6 Fakta Menarik Komoro di Afrika yang Wilayahnya Berdekatan dengan Prancis

ahulunya Komoro adalah salah satu negara jajahan Prancis, tak heran jika salah satu bahasa resmi negara ini adalah bahasa Prancis. Komoro juga adalah salah satu anggota dari Liga Arab (Arab League).

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Mei 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 08:30 WIB
Negara Komoro di Afrika berdekatan dengan Prancis
Negara Komoro di Afrika berdekatan dengan Prancis. (Dok: Instagram @comoros_islands)

Liputan6.com, Jakarta - Komoro merupakan negara kepulauan yang terletak di bagian timur Benua Afrika. Komoro berbatasan dengan Selat Mozambik di ujung utara Samudra Hindia, negara ini berada di antara Madagaskar dan daratan Afrika tenggara, sekitar 180 mil (290 km) di lepas pantai timur Afrika.

Mengutip dari Britannica, Kamis 18 Mei 2023, ibu kota Komoro yaitu Moroni, penduduknya memiliki bahasa resmi Komoro, Prancis, dan Arab. Pulau-pulau Komoro dari barat laut ke tenggara termasuk Grande Comore (N'gazidja), Mohéli (Mwali), Anjouan (Ndzuwani), dan Mayotte (Mahore). Mayotte adalah departemen luar negeri, wilayah, dan kolektivitas teritorial tunggal Prancis.

Dulunya Komoro adalah salah satu negara jajahan Prancis, maka tak heran kalau salah satu bahasa resmi negara ini bahasa Prancis. Komoro juga diketahui sebagai salah satu anggota dari Liga Arab.

Keterampilan bahasa Afrika, Arab, Malagasi, dan Prancis sangat membawa pengaruh dan pernah memegang peran penting dalam perdagangan Samudra Hindia yang signifikan antara Afrika Timur dan pelabuhan Asia seperti India dan Jepang.

Masih banyak hal tentang Komoro selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Komoro yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis, 18 Mei 2023. 

1. Sejarah Awal Komoro

Sejarah awal di pulau yang terdapat di Komoro tidak diketahui pasti. Namun mereka dianggap telah dieksplorasi oleh pedagang Arab dan Persia di zaman kuno seperti Madagaskar, dihuni oleh sejumlah kecil orang Melayu-Indonesia.

Penduduknya memperoleh populasi yang cukup besar hanya ketika orang-orang berbahasa bantu dari daratan Afrika yang menetap di sana. Orang Persia Shīrāzi diperkirakan datang kemudian, menetapkan Islam Sunni sebagai agama yang dominan.

Kekuatan kolonial Eropa mengakui bahwa kepulauan Komoro akan berada di bawah kekuasaan Prancis pada 1886--1887, dan menjadi wilayah seberang laut Prancis pada tahun 1947. Tiga pulau mendapatkan kemerdekaan pada 1975.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Etnis di Komoro

Sepasang pengantin yang baru menikah di negara Komoro di Afrika berdekatan dengan Prancis
Sepasang pengantin yang baru menikah di negara Komoro di Afrika berdekatan dengan Prancis. (Dok: Instagram @comoros_islands)

Penduduk pulau mencerminkan keragaman asal. Imigran Melayu dan pedagang Arab dan Persia telah bercampur dengan orang-orang dari Madagaskar dan dengan berbagai orang Afrika.

Sebagian besar penduduk pulau berbicara bahasa khas pulau Komoro (Shikomoro), bahasa bantu yang terkait dengan Swahili dan ditulis dalam aksara Arab. Komoro, Arab, dan Prancis merupakan bahasa resmi. Perancis adalah bahasa administrasi. Kebanyakan orang Komoro merupakan Muslim Sunni, dan Islam adalah agama negara.

3. Mata Uang di Komoro

Mata uang lokal, franc Komoro, sangat tidak biasa lantaran dicetak dengan warna-warna cerah. Uang kertas Komoro dianggap sebagai salah satu yang terindah di dunia.

