Liputan6.com, Jakarta - Semarak Jakarta Fashion Week atau JFW 2024 terus berlanjut. Pekan mode akbar ini berlangsung di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan mulai 23--29 Oktober 2023 dengan semangat "Fashion Continuum: Bridging Generations".
Salah satu peragaan busana di gelaran hari pertama adalah suguhan dari brand sabun legendaris, Lux yang berkolaborasi dengan tiga desainer ternama Indonesia, yakni Didiet Maulana, Albert Yanuar, dan Lisa Ju. Persembahan pagelaran ini mengusung tajuk "The Magical Fragrance of Confidence."
Baca Juga
Erfan Hidayat selaku Skin Cleansing Indonesia Marketing Lead Unilever Indonesia menyebut bahwa tema tersebut benar-benar dipilih kata per katanya dengan saksama karena bermakna inti dari kolaborasi yang dijalin. Pihaknya percaya bahwa fragrance dapat membawa perubahan dari diri seseorang secara positif.
Advertisement
"The magical confidence juga tentunya kita semua ketika semua percaya diri, kita bisa membawa potensi yang paling maksimal dari diri kita sendiri. Kali ini kami mau mengangkat tema pentingnya semua wanita di Indonesia untuk bisa bebas mengekspresikan kecantikan mereka dengan penuh percaya diri," kata Erfan dalam konferensi pers yang digelar di Press Lounge, City Hall, Pondok Indah Mall 3, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
Sprit yang diusung pihaknya, dikatakan Erfan dirasa sangat penting. Merujuk data dari The Cybersmile Foundation, organisasi nirlaba yang bergelut di bidang anti-bullying, setidaknya ada lebih dari 45 juta perempuan di seluruh dunia yang masih mendapatkan komentar negatif tentang penampilan mereka.
"Kami percaya bahwa kecantikan itu milik kamu sendiri, kita mau bersama-sama menggandeng semua partner, yuk kita sama-sama menginspirasi dan membantu wanita Indonesia untuk bisa bebas berekspresi," terangnya.
Suguhan Menarik
Erfan menambahkan bahwa, "Lux dilahirkan hampir 100 tahun yang lalu pertama kali dilahirkan, tujuan hidup dari sabun ini, yaitu bagaimana kita bisa membawa fine fragrances yang zaman itu sangat langka dan mahal menjadi sangat terjangkau pada seluruh wanita."
Kini, pihaknya ingin terus berevolusi. Berdasarkan tema yang diangkat, Lux ingin membawa kepercayaan diri pada setiap perempuan.
"Kami sudah bekerja sama dengan University of Liverpool dengan neuroscientist untuk membuktikan bahwa memang benar fragrance yang ada di Lux bodywash benar-benar bisa scientifically proven boost your confidence about your look," ungkapnya.
Hal tersebut juga dikemas Luc dalam sebuah peragaan busana. Erfan mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang membuat peragaan busana ini menarik sekaligus unik.
"Pertama, tentunya akan dimanjakan dengan desain-desain yang sangat cantik dari fashion designer yang mau berkolaborasi dengan kita. Kedua, kita juga akan bawa peragaan busana ini menjadi sebuah multisensory fashion show, selama menikmati akan beragam wangi-wangian dari Lux," katanya.
Poin ketiga, disebut Erfan, peragaan busana ini juga akan dimeriahkan dengan para muses yang berjalan di catwalk. "Mereka adalah para wanita-wanita hebat se-Indonesia dari beragam latar belakang dan mereka bukan model profesional," ungkapnya.
Advertisement
Nuansa Bunga hingga Transformasi
Chairwoman JFW, sekaligus CEO GCM Group, Svida Alisjahbana menyebut dalam peragaan busana ini pihaknya mengurasi desainer yang membawa napas "beauty" dalam koleksinya. "Ini adalah satu unity building confidence between collection, antara wangi-wangian yang membangun percaya diri," kata Svida.
Ketika Lux tertarik untuk bergabung di JFW, Svida pun tak berpikir panjang untuk mengiyakan. "Karena itu selaras sekali," tambahnya.
"Ketiga desainer ini bukan desainer yang masih muda atau awam, tapi sudah mempunyai karakter masing-masing yang sangat kuat dan membuat wanita percaya diri dan cantik," terang Svida.
Dari sisi koleksi, desainer Albert Yanuar menyebut karyanya mengusung tajuk "Shape Shifter". Dikatakannya, setiap koleksinya selalu akan ada sentuhan transformasi.
"Saya percaya kita sebagai manusia harus bisa bertansformasi menjadi jadi yang lebih baik lagi. Di sini, aku menggunakan teknik origami, ada kelopak-kelopak yang terinspirasi dari bunga jasmine dari Lux dan warnanya dominan putih," terangnya.
Ia menyebut koleksinya kali ini berpad dengan motif bernuansa lautan. "Bagaimana cara aku mencampur warna putih sampai nuansa lautan yang mengesankan ada mystical juga tapi ada sangat indah dan unik, transformasi ini aku belum pernah keluarkan di mana-mana ini spesial show," tambahnya.
Sentuhan Kelopak hingga Terinspirasi Perempuan
Sedangkan desainer Lisa Ju menyebut koleksinya didominasi kelopak dari bunga-bunga. Sentuhan ini terinspirasi dari brand Lux yang sangat identik dengan bunga.
"Seperti rancangan saya pada umumnya, saya menggunakan banyak manipulating dan detail-detail kristal yang berkilau dan mengolaborasikannya dengan brand Lux," ungkapnya.
Tak ketinggalan, Didiet Maulana mengisahkan bahwa koleksi yang dibawanya terasa sangat personal. Koleksi ini perpanjangan dari koleksi yang ia bawa di New York Fashion Week.
"Jadi from New York Fashion Week to Jakarta Fashion Week," katanya.
Ia menjelaskan bahwa cerita koleksinya tidak jauh dari perempuan. Hal tersebut dikarenakan Didiet tumbuh dan lahir dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat.
"Menurutku perempuan itu pilar, pilar semuanya karena dari perempuan orang bisa bertumbuh, berkembang, dan memiliki perspektif di awal untuk menjadi manusia seutuhnya," jelasnya.
Koleksi yang dibawa Didiet bertajuk "The Wiron", yang berati wiru atau lipatan. "Ceritanya tentang lipatan-lipatan, perempuan berkebaya kain batiknya dilipat, nah, kali ini koleksinya banyak bermain dengan lipit, banyak bermain dengan kesabaran karena untuk mewiron itu butuh kesabaran," tambahnya.
"Siluet-siluetnya itu banyak terinspirasi oleh potongan-potongan kebaya yang kemudian aku potong tangannya, kita deconstruct di beberapa bagian sehingga menjadi satu bentukan yang baru tapi spiritnya tetap sama," ungkap Didiet.
Pendiri brand IKAT Indonesia ini menyebut koleksinya dibuat oleh penenun-penenun perempuan. Saat peragaan, dihadirkan pula suara dari alat tenun.
"Lux juga memberikan saya kesempatan untuk bekerja sama dengan tiga persona, salah satunya ada Kartika Jahja yang memiliki satu komunitas, Institut Ungu, membuat pergelaran tahun depan operet yang mengangkat tentang pantura, dr. Sophia dia punya satu komunitas Lentera Sintas Indonesia yang mewadahi dan memberikan ruang untuk perempuan untuk berkeluh kesah tentang kekerasan seksual, dan Rahne Putri, dulunya penulis puisi tapi sekarang giat menulis blog tentang mindfulness, tentang dirinya menjadi seorang ibu," tutupnya.
Advertisement