Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry menghadapi perjuangan untuk merahasiakan aplikasi visa AS-nya hari ini karena para wadah pemikir menuntut dirilisnya aplikasi visa Harry untuk mengetahui apakah dia menggunakan narkoba sebelum beremigrasi ke California bersama Meghan Markle pada 2020.
Dikutip dari Daily Mail pada Rabu, 22 Maret 2023, sebuah wadah pemikir konservatif berada di tengah pertempuran dengan pejabat Washington DC yang dengan tegas menolak untuk mempublikasikan detail apa pun, baik teks atau email apa pun, untuk menjaga 'privasi' Duke of Sussex itu.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Candaan Ridwan Kamil Soal Janda Saat Kampanye Tuai Kecaman, Susi Pudjiastuti Ikut Angkat Bicara
Pangeran Harry dan Meghan Markle Bakal Rilis Serial Dokumenter Baru, Ungkap Fakta di Balik Kehidupan Mewah
Pangeran Harry Kembali Tampil Sendirian Tanpa Meghan Markle, Isu Pisah Makin Santer
Dalam buku Spare yang ditulis Pangeran Harry dan beberapa tayangan televisi, Harry mengaku pernah mengonsumsi kokain, ganja, dan jamur ajaib atau “magic mushroom”. Dia mengatakan mariyuana dan psikedelik 'sangat membantu 'traumanya', sementara kokain lebih merupakan 'hal sosial'.
Advertisement
The Heritage Foundation mengatakan aplikasi visanya sekarang harus dirilis sehingga pembayar pajak Amerika dapat memahami apakah Harry merupakan pengguna narkoba. Undang-undang imigrasi AS memiliki sanksi keras terhadap orang yang berbohong kepada petugas imigrasi, yakni akan dideportasi dan dilarang mengajukan kewarganegaraan.
Mike Howell, direktur Proyek Pengawasan Heritage Foundation mengatakan, “Permintaan ini untuk kepentingan umum sehubungan dengan potensi pencabutan visa Pangeran Harry untuk penggunaan zat terlarang dan pertanyaan lebih lanjut mengenai penggunaan narkoba Pangeran dan apakah dia telah diperiksa dengan benar sebelum memasuki Amerika Serikat.”
Pejabat AS dapat menghentikan orang asing yang menggunakan narkoba untuk memasuki negara tersebut meskipun mereka tidak pernah ditangkap dan didakwa oleh polisi. Di bawah aturan AS, tersangka penyalahguna narkoba yang mengajukan visa mungkin diminta untuk menjawab pertanyaan riwayat kesehatan tambahan dan juga mengikuti pemeriksaan medis untuk membuktikan bahwa mereka sudah bukan penyalahguna narkoba lagi sebelum diizinkan masuk ke negara itu.
Aplikasi Visa Pangeran Harry Tidak Boleh Dipublikasikan
Para ahli bersikeras bahwa aplikasi visa AS biasanya akan ditolak jika ada riwayat penggunaan narkoba. The Heritage Foundation mengatakan jika petugas perbatasan sudah tahu mengenai hal ini, muncul pertanyaan apakah Harry diberi perlakuan khusus karena dia adalah seorang pangeran dan istrinya adalah seorang aktris tersohor, yang menurut mereka ilegal.
Daily Mail telah meminta perwakilan Pangeran Harry untuk memberikan komentar. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, "Catatan visa dirahasiakan berdasarkan Bagian 222 (f) Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan (INA); oleh karena itu, kami tidak dapat membahas rincian kasus visa seorang individu."
Dalam otobiografinya 'Spare', Harry mengungkapkan bahwa dia pertama kali menggunakan kokain pada syuting akhir pekan pada saat berusia 17 tahun. Dia kemudian terus menggunakan kokain pada beberapa kesempatan lain. Pangeran Harry juga mengaku pernah mengalami halusinasi selama acara yang dipenuhi para selebriti di California, dan merokok ganja setelah kencan pertamanya dengan Meghan.
Advertisement
Pangeran Harry Mengaku Terbantu oleh Narkoba
Pangeran Harry mengatakan penggunaan obat-obatan terlarang ini membawa dampak positif. Misalnya, obat psikedelik ayahuasca dikatakannya 'memberi saya perasaan rileks, lepas, nyaman, ringan yang berhasil saya pertahankan untuk jangka waktu tertentu'.
Duke berusia 38 tahun itu membuat komentar dalam sebuah wawancara dengan terapis Dr Gabor Maté, seorang pendukung dekriminalisasi obat-obatan yang diduga menggunakan tanaman Amazon ayahuasca untuk merawat pasien yang menderita penyakit mental.
Harry mengatakan kepadanya, "(Kokain) tidak berdampak pada saya, itu lebih merupakan tuntutan sosial dan pasti membuat saya merasa diterima oleh komunitas, saya pikir itu mungkin juga membuat saya merasakan perasaan yang berbeda, yang merupakan tujuan utamanya.”
Sementara itu, ganja berdampak besar pada hidupnya. Ia mengatakan, "Ganja berbeda, itu benar-benar membantu saya."
Fiona Spargo-Mabbs, yang meluncurkan badan amal pendidikan narkoba karena putranya Daniel meninggal akibat overdosis ekstasi yang tidak disengaja pada usia 16 tahun, mengatakan komentar sang duke itu 'memprihatinkan'.
Visa AS Harry Terancam
Sudah lama diisukan bahwa Harry dapat bekerja di AS dengan visa jalur cepat yang diberikan kepada orang-orang dengan 'kemampuan dan pencapaian luar biasa', yang dikenal sebagai visa O-1. Visa O-1 juga digunakan oleh penyanyi Kanada Justin Bieber dan aktor Australia Hugh Jackman, yang dapat bertahan selama tiga tahun. Artinya, pembaruan kontrak Harry dapat jatuh tempo dalam beberapa minggu ke depan.
Menyusul peluncuran buku Spare pada Januari 2023 yang mengungkapkan bahwa sang Duke pernah menggunakan narkoba secara teratur, ahli imigrasi telah memperingatkan bahwa dia mungkin telah menempatkan visanya 'dalam risiko' setelah mengakui tentang penggunaan obat-obatan terlarang.
Kini, The Heritage Foundation yang mengambil peran utama dalam gerakan konservatif selama masa kepresidenan Ronald Reagan dan memiliki pengaruh besar pada pemerintahan Donald Trump, telah menuntut pihak berwajib untuk merilis aplikasi visa Harry untuk mengetahui apakah Harry telah 'diperiksa dengan teliti’ sebelum datang ke Amerika.
Mereka juga ingin tahu apakah Pangeran Harry mengaku kepada pihak berwajib bahwa dia menggunakan narkoba. Menurut catatan ahli imigrasi, Harry seharusnya ditolak tinggal di AS jika dia tidak berkata jujur terkait penggunaan narkotikanya selama proses aplikasi visa.
Advertisement