Liputan6.com, Jakarta - Gunungkidul, Yogyakarta, makin giat mempromosikan wisatanya. Salah satunya dengan meluncurkan kampanye Ini Gunungkidul-The Ultimate Hidden Gem sejak Agustus 2022 untuk menarik lebih banyak wisatawan ke sana, terutama di liburan akhir tahun.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 25 Agustus 2022, kampanye tersebut mengangkat tiga pilar utama. Pertama adalah investasi yang bertujuan menarik investor untuk berinvestasi di Gunungkidul demi terciptanya ekosistem yang lebih maju.
Advertisement
Baca Juga
Pilar kedua adalah mengembangkan ekonomi kreatif melalui usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM). Melalui kampanye ini, diharapkan wisatawan tidak hanya mengetahui Gunungkidul sebagai destinasi wisata dengan alamnya yang indah, tapi juga mengunjungi UMKM lokal saat berwisata.
"Di Gunungkidul UMKM sangat banyak. Ada sekitar 30.000. Khasnya juga banyak. Salah satunya yang berbahan bakunya dari singkong, kemudian dari umbi-umbian. Itu sangat banyak sekali," ujar Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.
Pilar terakhir adalah pariwisata. Dalam kampanye ini, salah satu kabupaten di DI Yogyakarta tersebut ingin memperkenalkan beberapa destinasi wisata yang belum banyak diketahui oleh wisatawan, terutama pariwisata minat khusus. "Kami akan meningkatkan kualitas akses menuju tempat wisata, termasuk memperkuat promosi wisatanya ke publik dengan branding digital," ucap Sunaryanta.
Ia merekomendasikan setidaknya enam hidden gem wisata di Gunungkidul yang sesuai dengan tema kampanye. Apa saja detailnya?
1. Pantai Kesirat
Destinasi wisata ini berupa pantai tebing di sisi barat Gunungkidul, yakni Girikarto, Panggang. Pengunjung bisa menikmati pemandangan Laut Selatan dari ketinggian sambil berkemah di sana. Lokasi wisata ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat, sedangkan bus tidak bisa masuk.Â
Â
2. Pantai Wediombo
Pantai di salah satu sisi timur Gunungkidul ini merupakan salah satu dari 13 geosite yang ada di kabupaten tersebut. Berdasarkan sejarah geologi, pantai ini terbentuk dari gunung api purba di dasar laut.Â
Di pantai ini terdapat laguna yang memungkinkan turis bisa berenang. Ombak yang relatif stabil menjadikan tempat ini cocok untuk berselancar. Lokasinya berada di Jepitu, Girisubo, dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua, roda empat, maupun mikrobus.
3. Pantai Ngobaran
Lokasinya bersebelahan dengan Pantai Nguluran, yakni di kawasan Kanigoro, Saptosari. Di Pantai Ngobaran berdiri pura yang menjadi tempat ibadah umat Hindu. Nuansa Bali sangat terasa saat berlangsung upacara keagamaan umat Hindu di pura. Lokasinya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, roda empat, hingga bus.
4. Pantai Jungwok
Pantai Jungwok berada di sisi timur Gunungkidul, tidak jauh dari Pantai Wedi Ombo. Pantai ini memiliki garis pantai yang melengkung seperti bulan sabit, memberikan pemandangan yang eksotis. Di pantai ini juga terdapat area untuk berkemah bagi wisatawan yang ingin menyatu dengan alam. Lokasinya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Â
Advertisement
5. Bukit Pengilon
Kawasan Bukit Pengilon berada di sisi timur Gunungkidul. Keunikan destinasi ini adalah hamparan rumput yang berada di ketinggian yang berbatasan langsung dengan pantai. Dari bukit ini, turis dapatmenyaksikan gugusan pantai di Gunungkidul, seperti Pantai Wedi Ombo dan Pantai Watu Lumbun, serta pandangan ke laut lepas.
Bukit ini berada di kaki Gunung Purba Batur. Jutaan tahun lalu merupakan gunung api aktif dan juga menjadi salah satu geosite yang ada di Gunungkidul. Lokasinya berada di Balong, Tepus. Ada dua rute untuk menuju lokasi ini, yakni melalui Pantai Siung dan Pantai Wedi Ombo.
Kendaraan diparkirkan di sekitar pantai. Pengunjung diminta untuk berjalan kaki menyusuri bukit di tepi pantai dengan pemandangan yang menarik.
6. Pantai Ngrawe
Pantai ini juga dikenal dengan nama Pantai Mesra. Posisinya bersebelahan dengan Pantai Kukup yang saat ini menjadi salah satu tujuan utama kunjungan wisatawan di pantai selatan Kabupaten Gunungkidul.
Selain keindahan alami dari pantai, di sini juga terdapat taman di tepi pantai yang tidak biasa. Lokasinya berada di Kemadang, Tanjungsari yang bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, roda empat, atau bus.
Sampah dan Parkir Liar
Sunaryanta tak menampik bila sampah dan parkir liar menjadi beberapa hal yang kerap muncul sebagai efek negatif dari kunjungan wisata. Pemerintah pun menyiapkan beberapa langkah untuk mengatasinya.
Pengelolaan sampah di kawasan wisata, misalnya, selama ini dilayani oleh Dinas Lingkungan Hidup. Sistemnya masih layanan pengangkutan sampah ke TPA. Itu pun belum terlayani seluruhnya karena keterbatasan armada dan SDM.
Sedangkan, pengumpulan sampah dari sumber ke TPS dilaksanakan secara mandiri oleh pedagang/penghasil sampah. "Untuk pengunjung difasilitasi tempat sampah," ia menambahkan.
Pihaknya juga sudah merencanakan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kelurahan Banjarejo Tanjungsari, untuk mengelola sampah, khususnya dari wilayah pantai. Pemerintah juga berencana membangung tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) pada 2023 agar setiap kawasan wisata dapat mengelola sampah secara mandiri.
Lalu, bagaimana cara menangani parkir liar di destinasi wisata? Ada dua pendekatan yang dilakukan. Pertama dengan menyosialisasikan Perda Nomor 9/2018 tentang perparkiran ke masyarakat, terutama kepada pengusaha parkir yang ada di wilayah wisata agar pengelola parkir swasta segera mengurus perizinannya.Â
"Kedua, berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan tindakan terhadap parkir swasta yang belum berizin," ujar Sunaryanta.
Advertisement