Selamat, Seekor Bayi Gajah Sumatra Lahir di Taman Nasional Tesso Nilo

Bayi gajah sumatra yang lahir di Taman Nasional Tesso Nilo itu merupakan anak dari induk berusia 41 tahun dan jantan gajah liar.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 04 Sep 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 14:00 WIB
Selamat, Seekor Bayi Gajah Sumatera Lahir di Taman Nasional Tesso Nilo
Bayi gajah sumatera yang lahir di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. (dok. Balai TNTN)

Liputan6.com, Jakarta - Camp Elephants Flying Squad STPN Wilayah I Lubung Kembang Bunga Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) menyambut kedatangan anggota baru. Seekor bayi gajah Sumatera lahir dari induk berusia 41 tahun bernama Lisa.

Bayi hewan bernama latin Elephas maximus Sumatrensis itu lahir pada Kamis, 31 Agustus 2023, sekitar pukul 05.00 WIB. Diketahui bayi gajah itu berjenis kelamin betina. Proses kelahiran berlangsung secara normal dan kondisi bayi dan induknya saat ini dalam keadaan sehat.

Ia adalah anak keempat Gajah Lisa yang dilahirkan di kamp tersebut sebagai hasil breeding dengan gajah liar. Sebelumnya, kamp tersebut juga ketambahan tiga anak gajah yang dinamai Imbo, Rimbani, dan Ryu, dari induk gajah bernama Ria.

"Dalam rentang waktu enam tahun terakhir, Elephants Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo sudah mengalami empat kali kelahiran anak gajah dari dua ekor induk gajah jinak, yakni Lisa dan Ria," ujar Kepala Balai TN Tesso Nilo, Heru Sutmantoro, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Tim medis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akan terus memastikan kesehatan induk dan bayi gajah dengan pemeriksaan medis yang seksama. Heru menerangkan bahwa kelahiran anak-anak gajah sumatera tersebut merupakan fakta penguat bahwa kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo yang berada di Pelalawan, Provinsi Riau, adalah habitat penting gajah Sumatera.

Mamalia Dilindungi

Selamat, Seekor Bayi Gajah Sumatera Lahir di Taman Nasional Tesso Nilo
Bayi gajah sumatera yang lahir di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. (dok. Balai TNTN)

Gajah sumatra merupakan salah satu jenis mamalia yang dilindungi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Dengan bertambahnya bayi gajah tersebut, jumlah total gajah di kamp TNTN mencapai10 ekor (empat ekor gajah dewasa, tiga ekor gajah remaja, tiga ekor gajah anak).

"Kelahiran-kelahiran bayi gajah di elephants flying squad Taman Nasional Tesso Nilo telah meningkatkan optimisme dan semangat Taman Nasional Tesso Nilo sebagai pusat konservasi Gajah Sumatera di Riau dalam melestarikan kembali populasi gajah Sumatera," tutur Heru.

Peningkatan populasi gajah Sumatera butuh proses panjang. Rata-rata usia kehamilan gajah antara 20--22 bulan. Proses breeding juga tak selalu langsung tokcer. 

Belum lagi kasus kematian gajah tak wajar yang beberapa kali terjadi. Salah satunya temuan dua bangkai gajah Sumatera pada April 2022 di Dusun Aras Napal, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut). 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (KSDA Sumut, Irzal Azhar mengatakan, temuan tersebut bermula pada Minggu, 10 April 2022, diterima laporan adanya bangkai satu ekor gajah di perkebunan jeruk milik masyarakat atas nama Hutapea, di Aras Napal, Langkat.

Luka-Luka Tusukan

Temuan bangkai gajah
Gajah sumatera dengan nama latin Elephas maximus sumatrae ditemukan sudah jadi bangkai (Dok: BBKSDA Sumut)

Keberadaan bangkai gajah itu pertama kali dilaporkan oleh pemancing ikan yang melaporkan kepada petugas Resort Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang diteruskan kepada Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat. "Saat pengecekan lokasi oleh petugas Resort KSDA Aras Napal 242, ditemukan bangkai gajah dewasa berjenis kelamin betina dengan kondisi sudah mulai membusuk," kata Irzal, dalam keterangan, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, Jumat, 15 April 2022.

Dijelaskannya, pada tubuh bangkai gajah tersebut ditemukan banyak luka bekas tusukan dengan usus terburai dan caling atau gading pada gajah betina sudah tidak ditemukan lagi. "Hasil ploting koordinat yang dilakukan, bangkai gajah tersebut posisinya berada di Hutan Produksi Terbatas berbatasan dengan TNGL, dan jarak terdekat dari TNGL sekitar 150 meter," jelasnya.

Pada saat petugas mengecek, diperoleh informasi dari masyarakat bahwa di lokasi lain juga ditemukan kerangka gajah. Petugas Resort KSDA Aras Napal 242 lalu mengecek laporan tersebut dan menemukan kerangka gajah sudah membusuk.

"Kondisi tinggal tulang belulang berceceran. Terdapat juga sisa-sisa bangkai yang sudah mencair. Kondisi tulang belulang tidak lengkap. Diperkirakan sudah mati lebih dari enam bulan," terang Irzal.

Hasil ploting koordinat, posisi kerangka gajah tersebut berada di area 242 Aras Napal dan berjarak 140 meter dari hutan TTNGL. Sedangkan, jarak lurus kedua posisi bangkai gajah ini sejauh 1,4 Km.

Hapus Atraksi Tunggang Gajah

Wisata Alam Liar
Taman Nasional Way Kambas / Sumber: www.lampungprov.go.id

Di sisi lain, Balai Taman Nasional Way Kambas mencoret permanen atraksi menunggang gajah dan menggantinya jadi wisata edukasi. Selama pandemi COVID-19, pihaknya telah menutup sementara objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung tersebut.

"Seharusnya memang seperti itu. Kita dahulukan kesejahteraan satwa karena atraksi menunggang gajah ada kecenderungan eksploitasi satwa," ungkap Humas Balai Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko, saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 2 Januari 2023. 

Ia mengatakan berbagai evaluasi dilakukan sejak penutupan, terutama untuk pusat pelatihan gajah. Taman Nasional Way Kambas mengaku sedang mengembangkan wisata edukasi, selain beberapa pembenahan, termasuk infrastruktur pendukung. 

Sukatmoko mengatakan, wisata edukasi yang sedang dikembangkan akan memberi pesan ke masyarakat bahwa gajah ternyata bisa diajak berteman. Pengunjung yang datang ke Taman Nasional Way Kambas nantinya akan ikut diajak merawat gajah, memandikan gajah, memberikan pakan gajah, dan tetap bisa berfoto dengan gajah.

"Saya pikir akan lebih menarik untuk pengunjung karena ada sensasi di setiap kegiatannya," sebut Sukatmoko lagi.  

Ada Cara Seru Kenalkan Beragam Hewan Kepada Anak-Anak, Seperti Apa Itu?
Infografis Kinderjoy
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya