Sandiaga Uno Soroti Tumpukan Sampah di Kawasan Wisata Perairan Nusa Penida Bali

Sandiaga Uno mengungkapkan seorang turis asal AS membagikan pengalaman buruk saat akan snorkeling di Perairan Nusa Penida, Bali. Dia tetap diminta untuk masuk ke air, padahal di sekitarnya ada tumpukan sampah yang merusak keindahan kawasan wisata tersebut.

oleh Henry diperbarui 16 Agu 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2023, 06:30 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno di The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 7 Agustus 2023
Menparekraf Sandiaga Uno di The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 7 Agustus 2023.  (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah sampah tak bisa dipisahkan dari bidang pariwisata dan menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bahkan mengatakan pihaknya terus memerhatikan pengelolaan sampah di destinasi wisata, khususnya Bali.

Hal itu dikatakan setelah seorang turis asing asal Amerika Serikat (AS) membagikan pengalaman buruk saat akan snorkeling di Perairan Nusa Penida, Bali. Dia tetap diminta untuk masuk ke air, padahal di sekitarnya ada tumpukan sampah yang merusak keindahan sekitar kawasan wisata tersebut.

Menurut Sandiaga Uno, pihaknya menerapkan aspek sertifikasi CHSE yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). "Jika setiap fasilitas parekraf itu punya pengelolaan sampah yang baik, terutama bagaimana destinasi-destinasi wisata itu bisa mengelola sampah," tutur Sandiaga di The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin, 14 Agustus 2023.

Pria yang biasa disapa Sandi ini mengajak para start-up dan anak-anak muda untuk bergabung bersama pemerintah dalam ekosistem penyediaan pengelolaan sampah yang baik, pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan juga bisa ramah terhadap lingkungan. "Jadi itu komitmen kami dan kita akan pastikan untuk sampah-sampah di destinasi wisata termasuk Bali ini akan mendapatkan perhatian khusus," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali atau Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, sampah yang ada di perairan Nusa Penida itu menurutnya bisa diakibatkan karena arus laut dan musim hujan. Situasi itu membawa sampah-sampah tersebut ke area Bali.

"Itu akibatnya ada dua kemungkinan, yaitu akibat arus laut dan musim hujan," terang Tjok Bagus yang hadir secara online. Ia menambahkan, Bali sudah memiliki berbagai aturan ketat melalui peraturan gubernur (Pergub) untuk menanggulangi masalah sampah termasuk plastik yang sulit untuk diuraikan.

 

Pembatasan Timbunan Sampah Plastik

Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun di The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 14 Agustus 2023
Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun di The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 14 Agustus 2023.  (Liputan6.com/Henry)

Pertama yaitu Pergub Nomor 24/20220 dimana masyarakat tidak boleh membuang sampah, dan limbah tidak terkena polusi air. Kemudian Pergub Nomor 47/2019, sampah tidak boleh dibuang sungai laut dan Pergub Nomor 97/2018 tentang pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai.

Untuk pengelola hotel-hotel, pihaknya juga sudah melakukan kurasi kepada pihak hotel bintang tiga hingga lima untuk komitmen dalam mengelola sampah berbasis sumber, baik dari kamar, sampah di kamarnya dipisahkan antara organik dan nonorganik.

Bali memang terkenal dengan pantainya yang masih asli serta warisan budaya yang kaya, dan pemandangan yang menakjubkan. Namun beberapa kali juga beredar foto-foto yang menunjukkan sisi lain dari destinasi favorit para turis ini.

Mengutipi laman news.com.au, 12 April 2023, sebuah unggahan potret diambil dari Pantai Kuta sebuah daerah wisata yang terletak di selatan. Foto menunjukkan pesisir pantai dibanjiri tumpukan botol plastik, wadah makanan, dan tas plastik yang ditinggalkan.

Penduduk setempat tersentak mengarungi tumpukan sampah pada Selasa, 11 April 2023, sebagai upaya untuk mengembalikan pantai ke kondisi yang biasanya bersih. Namun, sepanjang bulan Oktober hingga Maret, saat musim hujan di Indonesia, turis akan menemukan sampah yang sering dibuang di Pantai Kuta, Seminyak, Legian, dan Jimbaran Bali setiap hari. 

Mengatasi Masalah Tsunami Sampah

Aksi Bule Belanda Kumpulkan Sampah di Pantai Kuta Bali
Wisatawan asal Belanda mengumpulkan sampah sandal dan sepatu yang berserakan di Pantai Kuta. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ini adalah fenomena tahunan dengan plastik, sampah, dan limbah dari kapal pengapalan sering terbawa ke darat oleh angin kencang, air pasang, dan hujan deras. Indonesia adalah salah satu penyumbang polusi plastik terburuk, dengan 200.000 ton plastik hanyut ke lautan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nature Communications pada 2017.

Unggahan viral Instagram yang dibagikan minggu lalu menunjukkan betapa banyak masalah "tsunami sampah" yang mengalir ke saluran air.  Ketua Satgas Pantai Kuta, I Wayan Sirna mengatakan untuk mengatasi masalah sampah di pantai biasanya mereka berkoordinasi dengan dinas terkait agar sampah bisa segera dibersihkan. "Karena per hari, jumlah sampah bisa mencapai 8 truk hingga 10 truk," ujarnya pada Oktober tahun lalu menyusul gempuran sampah lagi.

Awal tahun ini, turis Australia Tracy Hull juga membagikan foto-foto muram di grup Facebook populer untuk warga Australia di Bali, dengan judul:  "Setidaknya saya tahu di mana saluran pembuangan limbah di Legian, benar-benar menjijikkan hari ini."

Tracey mengatakan sangat mengerikan melihat pantai terlihat seperti itu, dan itu benar-benar tertutup sampah plastik. "Itu ketiga kalinya saya mengunjungi Bali,” katanya kepada news.com.au. "Itu (timbunan sampah) terjadi setiap waktu, Desember penuh dengan gelas plastik dan sedotan dan tas, dari semua merek Indonesia."

 

Pantai Tertutup Sampah

Aksi Bule Belanda Kumpulkan Sampah di Pantai Kuta Bali
Wisatawan asal Belanda menata sampah sandal dan sepatu yang dia kumpulkan dari Pantai Kuta. (merdeka.com/Arie Basuki)

"Rasanya seperti berenang di ujung," sebutnya lagi merasa sangat miris menyaksikan apa yang terjadi. Unggahan tersebut mendapat reaksi besar dengan beberapa orang Australia mengatakan mereka juga memperhatikan bahwa pantai terlihat tidak sedap dipandang

"Saya berada di sana pada pertengahan Desember, berjalan di pantai hampir setiap hari dan pasirnya penuh dengan sampah dan polusi. Saya tahu itu mungkin turis tapi itu mematikan bagi saya," komentar seorang warganet.

Angin darat menyapu semua ke pantai Kuta sepanjang tahun ini. Sungai-sungai mengalir ke laut dan angin meniup semuanya kembali. Ketika itu, Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung Made Gede Dwipayana mengatakan, seluruh pantai telah tertutup sampah dengan relawan yang mengumpulkan sampah dalam jumlah besar dari Oktober hingga Desember.

"Totalnya 600 ton. Itu semua di pantai Kabupaten Badung di sebelah barat," kata Dwipayana. Indonesia kini mencatat 68,5 juta ton sampah dihasilkan pada 2021.

 

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya