Liputan6.com, Jakarta - Tren pernikahan yang mengambil konsep ramah lingkungan semakin diminati anak muda mulai dari generasi milenial hingga Gen Z. Selain itu pernikahan yang intimate dan personal juga masih menjadi pilihan pasangan pengantin saat ini.
"(Bagi)Â Generasi muda, itu jadi tren yang dicari untuk hari pernikahan karena itu kita ingin memenuhi ekspektasi konsumen," ujar Regional General Manager, Hilton Indonesia & Timor Leste, Andre Gomez saat konferensi pers virtual pameran pernikahan The Vow with Hilton, Senin (31/7/2023).Â
Ia mengatakan, hal itu sejalan dengan Hilton yang memiliki fokus program dengan mengedepankan keberlanjutan seperti travel with purpose dan meeting with purpose. Hal senada diungkapkan oleh Business Manager Bridestory, Patrick Jeremiah, bahwa kebanyakan anak muda zaman sekarang cukup sadar untuk menjaga Bumi dan memerhatikan unsur ramah lingkungan.Â
Advertisement
"Mostly 50 persen kalau aku melihat (anak muda yang tertarik konsep ramah lingkungan), karena tren pandemi itu sudah berubah," kata Patrick Jeremiah.
Namun menurutnya untuk menerapkan konsep pernikahan ramah lingkungan harus bekerja sama dengan berbagai pihak. Dari vendor, venue, katering serta kategori lainnya juga harus sadar dan memenuhi unsur keberlanjutan.Â
Selain itu konsep pernikahan yang ramah lingkungan juga disesuaikan dengan kemampuan pengantin. "Ada preferensi intimate mass juga enggak ada yang salah, lokasi tempat untuk kebutuhan mereka yang kemudian akan mengikuti," tambah Patrick, menyebut bahwa konsep pernikahan ramah lingkungan memang memungkinkan untuk dilakukan.
Pernikahan Online dan Hybrid Sudah Ditinggalkan
Dengan tren pernikahan yang ramah lingkungan, konsep menggelar pernikahan secara online dan hybrid kini telah ditinggalkan. "Antara event online dan hybrid, sejak pandemi dicabut Double Tree tidak menerima kegiatan wedding hybrid," kata Irwan Siregar, Wedding Hilton Champion dari Double Tree Surabaya by Hilton di kesempatan yang sama.
Namun menurutnya acara pernikahan berlangsung di tahap menengah dengan jumlah tamu sekitar 300--500 orang. "Sangat limited yang masif, untuk yang seribu orang," sambungnya.Â
Hal ini juga yang membuat Hilton kembali menyelenggarakan pameran pernikahan The Vow with Hilton yang bekerja sama dengan Bride Story. "Kami akan kolaborasi lagi dengan The Bride Story yang menginspirasi banyak pasangan dan menghubungkan dengan banyak vendor," sambung Andre Gomez lagi.
Setelah tiga tahun sangat sukses digelar, pihak Hilton memutuskan untuk menggelar lagi event yang ke-4 dengan delapan hotel di bawah Hilton yang berpartisipasi, yakni Jumana Bali Ungasan Resort, Conrad Bali, Hilton Bali Resort, Hilton Bandung, DoubleTree by Hilton Jakarta – Diponegoro, DoubleTree by Hilton Surabaya, Hilton Garden Inn Bali Ngurah Rai Airport, dan Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem.
Acara tahunan The Vow with Hilton digelar pada 5--20 Agustus di lokasi hotel tersebut yang tersebar di Jakarta, Bandung, hingga Surabaya dan Bali. Berbagai pilihan inspirasi pesta pernikahan yang intimate maupun selebrasi personal akan menyemarakkan acara tersebut.Â
Advertisement
Konsep Pernikahan Ramah Lingkungan di India
Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, Senin (31/7/2023), pesta pernikahan memang identik menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Apalagi di India, itu biasanya menjadi perayaan besar-besaran dan menghasilkan banyak sampah.
Nupur Agarwal dan Ashwin Malwade pun bertekad melangsungkan pernikahan yang berbeda. Pasangan yang mengikat janji suci pada tahun 2019 itu pun menggelar pesta ramah lingkungan.
Pasangan itu memang pegiat lingkungan. Pertemuan pertama mereka, bahkan terjadi saat kegiatan bersih-bersih pantai di Mumbai. "Kami tahu kami akan mengadakan pernikahan tanpa sampah karena kami tidak mungkin menghasilkan sampah seperti yang kami ambil di pantai," ungkap Agarwal, seperti dikutip DW, Kamis, 16 Maret 2023.Â
Tetapi, mereka gagal menemukan wedding organizer yang dapat membantu mereka mengatur pernikahan ramah lingkungan saat itu, hingga akhirnya mereka memutuskan melakukannya sendiri. Sejumlah elemen ramah lingkungan yang dipakai saat pernikahan mereka termasuk kendaraan listrik dan baju bekas.
Nupur Agarwal, mengenakan gaun pengantin bekas ibunya, dengan tambahan tulisan #saynotoplastic dan #climatecrisisreal. Pesta pernikahan ramah lingkungan tersebut berlangsung sangat sukses, sampai banyak pasangan mulai menghubungi mereka dan meminta saran bagaimana menggelar acara serupa.Â
Menanam Bunga Sendiri untuk Hari Pernikahan
Kisah lain datang dari seorang pengantin asal Toronto, Amerika Serikat (AS) yang menanam bunga untuk pernikahannya sendiri. Meski mengaku stres, pengantin wanita bernama Emma Tamlin itu merasa puas dengan hasilnya. Bukan sekadar ingin berhemat, ia berniat menerapkan konsep ramah lingkungan untuk pernikahannya.
Tamlin sempat prihatin dengan polusi yang ditimbulkan industri bunga dan kenaikan harga karangan bunga. "Saya belajar bagaimana bunga bisa sangat buruk bagi lingkungan, dan harganya juga meroket," ungkapnya, dikutip dari New York Post, Senin, 2 Januari 2022.
Ia menyadari dapat menghemat 12 ribu dolar AS (sekitar Rp287 juta) dengan menanam bunganya sendiri di pertanian keluarganya. Meninggalkan toko bunga sepenuhnya, petani perkotaan berusia 29 tahun ini, dan suaminya, Chris (30) mengungkap membayar lebih dari 300 dolar AS yang setara Rp3,1 juta untuk benih.
Ia pun menjalani uji coba yang sukses setahun sebelum pernikahan mereka di Agustus 2022. "Saya dibesarkan di pertanian ini dan pindah ke sana ketika berusia sembilan tahun. Saya selalu berkata ingin menikah di sana, tapi saya tidak pernah bermimpi menanam bunga sendiri," sebut Tamlin.
Advertisement