Ribuan Guru di Korea Selatan Unjuk Rasa Desak Perlindungan dari Tindak Kekerasan Orangtua Murid

Ribuan guru dan staf sekolah di Korea Selatan berunjuk rasa di Seoul pada Sabtu, 16 September 2023. Mereka meminta perlindungan hukum yang lebih besar terhadap penindasan yang dilakukan oleh orangtua murid.

oleh Putu Elmira diperbarui 18 Sep 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 09:30 WIB
Unjuk Rasa Guru Korea Selatan
Tragedi ini telah memicu gelombang kemarahan dari guru-guru sekolah dasar di seluruh Korea Selatan, yang mulai berbagi pengalaman mereka diintimidasi oleh orangtua yang sombong dan anak-anak yang nakal. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan guru dan staf sekolah di Korea Selatan berunjuk rasa di Seoul pada Sabtu, 16 September 2023. Mereka meminta perlindungan hukum yang lebih besar terhadap penindasan yang dilakukan oleh orangtua murid.

Dikutip dari AP, Minggu, 17 September 2023, klaim tindak kekerasan dari orangtua murid menjadi masalah yang meningkat di negara yang terkenal dengan lingkungan sekolah yang sangat kompetitif tersebut. Demonstrasi akhir pekan di ibu kota dipicu oleh kematian seorang guru yang ditemukan tewas di sekolah dasarnya pada Juli 2023.

Guru tersebut dilaporkan mengungkapkan tekanan emosional yang disebabkan oleh keluhan dari orangtua yang diduga bertindak kekerasan. Para guru yang protes mengatakan bahwa undang-undang yang berlaku saat ini mempersulit mereka untuk mengambil kendali atas kelas mereka.

Undang-undang tersebut dikatakan mereka juga membiarkan guru berada di bawah kekuasaan orangtua yang sombong. Orangtua murid tersebut juga dikatakan dapat dengan mudah menuduh mereka melakukan pelecehan emosional terhadap anak-anak.

Anggota parlemen Korea Selatan saat ini sedang memperdebatkan rancangan undang-undang yang akan memenuhi beberapa tuntutan para guru untuk mendapatkan kekebalan dari klaim pelecehan anak. Namun, beberapa ahli telah menyuarakan keprihatinan mengenai potensi perubahan tersebut.

Mereka mengatakan bahwa usulan tersebut dapat semakin melemahkan perlindungan bagi anak-anak, yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun di lingkungan yang sangat kompetitif. Di Korea Selatan, lulus dari universitas elit dipandang penting untuk prospek karier dan pernikahan.

Menurut data Kementerian Pendidikan dan Layanan Asuransi Kesehatan Nasional yang diberikan kepada anggota parlemen oposisi liberal Kim Woni pekan lalu, lebih dari 820 siswa sekolah dasar, menengah, dan menengah atas meninggal karena bunuh diri sekitar 2018 hingga 2022.

Tuntutan Guru

Unjuk Rasa Guru Korea Selatan
Spanduk yang dibawa para pengunjuk rasa berisi slogan-slogan yang berbunyi "Meloloskan (RUU Pemulihan Hak Guru) pada Sidang Parlemen bulan September." (AP Photo/Ahn Young-joon)

Dengan mengenakan pakaian hitam, ribuan guru dan staf sekolah memenuhi jalan dekat Majelis Nasional. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan mengangkat poster bertuliskan, "Berikan perlindungan kepada guru dari klaim pelecehan emosional terhadap anak."

Para pengunjuk rasa mengatakan lebih dari 9.000 guru telah dilaporkan oleh orangtua mereka karena melakukan pelecehan terhadap anak dalam delapan tahun terakhir. "Saya berharap RUU yang sedang dibahas sekarang (oleh anggota parlemen) akan disahkan sesegera mungkin untuk menjamin hak hidup guru dan memberdayakan guru untuk memberikan pendidikan yang baik," kata Ahn Ji Hye, seorang guru dan salah satu penyelenggara protes.

Polisi dilaporkan memperkirakan sekitar 20.000 orang hadir dalam unjuk rasa pada Sabtu, 16 September 2023. Di tengah meningkatnya kemarahan para guru, pemerintah konservatif Korea Selatan meluncurkan satuan tugas pada awal September 2023 ini untuk mengeksplorasi undang-undang baru terkait pendidikan yang akan mencerminkan pendapat para guru dalam upaya melindungi mereka dari tuduhan pelecehan anak.

Kementerian Pendidikan dan Kehakiman dalam siaran pers bersama menuduh pemerintahan liberal Seoul menerapkan kebijakan yang terlalu menekankan hak asasi anak. Ini menurut mereka menyebabkan peningkatan laporan pelecehan anak yang tidak berdasar.

