Mengintip Gerai Kopi Ramah Lingkungan, Berhias Furnitur Terbuat dari 450 kg Material Daur Ulang Sampah Gelas Plastik

Semangat cinta Bumi kini mantap diusung berbagai jenama, termasuk Fore Coffee. Startup kopi retail ini mewujudkan upaya keberlanjutan dengan menghadirkan gerai kopi terbaru yang ramah lingkungan di Kuningan City, Jakarta yang baru dibuka pada Rabu, 23 Agustus 2023.

oleh Putu Elmira diperbarui 26 Agu 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 19:30 WIB
Mengintip Gerai Kopi Ramah Lingkungan, Berhias Furnitur Terbuat dari 450 kg Material Daur Ulang Sampah Gelas Plastik
Gerai kopi Fore Coffee di Kuningan City mengusung konsep ramah lingkungan dengan berhias furnitur yang terbuat dari 450 kg material daur ulang sampah gelas plastik. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Semangat cinta Bumi kini mantap diusung berbagai jenama, termasuk Fore Coffee. Startup kopi retail ini mewujudkan upaya keberlanjutan dengan menghadirkan gerai kopi terbaru yang ramah lingkungan di Kuningan City, Jakarta yang baru dibuka pada Rabu, 23 Agustus 2023.

"Fore Coffee di Kuningan City itu terbuat dari 450 kilogram (kg) recycle plastic cup, kita tidak kerja sendiri tapi didukung Robries, perjalanan ini sangat challenging," kata Chief Marketing Officer Fore Coffee Matthew Ardian di temui di Kuningan City, Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.

Matthew menjelaskan bahwa 450 kg sampah gelas plastik itu yang digunakan itu tidak 100 persen dari cup Fore. "Kami juga melakukan dari cup lainnya sekitar 4 ribu cup atau kurang lebih hampir dari 10 persen dari 450 kg itu nanti didistribusikan melalui Robries khususnya di Jawa Timur, karena Robries based-nya ada di Surabaya," tambahnya.

"Lebih dari itu, kami sudah bisa menekan penggunaan plastik sekitar 78--80 persen dari 2022--2023," tutur Matthew.

Dikatakan Matthew, gerai kopi Fore di Kuningan City setidaknya hampir 30 persen menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Gerai kopi ini turut dihiasi dengan furnitur upcycle, seperti meja, bangku, hingga kabinet.

Informasi ramah lingkungan ini juga disertakan di berbagai sisi, mulai dari bagian atas hingga yang ada di dalam gerai. Bunyi pesannya pun senada, yakni "This Fore Coffee store is made from 450kg of recycled plastic cups" atau "Gerai Fore Coffee ini terbuat dari 450kg gelas plastik daur ulang".

Furnitur Bermaterial Daur Ulang

Mengintip Gerai Kopi Ramah Lingkungan, Berhias Furnitur Terbuat dari 450 kg Material Daur Ulang Gelas Plastik
Gerai kopi Fore Coffee di Kuningan City mengusung konsep ramah lingkungan dengan berhias furnitur yang terbuat dari 450 kg material daur ulang sampah gelas plastik. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Kehadiran pesan tersebut bukan hanya untuk menyebarluaskan semangat keberlanjutan, tetapi ada makna lain di baliknya. "Merasa banyak anak muda suka OOTD dan foto-foto, tapi alangkah lebih baiknya ketika mereka foto-foto di store mereka punya purpose," kata Matthew.

Ia menerangkan, "Ketika mereka upload di sebuah coffee shop atau tempat yang estetik, at least they bring message. Ketika mereka foto di sini, "This Fore Coffee store is made from 450kg of recycled plastic cups" itu pesan yang kita mau untuk ke depannya."

Di sudut dekat kasir, dihadirkan pula storage yang juga terbuat dari plastik yang didaur ulang. Langkah-langkah pendaurulangannya pun dijelaskan mulai dari mengumpulkan sampah gelas plastik, dipotong kecil-kecil, hingga mendaur ulang sampah tersebut.

Di sisi lainnya, Fore juga menjual barang-barang hasil daur ulang dan ramah lingkungan, seperti tas, tumbler, hingga tatakan gelas. Tempat sampah di gerai ini juga hasil daur ulang gelas yang ditangani oleh Robries.

Kampanye tentang Lingkungan

Mengintip Gerai Kopi Ramah Lingkungan, Berhias Furnitur Terbuat dari 450 kg Material Daur Ulang Gelas Plastik
Gerai kopi Fore Coffee di Kuningan City mengusung konsep ramah lingkungan dengan berhias furnitur yang terbuat dari 450 kg material daur ulang sampah gelas plastik. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Fore Coffee juga memperkenalkan kampanye terbaru, salah satunya yang berkaitan dengan mendukung lingkungan, yakni #FOREsponsible. Pihaknya berkomitmen untuk menjalankan banyak inisiatif guna menekan dampak penggunaan plastik di lingkungan hidup sehari-hari.

"Fore lahir di 2018 advokasi kita tentang lingkungan sudah ada from day one," kata Matthew.

Ia menambahkan, "Dari 2020 lalu dari World Economic Forum bahkan ada report bahwa limbah plastik itu sudah ada 260 juta ton di 2020 dan diprediksi di 2030 akan menjadi 460 juta ton, bayangkan kalau misalnya kita as a brand enggak punya advokasi dan memberikan sustainability ke depannya seperti apa."

Bersama Robries, Fore Coffee tengah menggencarkan program untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik yang sudah digunakan menjadi barang-barang kegunaan sehari-hari. Upaya tersebut dilakukan agar dapat memberikan "second-life" atau "second purpose" pada sampah plastik tersebut. Matthew menjelaskan bahwa pihaknya sangat tertarik akan kreativitas pemanfaatan produk daur ulang sebagai bagian dari aksi perusahaan untuk terus cermat dalam beroperasi.

Kampanye Gandeng Cinta Laura

Fore Coffee x Cinta Laura
Fore Coffee menggandeng Cinta Laura sebagai Social and Sustainability Ambassador Fore Coffee. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Kampanye kedua yang digaungkan oleh Fore Coffee adalah #FOREssentiallyYou yang turut menggandeng Cinta Laura sebagai Social and Sustainability Ambassador Fore Coffee. Keduanya menegaskan pentingnya pemahaman dan penerimaan jati diri guna terus berdaya dan berkarya secara positif dalam kehidupan.

Penyebab utama dari kampanye penjangkauan ini berasal dari hasil riset internal Fore Coffee yang mencatat bahwa 8 dari 10 anak muda mengalami krisis identitas dan isu percaya diri karena berbagai faktor atau stressor. "Research yang kita lakukan secara kualitatif dan kuantitatif, research kuantitatif kita dibantu third party yaitu Populix," jelas Matthew.

"Research kuantitatif melakukan survei ke kurang lebh 1.500 terkhusus anak muda di usia 22--28 tahun di seluruh Indonesia, kami bersama tim RnD memantau tren makanan dan minuman yang disukai di Indonesia, lebih dari itu kita melihat macro trend, ternyata tervalidasi dari data yang kami dapat salah satunya krisis kepercayaan diri dan validasi eksternal," terangnya.

Sementara, alasan pihaknya mengajak Cinta Laura untuk bekerja sama karena disebutkan Cinta adalah sosok inspiratif dan vokal dalam menyuarakan beragam misi sosial yang dekat dengan hatinya. Pihaknya melihat bahwa amplifikasi dari kolaborasi ini dapat menjangkau dan menginspirasi masyarakat yang lebih luas lagi.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya