Liputan6.com, Jakarta - Jangan anggap remeh bully atau perundungan. Seorang bocah Inggris berusia 10 tahun mengalami kebotakan setelah dirundung teman-temannya di SD.
Bonnie Pullan, nama bocah itu, mulai kehilangan rambutnya tiga tahun lalu setelah teman-teman sekolahnya membuatnya menangis setiap hari. Dokter lalu mendiagnosis gadis malang itu dengan alopecia, penyakit kerontokan rambut yang terkadang berlangsung permanen.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu akibat stres yang dialami dari pengalamannya selama bersekolah. Saat ibunda Bonnie, Wendy, berusaha melawan kekerasan yang menimpa anaknya, rambut Bonnie tak lagi tumbuh menyusul masalah kecemasan yang dialaminya.
"Kerontokan rambutnya telah membuat banyak masalah kesehatan bagi Bonnie, dan sekarang ia tak menyukai dirinya dalam tubuhnya sendiri," ujar Wendy, dikutip dari laman Cornwall Alive, Selasa (17/5/2022).
Wendy yang bekerja sebagai asisten pengajar bagi anak berkebutuhan khusus itu mengaku pertama kali menyadari kebotakan pada kepala Bonnie saat gadis kecil itu berusia 7 tahun. Ia mengatakan, "Dia akan pulang sekolah sambil menangis setiap hari, dan itulah saat kami menyadari rambutnya hilang dari kepalanya."
Ia lalu membawa anaknya berkonsultasi kepada dokter. Dari situlah, ia diberi tahu bahwa penyebab kebotakan itu adalah alopecia yang disebabkan oleh stres yang ia alami sepanjang waktu.
"Itu sampai pada titik di mana dia tidak benar-benar makan, dan saya bisa melihat itu sangat memengaruhinya. Jadi, saya pergi ke sekolah, dan mereka menanganinya dengan sangat baik, dan itu (perundungan) berhenti," tutur Wendy.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terulang Lagi
Setelah perundungan berhenti, Bonnie melanjutkan sekolahnya secara daring karena Inggris memberlakukan lockdown. Ketika itu, Wendy melihat rambut putrinya kembali tumbuh.
Kegembiraannya tak berlangsung lama. Segera setelah aturan sekolah tatap muka kembali diberlakukan, stres dan kecemasan Bonnie kembali. Kerontokan parah kembali terjadi.
"Ketika Bonnie dalam lockdown dan sekolah ditutup selama enam bulan, ia berada di rumah secara penuh selama enam bulan itu, itu kembali tumbuh, rambutnya. Itu hasil tidak berada di sekolah dan tak mengalami stres karena dirundung," ujarnya.
"Tetapi dua minggu sebelum ia kembali, pikiran tentang apa yang akan dialami kembali membuat rambutnya rontok lagi. Sejak itu, ia tak memiliki rambut apapun," imbuh dia.
Wendy mengatakan kesehatan mental Bonnie mulai 'berputar' setelah rambutnya rontok seiring pertambahan usia. Ia mulai makin memperhatikan citra tubuhnya.
"Dia tidak suka dirinya berada di tubuhnya sendiri, dan dia akan mengatakan hal-hal seperti, 'Teman-temanku cantik, aku tidak cantik. Dan dia tidak akan pergi berenang dengan sekolah karena dia tidak akan membiarkan siapa pun melihatnya dengan kostum'," tuturnya.
Advertisement
Rambut Prostetik
Wendy mengaku berat menghadapi persoalan yang menimpa putrinya. Itu karena ia melihat bagaimana hal itu memengaruhi hidupnya dan hidup keluarganya.
"Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah menjadi kuat untuknya dan mengatakan kepadanya seberapa cantiknya ia dan untuk kami, baik dengan rambut ataupun tidak," ujarnya.
Di sisi lain, ia melihat kesempatan untuk memperbaiki kondisi kebotakan rambut yang dialami Bonnie. Ia melihat ada perawatan tanpa bedah di Yorkshire Hair Clinic, di Huddersfield. Klinik itu telah membantu gadis cilik lain yang mengidap alopecia.
Produk rambut prostetik yang harus dipesan lebih dulu itu disebut sistem penggantian rambut medis "CNC". Sistem dirancang agar rambut bisa pas di atas kepala orang, sehingga sangat sulit untuk mengatakan bahwa itu adalah prostetik.
Hayley Jennings, 42, salah satu pemilik Yorkshire Hair Clinic, mengatakan, "Setiap sistem penggantian rambut dirancang agar pas seperti lensa kontak, jadi setiap sistem bersifat individual. Itu dibuat di lab kami di Italia, dan kami memegang lisensi di Inggris untuk itu."
Galang Donasi
Jennings pun menaruh simpati dengan kisah yang dialami Bonnie. Kliniknya secara sukarela membantu Bonnie menggalang donasi agar bisa terkumpul 5.000 pound sterling, sekitar Rp92,3 juta, untuk membiayai prosedur perawatan tersebut mulai beberapa bulan ke depan.
Wendy mengatakan, dunia Bonnie akan berbeda bila ia sekali lagi memiliki rambut tebal di kepalanya, terlebih ia akan mulai masuk SMP pada tahun depan.
"Bonnie telah menjadi sangat kuat dalam tiga tahun terakhir, tetapi kini ia berusia 11 tahun, dan hormon mulai memengaruhinya dan semua hal tentang citra tubuh, perjuangannya menjadi lebih menantang. Terutama selama beberapa bulan terakhir, ia merasa itu sangat sulit sehingga hal itu akan benar-benar mengubah hidupnya," ia menjelaskan.
Rambut prostetik itu akan dibuat berdasarkan cetakan kepala Bonnie dalam bentuk 3D. Rambut tersebut bisa bertahan selama dua tahun menggunakan perekat tahan lama.
Berdasarkan kabar terbaru di laman penggalangan donasi untuk Bonnie, di GoFund Me, donasi sebesar 5000 pound sterling sudah mencapai target. Namun, pihak penggalang dana menyebut masih ada satu gadis lain seperti Bonnie yang juga memerlukan bantuan,
Advertisement