Liputan6.com, Jakarta - Di antara banyak pilihan minuman di dalam penerbangan, kopi mungkin jadi pilihan terakhir. Banyak penumpang merasa menyeruputnya di udara tak pernah seenak saat di darat. Berangkat dari itu, Alaska Airlines mencari solusi.
Maskapai yang berbasis di Alaska itu baru saja merilis kopi racikan yang diklaim terenak saat diseruput di udara. Mereka berkolaborasi dengan gerai kopi yang berbasis di Portland, Stumptown, untuk membuat kopi yang tak akan terpengaruh dengan efek perubahan ketinggian.
Baca Juga
Mengutip laman CNN, Selasa (17/10/2023), aroma dan rasa sangat berkaitan tetapi indra penciuman manusia justru berubah signifikat di ketinggian. Makanan dan minuman terasa berbeda karena kabun bertekanan menurunkan kadar oksigen darah sehingga mengurangi kemampuan reseptor penciuman, yaitu kemampuan mencium.
Advertisement
Udara kabin yang sangat kering, dengan tingkat kelembapan lebih rendah dibandingkan Gurun Sahara. Hal itu juga berdampak pada hidung.
Untuk mengatasi efek tersebut, Alaska Airlines menggunakan Stumptown's Holler Mountain, campuran medium-dark, sebagai bahan dasar, lalu ditambahkan aroma yang lebih kuat yang rasanya, seperti marhsmallow, mentega kecokelatan, dan toffee, serta 'sedikit aroma lembut' dari minyak jeruk dan ceri. Hasilnya, kopi memiliki aroma yang lebih 'kompleks' saat dikonsumsi di udara dari biasanya.
Racikan kopi itu telah dikembangkan selama setahun. Maskapai tersebut menjelaskan bahwa 20 versi berbeda telah diuji, termasuk selama penerbangan dan dengan survei buta. Alaska bahkan menguji rasa campuran tersebut dengan krimer dan kue Biscoff untuk 'memastikan kombinasi terbaik'.
Akhiri Kerja Sama dengan Starbucks
Kopi racikan mereka rencananya akan disajikan di semua penerbangan Alaska, termasuk juga maskapai regional mereka, Horizon Air. Penumpang mulai bisa mencicipinya pada 1 Desember 2023.
Seiring perilisan kopi racikan Stumptown tersebut, Alaska mengakhiri kerja sama dengan Starbucks yang terjalin selama satu dekade. Alaska mengatakan, "Berterima kasih kepada teman-teman kami di Starbucks dan bangga telah menyajikan kopi mereka di dalam penerbangan kami selama bertahun-tahun".
"Kopi di pesawat kerap jadi candaan banyak pelancong," ujar Edward Russell, editor buletin Airline Weekly untuk publikasi industri perjalanan Skift, kepada CNN. "Itu alasannya mengapa maskapai sering kali mencoba meningkatkan kemampuan mereka dengan berbagai merek kopi global; meskipun demikian, sebagian besar opsi di penerbangan biasa-biasa saja."
Dia mengaku ragu kopi khusus ini akan menarik pelanggan baru ke maskapai ini. Meski begitu, ia menilai kemitraan baru dengan Stumptown 'lebih terlihat seperti apa yang terbaik yang bisa dilakukan maskapai ini', yaitu meningkatkan bisnis dari Pacific Northwest. Alaska juga bermitra dengan perusahaan regional lainnya, termasuk keju Tillamook, es krim Salt & Straw, dan koktail kalengan langsung.
Advertisement
Kopi Premium Lokal
Dari dalam negeri, kopi Indonesia dinilai memiliki kualitas premium. Dida Gardera, Plh. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian menyebutkan bahwa kualitas kopi Indonesia sudah sangat baik.
"Jadi kita akan tonjolkan premium coffee, khususnya untuk para penikmat kopi," ungkapnya saat ditemui di acara 2nd Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2023, di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Oktober 2023.
Ia menyatakan bahwa dari segi kuantitas, Indonesia berada di posisi ketiga. Namun, ia meyakini bahwa dari segi kualitas, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik di dunia.
Dida juga menyebutkan bahwa kualitas kopi yang dimiliki Indonesia saat ini perlu dijaga dan ditingkatkan. "Hal ini harus kita jaga dan kita tingkatkan, dengan pameran ini dan event lain terkait kopi," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kopi juga merupakan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa Indonesia. "Itu akan menunjukkan selain kita punya budaya bangsa batik, ataupun dari seni budaya seperti tari-tarian, musik. Nah, kopi juga termasuk keunikan dari bangsa negara kita."
Harapan Dikenal dengan Merek Sendiri
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo berharap kopi-kopi lokal yang dipasarkan di mancanegara tidak berakhir hanya menjadi produk white label (produk yang tidak diberi merek), melainkan dikenal dengan merek dagangnya sendiri di pasar internasional.
"Kopi Indonesia selalu enak dan selalu menarik, harapannya bisa terus ditingkatkan lagi, tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tapi juga mancanegara," ujarnya saat ditemui di acara Kopi Fest Indonesia, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu, 9 Oktober 2023.
Dalam acara tersebut, digelar pula lomba untuk para barista, yakni Barista Innovation Challenge. Pertandingan itu menantang para barista serta home brewer untuk berinovasi menampilkan keahlian dalam meracik berbagai minuman berbasis kopi.
Kompetisi ini diikuti oleh 100 kota, dan setiap kota mengirimkan lima orang sebagai perwakilan. Menurut Angela, kompetisi tersebut bisa meningkatan kualitas para barista yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kopi di Indonesia.
"Ketika makin banyak barista ke depannya, dengan kualitas yang makin meningkat, akan semakin banyak coffee shop di berbagai kota, tidak hanya di kota-kota besar, dan akan meningkatkan coffee culture di kota tersebut," ujarnya.
Advertisement