Liputan6.com, Jakarta - Adalah Monica Huldt yang ingin menyewa bodyguard sebesar 3 ribu dolar AS atau setara dengan Rp46,2 juta karena seringkali diganggu saat berolahraga di gym. Ia menyebutkan tidak suka menjadi pusat perhatian karena badannya yang sempurna.
"Saya akan dengan senang hati membayar 3.000 dolas AS per bulan untuk seseorang yang melakukan pekerjaan dengan baik dan dapat menakut-nakuti orang," ungkapnya mengutip dari laman New York Post pada Kamis, 12 Januari 2023.
Advertisement
Baca Juga
Ia menyebutkan bodyguard tersebut harus seorang pria dan hanya perlu menemaninya ke tempat olahraga dan pemotretan. Menurut perempuan rambut pirang itu, olahraga sangat penting bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Namun akhir-akhir ini, ia kerap merasa dilecehkan ketika mengunjungi gym.
"Setidaknya sekali setiap kali pergi, sehingga bisa sedikit menguras tenaga," katanya.
Sebagai seseorang yang pernah mengalami pelecehan seksual di masa lalu, perilaku dan perhatian yang diterimanya di fasilitas olahraga tersebut terus membuatnya terkenang masa lalunya. Monica mengaku bahwa meski tersanjung oleh pujian dari para pria di fasilitas olahraga, perasaannya selalu tidak enak dan berpkiran lebih baik membayar seorang pengawal pribadi.
Dalam hal ini, ia hanya butuh masuk dan keluar dari fasilitas olahraga tersebut dengan aman dan tidak perlu khawatir lagi. Dalam sebuah wawancara dengan Daily Star, Huldt berbagi cerita tentang pertemuan khusus yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Jadi Korban Pelecehan
Model berdarah Swedia dan Polandia tersebut pernah menjadi korban pelecehan dengan memergoki seorang penguntit yang melecehkannya melalui pesan teks di berbagai nomor telepon yang berbeda. Huldt menyebutkan bahwa pria tersebut mengiriminya pesan dengan berpura-pura menjadi orang lain, seperti wanita yang ada di salon kecantikan, fotografer, bahkan seorang dokter.
"Itu sangat menyeramkan dan saya harus memblokir semua nomor yang akan dia kirimi SMS," ceritanya tentang pengalaman yang mengerikan.
Pada kesempatan lain, model itu bahkan diserang oleh pria berbeda yang mencengkeram kakinya saat dia berjalan ke lantai atas menuju stasiun kereta. "Dia mencoba menarikku ke sebuah gang. Syukurlah orang-orang datang dan dia kabur tapi itu sangat menakutkan," ujarnya. Dirinya merasa khawatir dengan apa yang mungkin terjadi jika pria tersebut tidak ditangani oleh orang-orang sekitar dengan cepat.
Sementara itu, Huldt belum menentukan pengawal yang tepat yang akan dipekerjakan. John, suaminya, disebut tidak khawatir dengan prospek pengawal laki-laki itu akan lebih keren darinya untuk menemani Huldt ke gym.
"Dia tidak terintimidasi sama sekali," katanya. "Dia khawatir saat aku keluar sendirian di malam hari."
Advertisement
Pelecehan di Gym
Menurut data dari Run Repeat pada Juli 2021, sebuah studi menemukan bahwa 56,37 persen wanita menghadapi pelecehan di gym. Dalam hasil laporan tersebut dikatakan bahwa selain taktik intimidasi, pelecehan datang dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah perhatian terus-menerus, pelanggaran ruang pribadi, catcalling, komentar seksual, dan kontak fisik yang tidak beralasan.
Pihaknya menyebutkan masalah ini 2,68 kali lebih umum menimpa anggota wanita karena hingga Juli 2021 hanya 21 anggota pria yang dilecehkan di tempat olahraga. Contoh pelecehan di pusat kebugaran ini bukanlah peristiwa yang terisolasi hanya berdampak pada mereka yang terlibat langsung.
Saat anggota perempuan ditanyai oleh Run Repeat, sebanyak 12,83 persen mengatakan mereka pernah menyaksikan pelecehan terjadi dan 14,54 persen mendengar pelecehan di gym saat mereka dari orang lain. Sementara itu, beberapa insiden pelecehan tidak diungkapkan. Data menunjukkan hanya kurang dari sepersepuluh anggota gym yaitu sebanyak 8,85 persen yang pernah dilecehkan di gym pernah melaporkannya.
Kasus Paris Hilton
Kasus pelecehan seksual juga sempat dialami Paris Hilton. Sosialita dan DJ itu mengaku trauma usai dilecehkan. Dalam wawancara dengan The New York Times yang dikutip dari Page Six, 11 Oktober 2022, Paris mengaku pernah mengalami dugaan pelecehan seksual saat pemeriksaan serviks di Sekolah Provo Canyon, Utah. Selama di sana, ia tinggal di asrama sekolah tersebut.
Dalam video wawancara tersebut, suara Hilton bergetar bergetar sembari menceritakan masa-masa sekolahnya dulu. Paris Hilton masih ingat betul dengan pelecehan seksual yang dialaminya saat masih berusia 16 tahun.
"Sekitar pukul 3 atau 4 pagi mereka (anggota staf) membawa saya dan siswi lain ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan serviks," kata perempuan berusia 41 tahun itu.
"Mereka bahkan tidak melakukan pemeriksaan dengan dokter, melainkan dengan beberapa anggota staf yang berbeda. Mereka menyuruh kami berbaring di atas meja dan memasukkan jari mereka ke dalam (tubuh) kami," lanjutnya. Ia sempat memberontak saat itu dan baru menyadari hal tersebut adalah pelecehan seksual ketika sudah beranjak dewasa.
Advertisement