Liputan6.com, Jakarta - Penikmat musik dangdut kini bukan hanya selera kaum terbatas, namun sudah menjalar ke generasi muda milenial dan gen z. Kerumunan anak muda yang memadati acara festival musik dangdut koplo menjadi indikasi kuat perubahan selera tersebut di masyarakat.
"Tanpa malu-malu, bahkan mereka nggak segan untuk berjoget mengikuti irama dangdut yang disuguhkan sang artis," ungkap Julius Wijaya, Head of Marketing PT Nagaswara, sebuah perusahaan rekaman independen asal Indonesia, saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat, 11 Agustus 2023.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya slogan "Dangdut is a music of my country" yang sempat dipopulerkan oleh grup penyanyi Indonesia lewat sebuah lagu kini makin mengemuka. Julius menyambung bahwa, almarhum Didi Kempot turut berjasa menjadikan dangdut kian populer dengan genre koplo yang ia bawakan.Â
Advertisement
Pangsa pasar dan bisnis musik dangdut menapaki jejak baru. Jika dulu musik dangdut lebih banyak dinikmati di daerah saja, kini ketika masuk ke Jakarta dangdut khususnya aliran koplo sangat diterima oleh anak muda yang rata-rata penggemar musik kekinian.Â
Promotor dan CEO RND Group, Reynol Bolung mengatakan, perkembangan musik dangdut sangat dinamis dan mulai mencapai pasar milenial lebih banyak. "Karena musik dangdut sendiri berkembang pesat dari segi karya dan musikalitas pekerja seni dangdut itu sendiri, apalagi era digital yang semakin pesat," sebut Reynol saat wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Kamis, 10 Agustus 2023.Â
Dangdut sebagai musik asli bangsa Indonesia memang seharusnya memiliki persentase peminat yang mendominasi. Bahkan menurutnya boleh dibilang 55 hingga 60 persen suka dengan dangdut. "Apalagi dengan era koplo yang semakin marak menambah populasi pecinta genre ini, semakin kompleks," sambung Reynol. Â
Bisnis Dangdut Bagi Perusahaan Rekaman dan Promotor
Dengan pengaruh aliran dangdut koplo, segmen baru seperti milenial dan gen z memenuhi pangsa pasarnya. Namun segmen lama justru sebagai dasar utama, sehingga pecinta musik Indonesia juga harus berbangga hati dengan kreatifitas anak bangsa yang semakin menggila.
Peminatan pasar dangdut yang meluas ke segmen anak muda, tentu pihak perusahaan rekaman semakin semangat menggaet talenta penyanyi baru. Begitu juga penyelenggara festival musik umumnya kini sering menjadikan genre koplo sebagai salah satu sisipan.
Reynold yang merupakan penggagas festival musik koplo pertama mengatakan, musisi-musisi baru koplo sekarang ini sudah menjadi mandatory suatu festival musik. Keberadaan genre koplo di dalamnya, membuat artis dangdut koplo tidak lagi dibilang musik kelas bawah atau pinggiran.
"Potensi market baru selalu ada di tiap masa, dan akan berputar seiring dinamika bisnis musik itu sendiri. Bisnis berjalan dengan integrasi yang pas dan pola, treatment yang berulang, marketing terjadi karena ‘people’ yang besar pasarnya," jelas Reynol.Â
Dari sisi bisnis menurut perusahaan rekaman seperti Nagaswara, kini dangdut tak hanya ramai saat ada kampanye dan Pilkada saja. "Momen Pilkada, Pilpres merupakan lahan bagi musisi dangdut. Tapi sekarang penyanyi nggak perlu menunggu itu sudah ramai permintaan manggung," sambung Julius.Â
Â
Advertisement
Kemunculan Genre Koplo dan Dancedut
Ternyata potensi pasar musik dangdut tak hanya ditunjang oleh aliran koplo dengan irama musik yang dinamis dan dirasa galau bagi anak muda. Ada pula genre dancedut yang di Nagaswara sendiri termasuk favorit selain koplo.Â
"Dancedut itu dangdut dengan remix, sekarang juga ke arah ini dengan instrumen alat DJ remix," tambah Julius.Â
Tapi selain koplo dan dancedut, sebetulnya di tiap daerah ada juga yang mengembangkannya lagi. Tapi dua genre yaitu koplo dan dancedut adalah yang kuat secara nasional sekarang ini.Â
Penggemar musik dangdut adalah masyarakat Indonesia, kehadiran koplo yang kerap menggunakan lirik bahasa Jawa menambah keragaman. "Aliran baru kan itu sebagai inovasi baru saja, tapi penggemar basic-nya sudah pasti suka dengan aliran dasar dangdut itu sendiri," kata Reynold.
Faktanya di konser Musik saat aliran koplo tampil, antusias anak muda luar biasa jika melihat bagaimana mereka datang ke konser, berjoget dan hafal dengan lagu-lagunya. "Ini luar biasa menurut saya, musik Indonesia lebih ‘bergelora’," sambung Reynol.
Â
Musisi Dangdut Baru di Tengah Digitalisasi
Di sisi lain jika melihat era digitalisasi sekarang, artis-artis baru lebih mudah viral lewat media sosial. Hal ini juga ikut menguntungkan bagi banyak pihak untuk kemudahan mempromosikan, lantaran semua orang terhubung dengan ponselnya.
Banyak juga artis yang mulanya populer hanya dari media sosial, mereka belum bergabung dengan manajemen maupun perusahaan rekaman. Hal ini menjadi potensi jika karakter artisnya bagus kemudian dilihat perusahaan rekaman maupun promotor.
"Tapi viral di digital belum tentu akan bertahan lama, jika tidak dikemas dengan pas di tangan yang kompeten, jadi (artis dan perusahaan dan promotor) sama-sama membutuhkan," jelasnya.
Bisnis konser musik juga makin bervariasi pilihan penyanyi barunya. Lalu banyak penggemar digital bisa diajak nonton festival, mereka sudah pasti antusias ingin melihat idola digitalnya tampil secara streaming.
"Sekarang tinggal kemasan dan connecting-nya saja yang menarik," tutup Reynol.
Â
Advertisement