Di Komoro, saya tidak menerima kartu bank untuk pembayaran di mana pun. Anehnya di Komoro akan sulit sekali untuk menemukan ATM. Infrastruktur yang minim ini juga cerminan bahwa Komoro masuk salah satu negara termiskin di dunia. Bahkan disebutkan sebagian besar negara pulau kecil di Samudra Pasifik misalnya Niue atau Tonga jauh lebih kaya

 


4. Wisata di Komoro

Area publik di negara Komoro di benua Afrika yang didominasi umat muslim
Area publik di negara Komoro di benua Afrika yang didominasi umat muslim. (Dok: Instagram @comoros_islands)

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), Komoro adalah salah satu negara yang jarang dikunjungi di dunia dengan hanya 28.000 wisatawan per tahunnya. Negara ini pun memiliki salah satu populasi terkecil di dunia sebanyak 850.000 jiwa.

Komoro adalah salah satu negara dengan rantai pulau vulkanik. Gunung Karthala, puncak tertingginya menjulang setinggi 2.361 m (7.746 kaki). Terakhir meletus pada 2007, menjadikannya salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Meski, letusan terjadi sekitar 11 tahun sekali dan termasuk jarang menimbulkan kerusakan yang berarti.

Oleh karena mayoritas penduduk beragama Islam, negara Komoro tentu memiliki masjid. Salah satu masjidnya yang terkenal yaitu Masjid Vrendedi. Masjid ini termasuk destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat datang ke negara Komoro. Di samping itu, menurut masyarakat, masjid ini dibangun dalam waktu semalam saja.

5. Produksi Ylang-Ylang

Komoro merupakan produsen ylang-ylang terbesar di dunia. Bahkan, sekitar 80 persen bunga kenanga yang ada di dunia dapat ditemukan di negara ini.Oleh sebab itu, negara Komoro memperoleh julukan sebagai Kepulauan Parfum.

Hal ini terjadi lantaran, ylang-ylang merupakan bahan utama parfum. Diketahui ylang-ylang harganya cukup mahal, namun memang wanginya menenangkan dan kerap dijadikan juga aromatheraphy. Sayangnya, tanaman ylang-ylang kini mulai terancam disebabkan deforestasi industri.


6. Kuliner di Komro

Kuliner di negara Komoro, Afrika mirip dengan Arab dan sekitarnya
Kuliner di negara Komoro, Afrika mirip dengan Arab dan sekitarnya. (Dok: Instagram @comoros_islands)

Mengutip dari TasteAtlas, Kamis, 18 Mei 2023, makanan di Komro yang terkenal salah satunya mshakiki. Hidangan berupa daging panggang dibuat dengan potongan daging sapi yang dipotong dadu yang direndam terlebih dahulu.

Kemudian daging ditusuk dan dipanggang hingga dagingnya empuk dan lezat. Bumbunya biasanya terdiri dari pasta jahe, pasta bawang putih, pepaya parut, bubuk cabai, kunyit, minyak, pasta tomat, jus lemon, dan bubuk kari.

Makanan ini biasanya dipasangkan dengan lauk bakar seperti sukun, pisang, dan singkong. Hidangan Komoro ini populer di seluruh Afrika Timur.

Hidangan lainnya yaitu Langouste a la vanille sebagai makanan tradisional yang berasal dari Kepulauan Komoro. Kuliner ini dibuat dengan lobster Afrika Selatan dan kacang vanila sebagai bahan utamanya.

Bahan lainnya termasuk mentega, minyak zaitun, bawang merah, anggur putih, cuka, bawang vidalia, kecambah semanggi, dan bayam. Saat disajikan, daging lobster panggang dikeluarkan dari cakarnya, lalu diletakkan di atas alas sayuran, dan kombinasinya disiram dengan saus vanilla. Menu ini biasanya atasnya dengan kecambah semanggi dan disajikan segera.

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya