Liputan6.com, Jakarta - Australia teguh pada komitmennya mendukung Israel terkait konflik dengan Hamas. Di tengah itu, pihaknya juga merilis peringatan perjalanan, mengimbau turis dari negaranya "mempertimbangkan kembali kebutuhan Anda untuk melakukan perjalanan" ke Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina.
Melansir news.com.au, Selasa (10/10/2023), warga Australia juga diminta menghindari semua perjalanan tidak penting ke negara tersebut karena situasi keamanan yang tidak stabil. "Roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza. Ada serangan teror terpisah terhadap warga sipil," kata Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dalam peringatannya.
Baca Juga
Pihaknya menyambung, "Pemerintah Israel telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh negeri." Ada juga peringatan "jangan bepergian" untuk Gaza, dan daerah dekat perbatasan Palestina-Israel. Para pejabat Australia masih berusaha menghubungi wisatawan asal negara mereka yang terjebak dalam konflik tersebut.
Advertisement
Peringatan perjalanan bagi warga Australia ini muncul di tengah bentrokan antara pendukung Israel dan Palestina di Sydney pada Senin malam, 9 Oktober 2023, ketika bendera Israel dibakar di luar Gedung Opera Sydney. Unjuk rasa pro-Palestina dihadiri ribuan demonstran dan dijaga ratusan polisi.
Sydney Opera House, bersama landmark utama Australia lain, termasuk Gedung Parlemen, telah diterangi bendera Israel pada Senin malam sebagai bentuk dukungan pada negara itu. Australia kemungkinan besar tidak akan diminta Israel untuk mengirimkan bala bantuan militer, kata Richard Marles, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia.
"Saya akan sangat terkejut jika itu terjadi," katanya. "Kami mendukung Israel. Saya telah melakukan kontak dengan duta besar Israel. Menteri Luar Negeri serta Perdana Menteri (Australia) juga telah melakukan kontak, tapi tidak ada pembicaraan mengenai dukungan apapun."
Penembakan 2 Turis Israel
Sementara itu, seorang petugas polisi Mesir dilaporkan menembak mati dua turis Israel dan pemandu mereka yang berasal dari Mesir pada Minggu, 8 Oktober 2023. Karena kejadian ini, melansir Guardian, 9 Oktober 2023, Dewan Keamanan Nasional Israel mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke luar negeri, khususnya di Timur Tengah.
Pihaknya menyebut turis yang sudah berada di Mesir harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin. Petugas polisi itu menembak secara acak ke arah rombongan tur Israel yang mengunjungi Alexandria menggunakan senjata pribadinya, menurut Extra News, mengutip sumber keamanan.
Laporan menyebutkan bahwa korban keempat mengalami luka dan petugas polisi yang menembak sudah ditangkap. Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi kematian tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Pagi ini saat turis Israel berkunjung ke Alexandria, Mesir, seorang penduduk setempat melepaskan tembakan ke arah mereka, membunuh dua warga negara Israel dan pemandu mereka yang berasal dari Mesir," katanya. "Selain itu, ada seorang warga Israel yang juga terluka, namun dalam kondisi stabil."Â
Advertisement
Pro Kontra Warganet
Dewan Keamanan Nasional Israel mengatakan ada ketakutan akan peningkatan motivasi kelompok teror dan penyerang tunggal untuk menyerang warga Israel di luar negeri. Kairo belum mengomentari serangan terhadap turis tersebut.
Melansir AP News, pasukan keamanan segera menutup lokasi serangan. Rekaman grafis yang diunggah di media sosial menunjukkan dua orang tergeletak tidak bergerak di tanah. Seorang lainnya terlihat dibantu sekelompok pria.
Seorang perempuan terdengar berteriak memanggil ambulans. Serangan tersebut memicu reaksi beragam dari pengguna media sosial. Beberapa pihak memuji serangan di Alexandria, sementara yang lain mengutuk pembunuhan warga sipil yang mengunjungi Mesir.
Menulis di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, penulis dan pembawa acara TV terkenal Mesir Ibrahim Issa menyebut serangan itu sebagai "kejahatan teroris." "Setiap upaya untuk membenarkan tindakan tersebut adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan bangsa," sebutnya.
Amr Magdi, peneliti Human Rights Watch, mengutuk serangan tersebut. "Tidak ada pembenaran apapun untuk (orang yang) secara sengaja menargetkan warga sipil Israel di #Mesir, Gaza, atau di mana pun," terangnya melalui X.
Penerbangan dari dan ke Tel Aviv Batal
Akibat konflik Israel vs Hamas, banyak maskapai besar yang membatalkan penerbangan mereka. Melansir VOA News, Minggu, 8 Oktober 2023, di papan kedatangan di Bandara Internasional Ben Gurion Tel Aviv, American Airlines, Air France, Lufthansa, Emirates, Ryanair, dan Aegean Airlines masuk dalam daftar maskapai besar yang menarik penerbangan mereka.
Banyak penerbangan keluar dari Israel juga dibatalkan. "Mengingat situasi keamanan saat ini di Tel Aviv, Lufthansa membatalkan semua penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga Senin," kata juru bicara maskapai Jerman itu pada AFP. Maskapai ini menambahkan bahwa pihaknya secara permanen memantau situasi keamanan di Israel.
Air France menyebut pihaknya telah menghentikan penerbangan Tel Aviv sampai pemberitahuan lebih lanjut. Maskapai penerbangan berbiaya rendah milik grup Air France-KLM, Transavia, juga membatalkan penerbangan dari Paris ke Tel Aviv pada Sabtu malam, 7 Oktober 2023.
Di Warsawa, maskapai penerbangan Polandia LOT mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya juga telah membatalkan penerbangan ke Tel Aviv. Namun, otoritas bandara tidak menghentikan hubungan udara komersial dengan Eilat, bandara internasional kedua Israel dan tujuan wisata di Laut Merah.
Advertisement