Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai cara untuk mencetak calon pemimpin masa depan yang menginspirasi. Salah satunya dengan menerjunkan langsung para mahasiswa sebagai relawan sesuai bidang yang mereka minati dalam program bertajuk "Nutrifood Leadership Award: Inspiring Future Leaders."
Dengan mengangkat tema "Contribution for Our Nation," pihaknya bermaksud memberi penghargaan untuk para mahasiswa yang punya potensi di bidang kepemimpinan, mampu dan peka melihat perkembangan zaman, serta berkontribusi lebih besar untuk Indonesia.
Baca Juga
Seleksi Nutrifood Leadership Award (NLA) 2023 diikuti ratusan pendaftar mahasiswa di seluruh Indonesia dari berbagai latar belakang prestasi, organisasi, serta ragam potensi di bidang kepemimpinan. Setelah dilakukan audisi di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, akhirnya terpilih 20 finalis yang mengikuti karantina selama empat hari, yakni 8--11 Oktober 2023, di Jakarta.
Advertisement
Di hari ketiga karantina, finalis berkesempatan mengeksekusi proyek sosial sesuai empat pilar kontribusi Nutrifood di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan inklusivitas.
"Setelah sempat vakum selama pandemi, akhirnya tahun ini Nutrifood dapat kembali melanjutkan inisiatif program Nutrifood Leadership Award yang ke-15, dengan misi utama yang masih tetap sama, yaitu melahirkan pemimpin masa depan yang bisa menginspirasi dan membawa perubahan positif bagi Indonesia," terang Dian Mariani, Nutrifood Human Resources Manager di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Oktober 2023.
Hingga saat ini, alumni NLA telah tersebar dan terjun ke berbagai bidang, mulai dari bekerja di perusahaan dan NGO, baik nasional maupun multinasional, jadi entrepreneur dan social entrepreneur, sampai melanjutkan pendidikan di dalam maupun luar negeri.
Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, NLA 2023 memberi kesempatan untuk para finalis terjun langsung dan berkontribusi dalam proyek-proyek sosial, berkolaborasi dengan berbagai organisasi non-profit (NGO), sehingga mereka dapat belajar mengembangkan kapasitas diri, serta meningkatkan empati dan pemahaman tentang isu-isu sosial.
4 Kelompok Proyek Sosial
Para finalis terbagi atas empat kelompok, sesuai proyek sosial yang dilakukan, yaitu kelompok Health bersama Rumah Harapan Indonesia, kelompok Green bersama Food Cycle Indonesia, kelompok Education bersama Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation, dan kelompok Inclusivity bersama Indika Foundation. Di Rumah Harapan Indonesia (RHI), para finalis mendampingi anak-anak yang sebagian besar punya penyakit jantung melakukan pengobatan maupun check-up ke rumah sakit.
"Rumah Harapan Indonesia ini seperti rumah singgah. Kami menampung anak-anak kurang mampu yang punya penyakit berat dan butuh biaya besar, seperti jantung, sampai mereka sembuh. Kami punya relawan yang mendampingi mereka saat melakukan pengobatan yang butuh waktu berjam-jam. Di program NLA ini, para mahasiswa bertugas sebagai pendamping sementara bagi anak-anak ini," tutur Valencia Mieke Randa selaku founder RHI.
"Saya bangga dan senang sekali melihat antusiasme, ketulusan, dan semangat para finalis dalam menjalankan proyek mereka. Kalau mereka tidak tulus atau sekadar ingin tampil, bisa kelihatan, karena memang tidak mudah buat mendampingi anak-anak, perlu kesabaran dan hati yang besar untuk menjalani tugas ini," lanjutnya.
Advertisement
Mengurus dan Menyalurkan Sisa Makanan
Semangat yang sama juga dirasakan Herman Andryanto sebagai co-founder Food Cycle Indonesia. Para finalis, menurut Herman, sangat antusias mengikuti program yang mereka jalani, yaitu mengurus sisa makanan dengan menyalurkan makanan dan produk surplusnya.
Menurut Herman, isu sustainability jadi PR kita bersama sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk generasi mendatang. Faktanya, saat ini Indonesia jadi pemboros makanan terbesar kedua di dunia, dengan jutaan orang menderita kelaparan dan kekurangan gizi pada saat yang bersamaan.
"Dalam permasalahan food loss and waste, kita sebagai anak muda sangat bisa berkontribusi, minimal dengan bijak mengonsumsi (makanan) sampai habis. Di Food Cycle, kami membagi-bagikan makanan bila ada sisa makanan yang masih layak dikonsumsi. Biasanya kami berikan ke panti asuhan atau mereka yang kurang mampu," ucap Herman.
"Jika ada makanan sisa, tapi kondisinya kurang bagus, seperti pisang yang bonyok, kami olah jadi makanan lain. Kalau kondisinya sudah tak layak makan, tapi sisa makanan masih banyak, biasanya kami olah untuk dijadikan pupuk tanaman. Pokoknya jangan sampai ada makanan yang terbuang," tambahnya.
Untuk melaksanakan misinya, Food Cycle menggandeng sejumlah pihak untuk bekerja sama, seperti penyelenggara pernikahan untuk mendapatkan infornasi bila ada sisa makanan dalam sebuah acara.
Pemenang Nutrifood Leadership Award 2023
Herman melanjutkan, "Kami berharap program dari kelompok Green dapat menginspirasi para penerima manfaat, serta semua finalis yang terlibat di berbagai proyek sosial, juga senantiasa memiliki pola pikir untuk menjadi solusi dibandingkan mengeluh dan menyalahkan keadaan."
Saat sesi Awarding Nutrifood Leadership Award 2023, kelompok Health berhasil terpilih sebagai pemenang The Most Inspiring Movement atas kerja kerasnya berkolaborasi dan berkontribusi dalam proyek Sistem Manajemen Relawan Rumah Harapan Indonesia.
Mereka dinilai sangat membantu memberi edukasi interaktif melalui Instagram Rumah Harapan Indonesia, mengajak masyarakat berkontribusi menyalurkan kepedulian dan berbagi keceriaan dengan adik-adik di Rumah Harapan Indonesia.
Kelompok Health terdiri dari Benediktus Osa Indrawan (Universitas Diponegoro), Eva Yunizar Reza Permana Putri (Universitas Gadjah Mada), Leonardus Ega Wardana (Universitas Diponegoro), Muhammad Akbar (Universitas Negeri Lampung), dan Muhammad Rakha Nabil Abiyyu Hanum (Universitas Gadjah Mada)
Sebagai bentuk apresiasi, anggota kelompok Health akan mengikuti mentoring program bersama CEO Nutrifood selama enam bulan untuk dapat lebih dalam belajar tentang kepemimpinan yang bermakna.
Advertisement