Liputan6.com, Jakarta - Jerawat adalah masalah kulit yang bisa melanda siapa saja, baik pria maupun wanita. Tapi ternyata pria lebih beresiko mengalami kondisi jerawat yang lebih berat, mengapa hal itu bisa terjadi?
Dr. Dia Febrina, Sp.KK, Dermatovenerologist, menyebutkan bahwa pria memiliki karakteristik kulit yang berbeda dengan wanita. "Kalau untuk karakteristik kulit, laki-laki kulitnya lebih tebal. Jumlah lapisan kulit dermis dan epidermisnya juga lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Jumlah kelenjar minyak juga lebih banyak dan lebih besar," ungkapnya, saat ditemui di acara Khaloo Beauty Gathering, Jakarta Pusat, Rabu, 23 November 2023.
Baca Juga
Karena hal tersebut, kulit pria biasanya terlihat lebih berminyak, dan kadang lebih rentan untuk berjerawat. Selain karakteristik kulit, faktor genetik menjadi salah satu penentu lainnya dari kondisi jerawat yang dialami oleh laki-laki.
Advertisement
Berbeda dengan wanita, biasanya laki-laki akan lebih masa bodoh dengan kondisi kulit. Hal tersebut menyebabkan penyembuhan jerawat menjadi kurang maksimal.
"Laki-laki itu lebih masa bodoh (dalam merawat kulit), jadi ketika dia mengalami permasalahan tertentu seperti jerawat, dampaknya ada pada saat kesudahannya. Jadi, jerawatnya sudah tidak ada tapi bopengnya dimana-mana," ungkapnya lagi.
Ia juga menjelaskan, kondisi kulit pria akan berbeda dengan perempuan yang biasanya lebih merawat kulit ketika menghadapi permasalahan seperti jerawat. "Ketika membaik, dan jika merawat kulitnya dengan baik biasanya luka yang diakibatkan oleh jerawat lebih minim dibandingkan laki-laki," jelasnya.
Laki-Laki Berhenti Berjerawat Pada Usia Tertentu
Walaupun pria berpotensi mengalami kondisi jerawat yang lebih parah, mereka akan mengalami fase pemberhentian dalam berjerawat. "Laki-laki biasanya diatas 25 tahun itu sudah berada di fase pemberhentian, walaupun tidak semua laki-laki seperti itu," jelas dr. Dia Febrina. Ia juga menjelaskan bahwa pada usia diatas 40 tahun, sudah jarang ditemui pria dengan kulit acne prone (rentan berjerawat).
Hal ini berbeda dengan wanita yang tidak mengalami fase pemberhentian saat kondisi wajah berjerawat. "Kalau wanita, diatas 25 tahun itu akan berlanjut dan namanya adalah adult female acne atau jerawat pada wanita dewasa," jelasnya. Ia juga menjelaskan bahkan pada usia 40 tahun, wanita juga akan berpotensi mengalami permasalahan kulit tersebut.
Dari segi perawatan kulit, dr. Dia menjelaskan, bahwa tidak ada perbedaan bagi pria maupun wanita. "Ketika perempuan ataupun laki-laki, punya permasalahan kulit yang ingin dia fokuskan, maka sama saja dari segi bahan-bahanya. Untuk bahan tambahan, itu tergantung dari permasalahan kulitnya," jelas dokter tersebut.
Advertisement
Perawatan Kulit Pria dan Wanita Sama
Ia juga menjelaskan, untuk kondisi permasalahan jerawat pada tahapan ringan, masih bisa menggunakan produk perawatan kulit yang dijual bebas. Kondisi jerawat ringan adalah ketika jerawat di wajah berjumlah kurang dari 30 buah.
Sementara itu, untuk kondisi jerawat sedang dengan jumlah 30–135 buah, harus berkonsultasi ke dokter kulit. Terlebih jika kondisi jerawat sudah berada di tahapan yang berat.
"Misalnya perempuan atau laki-laki memiliki kulit yang berjerawat, mereka membutuhkan perawatan kulit yang memiliki kandungan niacinamide nya. Misalnya AHA BHA, bisa juga menambahkan sulfur, kemudian tea tree oil, ataupun kandungan retinolnya," jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bagi pria yang sering melakukan kegiatan di luar ruangan, penting untuk mengaplikasikan tabir surya 2–3 jam sekali. Selain itu, penggunaan produk dengan fungsi DNA repair juga dibutuhkan.
"Ketika dia (pria) misalnya banyak bekerja di luar ruangan tentunya efek matahari akan berdampak ke kulit. DNA repair itu misalnya vitamin D, niacinamide, vitamin c, dan vitamin E, tergantung kebutuhannya seperti apa. Untuk permasalahan kulit yang paling sering ditemukan, baik untuk wanita maupun pria adalah kusam, kerutan halus, penuaan dini, dan flek hitam," jelas dr. Dia.
Kesalahan saat Memilih Skincare
Ia juga menyebutkan bahwa kesalahan umum yang dilakukan kebanyakan orang saat mulai merawat kulit adalah tidak memahami kandungan dari produk perawatan kulit yang digunakan. "Itu yang utamanya harus dipelajari terlebih dahulu, ketika membeli skincare kita harus punya ilmunya terlebih dahulu," jelasnya.
Kandungan perawatan kulit yang dipilih juga harus disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan kulit. "Kalau misalnya kulitnya berjerawat, tapi dia hanya pakai yang kandungannya mencerahkan saja, seperti vitamin C, itu jerawatnya tidak akan terkontrol, jadi dia harus menggunakan bahan aktif yang memang bisa mengendalikan permasalahan kulitnya," jelasnya.
Kasus ketidakcocokan dalam penggunaan produk perawatan kulit juga bisa terjadi kepada beberapa orang yang disebabkan oleh alergi. "Kalau orang lain pakai, dan tidak terjadi masalah, dan ketika dia pakai muncul kemerahan dan rasa gatal, kemungkinan dia alergi pada bahan skincare itu dan dia tidak cocok, berarti dia tidak bisa pakai lagi sama sekali skincare dengan kandungan tersebut," jelasnya.
Kondisi itu disebut dengan dermatitis kontak alergi. Penyembuhan bisa berlangsung cepat, seperti dalam hitungan hari, atau juga bisa dalam hitungan minggu, jelasnya. Ia juga menyebutkan bahwa agak sulit mengetahui produk yang tidak cocok dengan kulit jika tidak mencobanya.
"Oleh karena itu, dianjurkan untuk pemilik kulit sensitif ataupun pemilik reaksi alergi untuk melakukan tes patch terlebih dahulu, di area leher atau di area lengan bawah apakah ada kemerahan atau rasa gatal setelah penggunaan skincare tertentu," jelasnya.
Advertisement