Liputan6.com, Jakarta - Setelah status pandemi dicabut, makin banyak wisatawan dari Indonesia datang ke Jepang untuk berlibur menikmati pemandangan alam dan budaya yang khas. Situasi itu jadi salah satu alasan fokus membidik wisatawan Indonesia sebagai target pasar medical tourism atau wisata medis ke negeri Sakura.
Selain alam dan budayanya, Jepang juga terkenal sebagai negara yang memiliki teknologi mutakhir, khususnya di bidang kesehatan. Berbagai keunggulan inilah yang mendasari JCB bekerja sama dengan Iseikai International General Hospital dari Holonics Group dan Jakarta Travel Service (JTS) untuk menggelar Program Layanan Medical Tourism bagi para pemegang kartu kredit JCB.
Baca Juga
Sebagai merek pembayaran global yang berbasis di Jepang, JCB menyediakan program pelayanan wisata kesehatan melalui JTS dari Indonesia ke Jepang, dengan menyediakan program wisata pemeriksaan medis/medis lanjutan dengan paket layanan seperti juru bahasa dan referensi restoran di Jepang.
Advertisement
Paket tersebut dilengkapi dengan penerjemah sebagai standar pada saat pemeriksaan medis, hasil interpretasi (online), pengaturan perjalanan (termasuk layanan sewa). Program itu juga menyediakan benefit tambahan lain, seperti airport lounge.
President Director JCB, Mr. Takumi Takahashi mengaku program tersebut diluncurkan setelah mempelajari temuan di lapangan untuk wisatawan asing yang akan menikmati layanan medis di Jepang.
"Kami sangat menyadari adanya rintangan seperti masalah bahasa dan koordinator yang berpengalaman dalam menjembatani orang Indonesia saat melakukan perawatan kesehatan di Jepang," terang Takumi saat bertemu dengan media di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2023.
Kerja Sama Indonesia dan Jepang
Takumi berharap kerja sama dari program Medical Tourism ini dapat menjadi alternatif kesehatan, terutama bagi yang membutuhkan initial check up. Selain check up, para pasien dan keluarganya juga dapat menikmati keindahan negara jepang dan berbagai keuntungan kartu kredit JCB pada saat bersamaan.
Direktur Jakarta Travel Service (JTS) Gilang Gustya Pratama menambahkan, kerja sama ini menandai ikatan yang lebih erat antara Indonesia dan Jepang, dua negara dengan budaya yang kaya dan hubungan yang kuat selama 65 tahun terakhir. "Kami berharap dapat lebih memperkuat hubungan kedua negara dan saling berkontribusi dalam bidang perjalanan medis dan pariwisata," ucap Gilang dalam kesempatan yang sama.
Jepang telah memfokuskan diri dalam penerimaan kunjungan serta pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien-pasien dari luar negeri sejak 2010. Jepang dikenal dengan fasilitas kesehatan kelas dunia, yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan mematuhi standar kualitas yang ketat dan profesional medis Jepang.
Advertisement
Tren Wisata Kesehatan
Sebagai informasi, Iseikai International General Hospital direncanakan akan dibuka pada Oktober 2023 ini dengan konsep “i-Mall”, kompleks medikal yang juga menyediakan bioskop, art street, kafe, dengan menu sehat sehingga dapat menjadi tempat pertukaran budaya tidak hanya Jepang dan Indonesia, tapi juga dengan wisatawan mancanegara lainnya.
Usai pandemi Covid-19, ada banyak kebiasaan baru bagi masyarakat seperti lebih peduli dalam menjaga kesehatan. Hal itu juga menciptakan tren dalam berwisata, yaitu wisata kesehatan (health tourism) atau medical tourism.
"Kini setelah ancaman Covid-19 mulai mereda, masyarakat di seluruh dunia mulai keluar rumah, tidak terkecuali untuk menikmati liburan yang telah sekian lama tertunda. Semakin bergairahnya dunia wisata pasca pandemi tidak terkecuali dengan medical tourism. Paket pemeriksaan dan pengobatan medis ditambah kegiatan wisata berlangsung marak belakangan ini," tutur Gilang.
Medical tourism merupakan istilah yang digunakan bagi perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan, atau perjalanan wisata yang memanfaatkan penggunaan layanan medis. Layanan medis yang disinergikan dalam wisata kesehatan mencakup perawatan preventif dan konduktif kesehatan hingga bentuk perjalanan rehabilitasi dan kuratif.
Pameran Wisata Jepang
Meski bukan negara yang wisatawannya terbanyak mengunjungi Jepang, pasar wisatawan Indonesia dinilai sangat potensial. Untuk itu, Japan National Tourism Organization (JNTO) menggelar Japan Travel Fair di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada 25--27 Agustus 2023. Pameran perjalanan kali mengusung tema musim gugur dan musim dingin.
Menurut Executive Director Japan National Tourism Organization (JNTO) Jakarta, Tamaki Hatakenaka, Japan Travel Fair yang kedua kalinya di tahun 2023 ini jadi waktu yang tepat karena dalam waktu dekat, Jepang akan memasuki musim gugur. "Saat itu, warna merah dan keemasan menghiasi pemandangan di seluruh negeri. Setelah itu, Jepang akan memasuki musim dingin. Ini adalah waktu yang sempurna untuk merencanakan kunjungan ke Jepang," ungkapnya.
Japan Travel Fair 2023 akan diikuti belasan agen perjalanan dan lima maskapai penerbangan, yakni All Nippon Airways, Cathay Pacific, Garuda Indonesia, Japan Airlines, dan Philippine Airlines. Di sana, para pengunjung bisa berinteraksi dengan banyak eksibitor dari prefektur dan operator di Jepang.
Tamaki menyebut bahwa Japan Travel Fair juga akan menghadirkan talkshow bersama travel blogger, serta menggelar pertunjukan tarian dan kebudayaan tradisional khas Jepang.
Advertisement