Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya

Bukan berarti hidup pelit, begini cara menerapkan gaya hidup frugal living!

oleh Nihel Rashiqa Rinaldo diperbarui 08 Sep 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2023, 11:00 WIB
Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
(c) Shutterstock

Liputan6.com, Jakarta Di tengah gaya hidup modern ini, seringkali mendorong untuk melakukan konsumsi yang berlebihan. Oleh karenanya, frugal living hadir untuk memberikan alternatif gaya hidup hemat. Tak hanya sampai di situ, gaya hidup ini mengajak kamu untuk menyelami hubungan antara keuangan, barang-barang, dan kepuasan batin. 

Kebiasaan hidup hemat harus ditanamkan sedini mungkin. Hal ini dibutuhkan untuk demi mencapai merdeka finansial sebelum masa pensiun tiba. Harapannya, ketika mencapai usia tidak produktif, kamu tak lagi bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup. Akan tetapi jangan salah, frugal living tidak sama dengan pelit, ya. Agar lebih detail, inilah saatnya membahas 5 tips dalam menerapkan gaya hidup frugal.


1. Budgeting

Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
Budgeting untuk gaya hidup frugal living (c) Pexels/Pixabay

Budgeting dapat kamu lakukan dengan mengalokasikan nilai gaji setiap bulannya. Dengan hal ini, kamu dapat mengatur penggunaan pendapatan sehingga stabilitas keuangan akan lebih terjaga. Namun, pastikan kembali untuk mencatat pengeluaran bulanan secara rinci, ya. 

Dikutip dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, alokasi gaji dapat dilakukan dengan format 40-30-20-10. Secara detail, 40% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk cicilan, 20% untuk tabungan masa depan, dan 10% untuk kebaikan. Namun, tak perlu berpatokan pada angka ini, sesuaikan kembali dengan kebutuhan dan tujuan kamu kedepannya. 


2. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
Bedakan kebutuhan dan keinginan untuk gaya hidup frugal (c) Shutterstock

Tahukah kamu, membedakan kebutuhan dan keinginan menjadi aspek penting untuk mengelola keuangan dengan bijak. Kebutuhan merujuk pada hal-hal dasar yang sangat diperlukan, sedangkan keinginan adalah hal yang mengundang kesenangan tambahan. 

Sebagai contoh, bahan makanan, token listrik, dan peralatan rumah tangga termasuk ke dalam kebutuhan. Sedangkan perhiasan, gadget, dan rekreasi termasuk keinginan. Dilansir dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dalam penerapan frugal living, fokus utama harus ditujukan pada kebutuhan. Selanjutnya, kamu dapat mengalokasikan sisa dana untuk keinginan sesuai anggaran yang ditentukan. Jadi, bisa mencapai tujuan keuangan yang lebih sehat.


3. Beli Barang Second Hand (Bekas)

Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
Membeli barang bekas untuk mendukung prinsip frugal living (c) Pexels/Ivan Samkov

Salah satu prinsip dalam penerapan frugal living adalah dengan membeli barang second hand atau bekas. Lagi pula barang bekas sering dijual dengan harga yang jauh lebih miring dibandingkan barang baru. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan manfaat yang double; menghemat uang dan mendukung gaya hidup berkelanjutan. 

Perlu ditanamkan bahwa barang bekas tak selamanya buruk, lho. Jenis barang ini justru sangat membantu kamu dalam menerapkan frugal living. Selain itu, memilih cara ini juga menjadi langkah yang ramah lingkungan. Sebab dapat membantu mengurangi limbah dan konsumsi sumber daya yang berlebihan.


4. Membandingkan Satu Produk dan Lainnya

Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
Pentingnya membandingkan harga dalam gaya hidup frugal (c) Pexels/Cottonbro Studio

Ketika kamu ingin memenuhi kebutuhan, usahakan untuk membandingkan produk terlebih dahulu. Hal ini guna meminimalisir pengeluaran yang sejalan dengan prinsip frugal living. Usahakan untuk selalu mencari produk yang memiliki nilai rendah namun standard yang tinggi. 

Sebagai arahan, beberapa hal yang bisa dipertimbangkan adalah harga, kualitas, diskon, penawaran, dan daya tahan produk. Kamu dapat melakukan pembandingan ini di manapun, baik offline store ataupun online store. Karena jika ada barang yang lebih murah dengan keunggulan yang sama, kenapa tidak?


5. Stop Impulsive Buying

Frugal Living Bukan Berarti Hidup Pelit, Begini Cara Menerapkannya
Jangan impulsive buying untuk keberhasilan hidup hemat (c) Pexels/Andrea Piacquadio

Impulsive buying adalah tindakan membeli barang atau jasa yang tidak melalui perencanaan atau pertimbangan yang matang. Masalah ini seringkali dilakukan secara mendadak hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional. Masih dengan prinsip yang sama, hal yang harus diutamakan adalah kebutuhan, bukan keinginan.

Untuk itu, dalam penerapan frugal living hal-hal merugikan seperti impulsive buying sebaiknya dihindari. Cobalah untuk mengendalikan diri ketika membeli keinginan tanpa perencanaan. Bukannya untung, justru akan menggagalkan rencana keuangan yang sudah dipersiapkan matang-matang. 

Itulah beberapa tips yang dapat kamu terapkan sesuai dengan prinsip frugal living. Dengan mengimplementasikannya, kamu dapat merasakan pola hidup yang lebih hemat, bijaksana, dan bertanggung jawab. Pastinya juga tanpa mengorbankan kepuasan atau kualitas hidup.

Melalui metode ini, frugal living mengajak kita menuju arah yang lebih berkelanjutan secara finansial. Akan tetapi, jangan sampai kamu menjadi pelit dengan diri sendiri, ya. Jika hal tersebut terjadi, kamu sudah termasuk kategori toxic treat untuk dirimu. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya