Liputan6.com, Jakarta - Kasus warga lokal digigit komodo Kembali terjadi di Labuan Bajo. Kali ini menimpa seorang warga bernama Kamaruddin (45) dari Loh Lawi, Kampung Komodo, Pulau Komodo, Kecamatan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dilansir dari Antara, Rabu, 1 November 2023, Tim SAR Gabungan Labuan Bajo melaksanakan evakuasi medis terhadap Kamarudin dari Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT yang digigit komodo.
"Pukul 14.30 Wita Tim SAR mengevakuasi medis korban untuk dibawa ke rumah sakit," terang Kepala Kantor Basarnas Maumere, Supriyanto Ridwan dalam keterangan resmi dari Maumere, Kabupaten Sikka, Rabu, 1 November 2023.
Advertisement
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata dia, korban pergi mencari asam di sekitar Kampung Komodo pada pukul 08.00 Wita. Namun, korban digigit Komodo ketika hendak pulang ke rumah pada pukul 12.30 Wit
Korban, lanjutnya, digigit pada kaki kiri bagian bawah atau betis kiri. Belum diketahui dengan pasti bagaimana korban akhirnya bisa lepas dari gigitan komodo. Yang jelas, setelah mendapatkan laporan itu, kata Supriyanto, Tim SAR Gabungan langsung diberangkatkan menuju lokasi dengan menggunakan Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat yang dilengkapi dengan peralatan medis darurat.
"Tim SAR Gabungan mengevakuasi medis korban ke Dermaga Labuan Bajo," katanya. Selanjutnya, korban dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Labuan Bajo menggunakan ambulans Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Labuan Bajo.
Belum lama ini seorang warga di Kampung Waerebo, Pulau Rinca, NTT juga terluka karena digigit komodo. Peristiwa itu pun ditanggapi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno pada Senin, 30 Oktober 2023.
Â
Â
Tanggapan Sandiaga Uno
Â
Menparekraf mengatakan perlunya keterlibatan para ahli konservasi dan juga pemerhati lingkungan hidup dalam kasus ini. "Situasi ini mungkin dipicu oleh semakin menyusutnya habitat komodo dan mereka semakin kesulitan mencari makanan," ucap Sandiaga Uno.
Ia juga berpesan agar semua pihak terkait antara lain pemerintah daerah setempat, badan otorita, Balai Taman Nasional Komodo dan pihak terkait lainnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Semua pihak harus duduk memastikan agar kelestarian lingkungan dan keselamatan warga ini terjaga. Itu tanggapan kami," sambungnya.
Pria yang biasa disapa Sandi ini juga mengatakan, harapannya Pulau Rinca yang telah dibangun bisa menjadi suatu pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. "Selain itu dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat, bukan hanya di Pulau Rinca tetapi juga di semua Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo," kata Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga menanggapi usulan agar dibuatkan pagar pembatas antara perumahan warga Kampung Waerebo dengan habitat komodo. Selama ini sebenarnya sudah ada pagar pembatas tapi belum sampai ke Kampung Waerebo.
Advertisement
Komodo Memasuki Halaman Rumah
Â
"Itu bisa jadi salah satu solusi, tapi sebaiknya seperti saya katakan tadi, semua pihak berkepentingan harus duduk bersama mencari solusi yang dianggap terbaik," tutup Sandi.
Peristiwa warga di Pulau Rinca digigit komodo ternyata sudah dua kali terjadi Oktober 2023. Pada awal Oktober kemarin, seorang ibu rumah tangga juga terluka setelah digigit komodo yang memasuki halaman rumahnya.
Di sisi lain, Badan Karantina Pertanian Wilayah Kerja Labuan Bajo berhasil mencegah upaya penyelundupan anak komodo. Petugas menggagalkan upaya penyelundupan anak komodo di pelabuhan penyebrangan ASDP, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Senin 30 Oktober 2023. Seorang pelaku berhasil diamankan pertugas bersama barang bukti satu ekor anak komodo yang rencananya diselundupkan ke Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Pelaku sempat berusaha kabur, meninggalkan barang bukti ke seorang sopir truk yang akan menyeberang ke Bima melalui pelabuhan penyebrangan ASDP Labuan Bajo," ungkap Omi Warsih, penanggung jawab Badan Karantina Pertanian Wilayah Kerja Labuan Bajo, Selasa, 31 Oktober 2023, dilansir dari kanal Regional Liputan6.com, Rabu, 1 November 2023.
Penyelundupan Anak Komodo
Â
Ia menuturkan, kejadian ini berawal saat tim Karantina Pertanian Labuan Bajo sedang menjalankan rutinitas pengawasan di wilayah pelabuhan penyebrangan ASDP Labuan Bajo. Ketika memeriksa isi truk pengangkut pisang, petugas mulai curiga karena melihat sebuah tas ransel yang nampak bergerak.
Tim akhirnya memutuskan untuk membuka tas ransel tersebut dan menemukan satu ekor anak komodo yang terbungkus dalam kaus kaki. Untuk memastikan temuan itu, petugas langsung menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).
"Identifikasi dari BKSDA dan BTNK, terbukti bahwa itu adalah anak komodo, yang diduga dicuri oleh pelaku dari Kampung Kerora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo," tuturnya.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani Siga, mengaku belum memastikan apakah anak komodo yang hendak diselundupkan tersebut diambil dari dalam kawasan Taman Nasional Komodo atau di luar kawasan. "Kita belum bisa pastikan, tapi petugas terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap faktanya," tandasnya.
Â
Advertisement