Coco Lee Meninggal Bunuh Diri, Apa Kaitannya dengan Depresi?

Awan duka tengah menyelimuti dunia musik. Salah satu talenta terbaik, yakni penyanyi sekaligus penulis lagu, Coco Lee meninggal dunia pada Rabu, 5 Juli 2023.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Jul 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 16:00 WIB
Coco Lee pada 2016. (AP Photo/Billy Dai, File)
Coco Lee pada 2016. (AP Photo/Billy Dai, File)

Liputan6.com, Jakarta - Awan duka tengah menyelimuti dunia musik. Salah satu talenta terbaik, yakni penyanyi sekaligus penulis lagu, Coco Lee meninggal dunia pada Rabu, 5 Juli 2023.

Pada satu unggahan di Instagram, saudari Coco Lee, Nancy dan Carol Lee menyampaikan bahwa pelantun lagu soundtrack Mulan tersebut menderita depresi selama beberapa tahun terakhir. Coco Lee lantas mencoba bunuh diri pada Minggu, 2 Juli 2023.

"Meski tim rumah sakit telah mengerahkan usaha terbaik untuk menyelamatkan dan merawatnya dari koma, dia akhirnya meninggal dunia pada 5 Juli 2023," tulis mereka seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (6/7/2023).

Lantas, apa kaitannya depresi dan bunuh diri? Dikutip dari Save.org, pepresi dan penyakit depresi diklasifikasikan sebagai gangguan suasana hati di bidang medis, termasuk segala hal mulai dari Depresi Berat hingga Dysthymia. Mereka memiliki sejumlah gejala yang memengaruhi orang secara sosial, pekerjaan, pendidikan, interpersonal, dan lainnya.

Bagaimana seseorang menjadi depresi? Pada dasarnya, cara kerjanya: saraf di otak tidak saling bersentuhan, melainkan menyampaikan pesan dari satu saraf ke saraf berikutnya melalui bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Dibutuhkan jumlah yang tepat dari bahan kimia ini di antara saraf untuk menyampaikan pesan yang sama persis ke saraf berikutnya.

Jika bahan kimia itu tidak cukup, pesan tidak tersampaikan dengan benar dan dalam hal ini, depresi atau penyakit depresi dapat terjadi. Dalam hal gangguan depresi, bahan kimia yang paling sering tidak seimbang adalah serotonin dan norepinefrin.

Coco Lee Alami Depresi

Penyanyi OST Mulan Coco Lee Meninggal Bunuh Diri Usai Derita Depresi Bertahun-tahun
(dok. Instagram @cocolee /https://www.instagram.com/p/B3yXUP5FQmP/?hl=en/Dinny Mutiah)

Seseorang yang hidup dengan depresi seringkali mengalami pemikiran yang sangat berbeda sebelum dan sesudah episode depresi. Ini bisa jadi akibat ketidakseimbangan kimiawi dan bisa menyebabkan orang tersebut tidak memahami pilihan yang tersedia untuk membantu mereka meringankan penderitaan mereka.

Banyak orang yang menderita depresi melaporkan merasa seolah-olah kehilangan kemampuan untuk membayangkan masa depan yang bahagia, atau mengingat masa lalu yang bahagia. Seringkali mereka tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit yang dapat diobati, dan mencari bantuan bahkan mungkin tidak terlintas dalam pikiran mereka.

Emosi dan bahkan rasa sakit fisik bisa menjadi tak tertahankan. Mereka tidak ingin mati, tapi itu satu-satunya cara mereka merasa rasa sakit mereka akan berakhir. Ini adalah pilihan yang benar-benar tidak rasional.

Menderita depresi tidak disengaja, seperti halnya kanker atau diabetes, tetapi itu adalah penyakit yang dapat diobati dan dapat dikelola. Diagnosis dan pengobatan depresi dan penyakit depresi dapat dilakukan oleh dokter medis, atau profesional kesehatan mental seperti psikolog, pekerja sosial, atau psikoterapis.

Namun, jika mengenali dan memerhatikan gejala depresi, Anda dapat membantu para profesional ini untuk mengobati penyakit tersebut dengan lebih baik.

Tanda-Tanda Depresi

Coco Lee
Coco Lee meninggal dunia setelah bertahun-tahun melawan depresi. (dok. Instagram @cocolee/https://www.instagram.com/p/B2ISRB1gz9v/)

Dikutip dari Hopkins Medicine, kebanyakan orang yang bunuh diri memiliki gangguan mental, paling sering berupa gangguan depresi atau gangguan penggunaan zat. Banyak dari peringatan kemungkinan perasaan ingin bunuh diri juga merupakan tanda-tanda depresi.

Pengamatan terhadap perilaku berikut dapat membantu dalam mengidentifikasi orang yang mungkin berisiko mencoba bunuh diri:

  • Perubahan pola makan dan tidur
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan
  • Menarik diri dari teman dan anggota keluarga
  • Memperagakan perilaku dan melarikan diri
  • Penggunaan alkohol dan narkoba
  • Tidak peduli dengan penampilan pribadi
  • Pengambilan resiko yang tidak perlu
  • Fiksasi pada kematian dan kematian
  • Keluhan fisik yang meningkat sering dikaitkan dengan tekanan emosional, seperti sakit perut, sakit kepala, dan kelelahan ekstrem
  • Kehilangan minat dalam pekerjaan, sekolah, dan masyarakat
  • Perasaan bosan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perasaan ingin mati
  • Kurangnya respons terhadap pujian

Ancaman bunuh diri mengomunikasikan keputusasaan dan teriakan minta bantuan. Selalu tanggapi pernyataan perasaan, pikiran, perilaku, atau rencana bunuh diri dengan sangat serius.

Setiap orang yang mengungkapkan pikiran untuk bunuh diri harus segera dievaluasi. Tanda-tanda peringatan perasaan, pikiran, atau perilaku bunuh diri mungkin terlihat seperti kondisi medis atau masalah kejiwaan lainnya. Selalu berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk diagnosis.

Tindakan Cegah Bunuh Diri

Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)
Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)

Apa tindakan segera yang harus diambil untuk mencegah bunuh diri? Menurut Depression and Bipolar Support Alliance, langkah-langkah berikut harus segera dilakukan jika seseorang mengancam akan bunuh diri:

  • Tanggapi orang itu dengan serius.
  • Libatkan orang lain.
  • Hubungi teman dan anggota keluarga.
  • Ekspresikan kekhawatiran.
  • Dengarkan dengan penuh perhatian.
  • Ajukan pertanyaan langsung.
  • Akui perasaan orang tersebut.
  • Tawarkan dukungan.
  • Jangan menjanjikan kerahasiaan.
  • Jangan tinggalkan orang itu sendirian.
  • Bawa orang tersebut ke ruang gawat darurat terdekat, hubungi profesional kesehatan mental, atau segera hubungi 911.
  • Jauhkan objek yang mungkin berbahaya tersembunyi.
  • Bersiaplah untuk kemungkinan rawat inap, jika dokter menyarankan.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit.

Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/ apps/details?id=com.tldigital. sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.  

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya