskapai, yang disebutnya sebagai Malaysia Airlines, seharusnya segera mengganti pesawat daripada membiarkan "penumpang mati lemas."

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Mei 2022, 21:02 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2022, 21:02 WIB
Viral video AC pesawat Malaysia Airlines diduga rusak, penumpang kegerahan. (dok. tangkapan layar TikTok @nash_ruto/https://www.tiktok.com/@nash_ruto/video/7095212638694542619)
Viral video AC pesawat Malaysia Airlines diduga rusak, penumpang kegerahan. (dok. tangkapan layar TikTok @nash_ruto/https://www.tiktok.com/@nash_ruto/video/7095212638694542619)

Liputan6.com, Jakarta - Penumpang pesawat diduga Malaysia Airlines (MAS) kembali mengalami kejadian kurang menyenangkan. Kali ini, AC di kabin pesawat tersebut diduga rusak, membuat banyak penumpang anak-anak menangis kegerahan.

Dalam sebuah video viral yang dibagikan akun TikTok @nash_ruto, baru-baru ini, bahkan tampak seorang penumpang anak yang melepas bajunya saking kepanasan. Si pemilik akun menulis dalam keterangan rekaman berdurasi 14 detik tersebut, "Satu jam kami menunggu kepanasan karena AC tidak dingin. Banyak anak menangis, bahkan membuka pakaian. Beberapa hampir pingsan."

Sementara itu, pengguna Tiktok @babahnadeen, yang video unggahannya juga viral, mengatakan bahwa MAS seharusnya segera mengganti pesawat daripada membiarkan "penumpang mati lemas." Dalam klip tersebut, pramugari tampaknya berjanji bahwa AC kabin pesawat akan mulai bekerja, tapi faktanya tidak demikian.

Penumpang pesawat terlihat mengipasi diri mereka dengan marah menggunakan majalah dalam penerbangan dan kartu keselamatan pesawat. Salah satu penumpang bahkan terdengar mengatakan bahwa itu adalah layanan yang buruk dari MAS. Dalam video kedua @babahnadeen, penumpang akhirnya dievakuasi dan mereka sangat lega dengan udara sejuk di dalam bandara.

Di unggahan berbeda, pesawat itu disebut seharusnya terbang dari Kuala Lumpur menuju Sandakan, Sabah. Mengutip Rakyat Post, Selasa (10/5/2022), AC disediakan di dalam pesawat untuk kenyamanan penumpang. Alasan di balik mematikan AC salah satunya memberi tenaga sebanyak mungkin untuk menghidupkan mesin pesawat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

AC Bekerja dalam Kabin Pesawat

FOTO: Malaysia Buka Perbatasan, Orang Asing Boleh Masuk Tanpa Karantina
Pesawat Malaysia Airlines menaikkan penumpang di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Malaysia, Jumat (1/4/2022). Mulai hari ini, Malaysia membuka perbatasannya untuk orang asing dan pelancong yang sudah divaksin COVID-19 lengkap tanpa harus menjalani karantina. (AP Photo/Vincent Thian)

Menurut pakar penerbangan, ketika ada penundaan yang berkepanjangan, normal untuk mematikan mesin pesawat guna menghemat bahan bakar, mengurangi emisi, dan menghemat uang secara general. Sebagai ganti, mereka biasanya menggunakan Auxiliary Power Unit (APU) untuk listrik dan pendinginan di dalam kabin.

Saat mesin dalam keadaan idle, mereka tidak menghasilkan banyak udara terkompresi untuk pendinginan yang akhirnya membuat suhu kabin menghangat. Saat pesawat berubah dari menggunakan sistem pendingin on board ke APU atau udara prakondisi atau sebaliknya, mungkin ada kelambatan, dan dalam cuaca panas, pesawat bisa cepat beruap.

Kegagalan APU di udara atau darat mengakibatkan pembatalan atau penundaan keberangkatan penerbangan, yang menghambat operasi penerbangan.

Sebelumnya pada awal bulan lalu, tepatnya 3 April 2022, sebuah penerbangan MAS menuju Tawau, sebuah kota pesisir di Sabah, terpaksa kembali ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Ini terjadi setelah "masalah teknis" dan cuaca buruk, kata maskapai itu, lapor Mothership.

 

Penumpang

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)

Menurut New Straits Times, beberapa penumpang mengaku "melayang" dari kursi mereka saat pesawat Boeing 737-800 itu menukik tajam sekitar tujuh ribu kaki. Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) telah mengonfirmasi penerbangan kembali ke KLIA dan mengatakan akan meninjau Sistem Pemantauan Data Penerbangan maskapai.

Momen mengerikan itu diceritakan terjadi 30 menit setelah lepas landas. Seorang penumpang pesawat bernama Halimah Nasoha menulis di Facebook bahwa penerbangannya, MH2664, lepas landas dari KLIA pukul 14.30, waktu setempat.

Berdasarkan pemeriksaan penumpang pada aplikasi Flight Radar, penerbangan itu meluncur di ketinggian 31 ribu kaki, sebelum turun ke ketinggian 24 ribu kaki "dalam hitungan detik." Penumpang itu menceritakan bahwa ia "melayang" dari tempat duduk karena sabuk pengamannya dilepas karena saat itu tanda sabuk pengaman dimatikan.

Ia juga mengatakan bahwa beberapa penumpang berteriak dan menangis. Si penumpang pesawat menambahkan, penerbangan kemudian putar balik, berputar di atas Malaka beberapa kali, dan kembali ke KLIA.

Pernyataan MAS

Dibuka Kembali, Wisatawan Domestik Serbu Pulau Langkawi Malaysia
Seorang anak laki-laki melihat ke luar jendela pesawat Malaysia Airlines Boeing 738 setelah mendarat di Langkawi dari Bandara Internasional Kuala Lumpu (16/9/2021). Pulau liburan dibuka kembali untuk turis domestik setelah penutupan karena pembatasan Covid-19. (AFP/Mohd Rasfan)

MAS kemudian mengonfirmasi bahwa penerbangan tersebut mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur (KL). Dalam sebuah pernyataan, MAS menyebut penerbangan kembali ke Kuala Lumpur "karena masalah teknis dengan pesawat, ditambah cuaca buruk dalam perjalanan."

Pihak maskapai mengatakan bahwa pilot memutuskan untuk kembali ke KL "demi kepentingan keselamatan penumpang." MAS juga mengkonfirmasi pesawat mendarat dengan selamat pukul 17.03, waktu Kuala Lumpur.

"Keselamatan awak dan penumpang kami tetap sangat penting bagi Malaysia Airlines," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan pada 5 April 2022, CAAM mengonfirmasi bahwa "perjalanan kembali (ke KLIA)" telah dilakukan dengan penerbangan MH2664. "Data awal telah menunjukkan tanggapan yang benar oleh kru operasi setelah masalah di atas pesawat," ungkap pihaknya.

Sementara di unggahannya, Nasoha menuliskan, "Itu sangat menakutkan bagi kami para penumpang. Saya benar-benar merasa seperti saya akan meninggal. Saya kesal karena saya tidak memakai sabuk pengaman saat itu."

Ia melanjutkan, seperti dilaporkan Strait Times, "Penerbangannya tidak stabil. Naik, lalu turun. Tapi, pertama kali turun adalah yang terburuk." Namun demikian, penumpang pesawat itu tetap memuji efisiensi pilot dalam menangani situasi darurat.

Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya