Pesan Terakhir Pilot Sandy Sebelum Pesawat Hercules Jatuh

Sebelum dinyatakan tewas, Sandy sempat memberikan pesan-pesan terakhirnya kepada keluarga.

oleh Hanz Jimenez SalimEdhie Prayitno Ige diperbarui 01 Jul 2015, 21:44 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 21:44 WIB
Pesawat Hercules
Sandi Permana, Pilot Hercules C-130 yang jatuh di Medan, Sumatra Utara. (Facebook Sandi Permana)

Liputan6.com, Jakarta - Pilot pesawat Hercules C-130 Kapten Penerbang Sandy Permana menjadi korban tewas atas musibah kecelakaan udara di Medan, Sumatera Utara. Sebelum dinyatakan tewas, Sandy sempat memberikan pesan-pesan terakhirnya kepada keluarga.

Seorang kerabat Sandy, Dwi Sulistyaningsih menuturkan pesan terakhir yang disampaikan salah satu pilot terbaik TNI AU itu. Dia berencana pindah dinas dari Malang ke Yogyakarta.

Sebab pada Februari 2016 mendatang, ia dipastikan akan naik pangkat dari Kapten menjadi Mayor.

"Cuma dia ngasih tahu, kalau bahwa nanti Februari 2016 mau pindah dinas ke Yogya. Karena dia sudah Mayor, nanti jadi staf pengajar di Lanud Adi Sucipto. Begitu pangkatnya sudah mayor, dia pindah k Yogya," kata Dwi saat ditemui Liputan6.com di kediamannya di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (1/7/2015).

Namun rencana pindah dinas Sandy tak kesampaian. Ia gugur dalam tugas. Padahal ada sejumlah keluarga dari Sandy dan istri yang juga tinggal di Yogyakarta.

Dengan adanya situasi ini, istri dan dua putri Sandy harus menerimanya. Orang yang dicintai pergi selamanya. Yang jelas, menurut Dwi, istri dan putri Sandy berencana pindah ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah.

"Pak Tri (ayah istrinya Sandy) enggak bakalan bisa melepaskan anak cucunya sendirian di Malang. Rencananya akan pindah ke Semarang," tutur wanita yang akrab disapa Wiwi itu.

100 Hari Ayah

Insiden pesawat Hercules yang menewaskan Kapten Penerbang Sandy Permana ternyata bersamaan peringatan 100 hari wafat ayahandanya. Menurut kakak mertua Sandy, Turniati, ayahanda Sandy yang bernama Radmojo meninggal tepat 100 hari pada 30 Juni 2015.

"Bapaknya Sandy meninggal 100 hari lalu. 100 Harinya pas kemarin," kata Turniati di rumah duka di Semarang, Rabu (1/7/2015).

Dia menceritakan kedua orangtua Sandy tinggal di Pemalang, Jawa Tengah, dan saat ini sudah meninggal. Sementara sang istri, Fitria Hapsari meminta jenazah suaminya itu dimakamkan di Semarang.

Sandy meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan dua putrinya, Putri (3,5) dan Zahira (2).

Rumah duka yang merupakan rumah mertua Sandy mulai didatangi tamu. Pihak keluarga dan kerabat menunggu kepastian kapan jenazah tiba di rumah duka setelah dibawa dari Malang.

Rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya