Â
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kebun binatang di Jepang melarang masuk pengunjung pria yang datang sendirian setelah terjadi beberapa insiden pelecehan terhadap pemilik wanita dan pengunjung wanita. Keputusan ini menarik perhatian besar di dunia maya.
Advertisement
Baca Juga
Healing Pavilion, yang terletak di Prefektur Tochigi di Jepang bagian timur, adalah kebun binatang interaktif yang memungkinkan pengunjung untuk memberi makan, memeluk, dan menjalin ikatan dengan hewan seperti babi, kucing, anjing, dan domba. Dibuka pada Maret 2024, kebun binatang ini bertujuan untuk memberikan persahabatan terapeutik melalui interaksi hewan yang menarik.
Advertisement
Tempat itu juga memiliki taman anjing tempat pengunjung dipersilakan untuk membawa hewan peliharaan mereka. Pada 26 Januari 2025, direktur kebun binatang, yang dikenal di dunia maya sebagai Misa Mama, mengumumkan pembatasan tersebut di media sosialnya, membuat para pengguna internet terkejut.
Ia menyatakan, "Mulai sekarang, pengunjung pria dilarang memasuki kebun binatang sendirian." Pengumuman yang sama juga terpasang di pintu masuk, menegaskan kembali kebijakan yang menyatakan bahwa pria yang datang sendirian harus didampingi keluarga atau teman.
Misa Mama menunjukkan bahwa sejak kebun binatang dibuka, sebagian besar pengunjungnya adalah keluarga atau pasangan. Namun, beberapa pengunjung pria yang datang sendirian mendekati dan mencoba memulai percakapan dengan dia dan pengunjung wanita. Dia menyebut sejumlah tamu itu berperilaku genit atau bahkan membuat pernyataan yang tidak pantas pada perempuan lain.
Dituding Diskriminasi Gender
Sebagai direktur kebun binatang, Misa Mama menyatakan kesulitannya dalam menolak atau menolak tamu secara terbuka. Ia sering kali merasa berkewajiban untuk tersenyum dan menanggapi dengan sopan. "Menekankan bahwa Healing Pavilion dirancang untuk penyembuhan emosional daripada kencan atau perjodohan," katanya beralasan.
"Aturan ini bukan berdasarkan kesombongan atau kesalahpahaman tentang pria," sambung dia. "Terlalu banyak yang datang dengan niat jahat, menyebabkan saya stres yang signifikan. Saya merasa seperti hati saya sakit."
Sejumlah warganet memprotes kebijakan tersebut. Mereka menyebut kebijakan itu adalah bentuk diskriminasi gender yang nyata. "Banyak individu seperti saya hanya ingin menikmati kebersamaan dengan hewan sendirian dan tidak bermaksud jahat," tulis seorang warganet.
Atas tudingan tersebut, ia kembali menegaskan bahwa tidak ada prasangka buruk terhadap pria. Namun, Ia mengakui tertantang dalam mengatasi pengunjung pria yang nakal karena mengoperasikan kebun binatang itu secara mandiri dan berharap publik mengerti.
"Jika saya bisa, saya hanya akan melarang mereka yang berbuat salah. Tetapi sebagai seorang wanita yang mengelola kebun binatang sendirian, saya takut akan potensi pembalasan, sehingga tidak punya pilihan selain memberlakukan aturan ini," ia menerangkan.
Advertisement
Rekomendasi Warganet untuk Atasi Dilema
Meski banyak yang penentang, masih banyak warganet yang bersimpati dan mendukungnya. Seorang pengunjung berkomentar, "Terima kasih kepada hewan-hewan di Healing Pavilion yang telah membawa kehangatan dan kegembiraan bagi saya. Misa Mama sedang menghadapi kesulitan; mari kita lindungi kebun binatang ini bersama-sama."
"Saya harap hanya pecinta hewan yang tulus yang berkunjung. Saya percaya hewan dapat merasakan mereka yang memiliki niat buruk," tambah yang lain.
Beberapa pengguna mendesak pihak berwenang untuk menerapkan kebijakan yang melindungi pengunjung dan staf wanita. Masih belum pasti apakah pejabat setempat menyelidiki tuduhan pelecehan di kebun binatang tersebut. SCMPÂ menghubungi beberapa organisasi kesetaraan gender di Jepang untuk memberikan komentar, tetapi belum menerima balasan.
Insiden ini juga menarik perhatian pengguna internet Tiongkok. Seorang pengguna media sosial dari Shanghai mengakui perlunya melindungi pemilik dan pengunjung wanita sambil mengadvokasi pendekatan yang lebih seimbang.
"Saya sarankan Misa Mama untuk mempekerjakan lebih banyak staf pria atau merekrut sukarelawan yang bersemangat tentang hewan," tulisnya.
Bakso Si Harimau Sumatera
Beda lagi cerita kebun binatang yang berada di Amerika Serikat. Anak harimau Sumatera bernama Bakso tengah memikat hati pengunjung Animal Kingdom Disney, Florida, Amerika Serikat (AS). Anak harimau Sumatera itu lahir pada September 2024 dan debut ke publik untuk pertama kalinya pada 2 Februari 2025.
Dilansir dari Disneyparksblog, Senin, 10 Februari 2025, Bakso atau Meatball pertama kali debut di kebun binatang Maharajah Jungle Trek, yang dikelola oleh Disney Animal Kingdom. Nama Bakso terinspirasi dari makanan khas Indonesia. Bayi harimau yang baru berusia empat bulan ini lahir dari induk bernama Sohni berusia 13 tahun dan jantan bernama Conrad berusia 12 tahun.
Pertumbuhan Bakso di kebun binatang Disney itu didokumentasikan setiap minggunya melalui akun Youtube Disney Parks dan Disney Parks Blog. Bakso jadi satu-satunya bayi harimau Sumatera yang lahir di Disney Animal Kingdom dalam tujuh tahun terakhir. Tak heran kelahiran Bakso ini sudah sangat dinantikan oleh petugas penangkaran.
Anak harimau ini sangat aktif, ia sering mencoba untuk mencium bau, serta bermain di lingkungannya. Ia ditempatkan bersama induknya dan mereka sering berinteraksi bersama. Bakso juga semakin berani untuk mejelajahi lingkungannya dan mulai mengasah kemampuan fisiknya, seperti memanjat, berguling diatas rambut, serta mencoba menyempurnakan loncatannya.
Advertisement