Guru di Korea Selatan Meninggal Bunuh Diri Gara-Gara Keluhan Orangtua Murid

100 Guru Bunuh Diri di Korea Selatan dalam 5 Tahun, Darurat Kesehatan Mental di Sektor Pendidikan
Seorang guru di Korea Selatan menggelar kegiatan belajar mengajar online. (dok. Jung Yeon-je / AFP)

Kasus guru meninggal dunia karena bunuh diri kembali terjadi di Korea Selatan. Menurut polisi di pusat kota Daejeon pada Jumat, 8 September 2023, guru perempuan itu bunuh diri setelah dilaporkan mendapat keluhan menyakitkan dari orangtua murid.

Dikutip dari The Korea Times, Jumat, 8 September 2023, guru berusia 40 tahun-an itu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit Daejeon pada Kamis, 7 September 2023. Polisi menyebut, guru tersebut ditemukan terluka setelah upaya bunuh diri di rumahnya dua hari sebelumnya.

Keluarganya mengatakan guru itu mengalami masa-masa sulit karena keluhan jahat mengenai pelecehan anak dan masalah lain. Menurut serikat guru setempat, guru itu telah menjalani perawatan psikiatris untuk jangka waktu yang lama.

Guru tersebut juga mengalami masa-masa sulit, baru-baru ini, setelah mendengar kasus bunuh diri seorang guru sekolah dasar di Seoul selatan. Serikat pekerja menerangkan bahwa insiden itu membuatnya mengingat apa yang terjadi pada dirinya di masa lalu.

Pihak serikat menambahkan bahwa guru itu dilaporkan menderita keluhan dari beberapa orangtua pada 2019. Saat itu, ia terlibat kasus dugaan pelecehan anak, namun dibebaskan dari dakwaan pada 2020.

Menyusul kematian beberapa guru di Negeri Ginseng, baru-baru ini, pemerintah setempat berupaya mengambil berbagai langkah. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan hak dan wewenang guru di kelas.

Ya sayangnya, insiden guru bunuh diri tersebut bukanlah yang pertama terjadi di Korea Selatan. Sebelumnya, seorang guru sekolah dasar yang diketahui berusia 23 tahun ditemukan meninggal dunia di ruang kelasnya di Seoul pada 18 Juli 2023. Penyebabnya disebut karena bunuh diri.

100 Guru Bunuh Diri di Korea Selatan dalam 5 Tahun

Ilustrasi meninggal dunia, makam, kuburan, berziarah
Ilustrasi meninggal dunia, makam, kuburan, berziarah. (Image by Freepik)

Mengutip The Korea Times, 31 Juli 2023, polisi dan otoritas pendidikan masih menyelidiki kasus diduga bunuh diri tersebut. Namun, kematiannya memicu para guru lain di seluruh negeri mengungkit tentang lingkungan kerja keras yang dihadapi mereka akibat keluhan para orangtua yang berlebihan.

Mereka juga mendesak reformasi pada legislatif untuk meningkatkan perlindungan bagi para guru. Lebih dari 30 ribu guru dari berbagai tempat di Korea Selatan pada Sabtu, 29 Juli 2023, berkumpul dan menggelar protes skala besar untuk mengutuk kondisi kerja yang dihadapi. Protes tersebut merupakan aksi kolektif akhir pekan kedua yang digelar para guru sejak 22 Juli 2023.

Di bawah panas terik, para peserta berpakaian hitam guna menunjukkan rasa hormat pada mendiang guru mendesak pihak berwenang mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi hak-hak guru. Juga, menuntut otoritas terkait mengubah undang-undang terkait hukuman pelecehan anak, yang menurut mereka dapat menjerat guru yang tidak bersalah dan menghalangi kegiatan pendidikan mereka.

Di tengah duka dan desakan mereformasi sektor pendidikan, data statistik yang dirilis pemerintah pada Minggu, 30 Juli 2023, menunjukkan bahwa 100 guru dari sekolah negeri di seluruh Korea Selatan melakukan bunuh diri sejak 2018 hingga Juni 2023. Data itu didapat anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif Chung Kyung Hee dari Kementerian Pendidikan.

Dari data tersebut, disebut bahwa mayoritas pelaku bunuh diri berprofesi sebagai guru SD dengan 57 orang, disusul guru SMA 28 orang, dan guru SMP 15 orang. Ya, guru sekolah dasar merupakan persentase terbesar dari total 441.795 guru yang terlibat kasus bunuh diri di seluruh Korea.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit.

Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/ apps/details?id=com.tldigital. sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.   

Infografis Menguak Identitas Pengebom Bunuh Diri di Astana Anyar Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menguak Identitas Pengebom Bunuh Diri di Astana Anyar Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya