Liputan6.com, Jakarta - Stres tentu lumrah dialami individu. Pemicunya pun bermacam-macam, mulai dari masalah ekonomi, masalah pribadi hingga pekerjaan.
Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kulit. Stres dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada dan mempercepat proses penuaan kulit.
Baca Juga
Ketika tubuh mengalami stres, sistem hormonal kita, khususnya sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA), akan diaktifkan. Hal ini menyebabkan pelepasan hormon stres seperti kortisol.
Advertisement
Kortisol berperan dalam beberapa perubahan pada kulit. Salah satunya adalah pengurangan produksi ceramide, yang berfungsi sebagai penghalang alami kulit. Akibatnya, kulit menjadi lebih rentan terhadap dehidrasi dan paparan dari faktor eksternal yang dapat merusak.
Stres kronis juga menekan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan, yang memicu berbagai kondisi kulit seperti eksim, jerawat, dan psoriasis.
Selain itu, stres meningkatkan produksi radikal bebas yang merusak sel-sel kulit, termasuk protein dan lipid, yang penting untuk menjaga kulit tetap sehat. Peningkatan kortisol juga dapat mengurangi produksi kolagen, yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan mempengaruhi proses penyembuhan luka.
Berikut beberapa penyakit kulit yang berkaitan dengan stres, seperti melansir dari Times of India, Rabu (5/2/2025):
1. Dermatitis Atopik dan Eksim
Stres dapat memperburuk dermatitis atopik (eksim) dengan mengganggu fungsi penghalang kulit dan memicu respons imun yang berlebihan. Kulit menjadi lebih kering dan iritasi, meningkatkan rasa gatal dan peradangan.
2. Psoriasis
Psoriasis, sebuah kondisi kulit yang menyebabkan ruam bersisik, dapat kambuh akibat stres. Stres memicu jalur inflamasi dalam tubuh yang memperburuk gejala psoriasis.
3. Urtikaria (Biduran)
Stres dapat menyebabkan gatal-gatal, atau biduran, dengan memicu degranulasi sel mast, yang berperan dalam reaksi alergi.
4. Jerawat
Fluktuasi hormon akibat stres berkontribusi pada produksi minyak berlebih pada kulit, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Stres juga memperburuk peradangan pada kulit yang rentan terhadap jerawat.
5. Rosacea
Stres dapat memicu kambuhnya rosacea, yang ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan pada wajah. Penderita rosacea seringkali merasakan peningkatan sensitivitas kulit dan gejala yang lebih parah akibat stres.
Advertisement
Stres dan Penuaan Kulit
Stres kronis tidak hanya memengaruhi kondisi kulit, tetapi juga dapat mempercepat penuaan kulit. Produksi kolagen dan elastin yang berkurang akibat stres menyebabkan kulit kehilangan kekencangan, munculnya kerutan dan kulit kendur.
Selain itu, stres menyebabkan pemendekan telomer, yang merupakan tanda penuaan pada tingkat sel. Peradangan yang diakibatkan oleh stres juga mempercepat kematian sel kulit, yang memperburuk tanda-tanda penuaan dini.
Mengatasi Stres untuk Kulit yang Sehat
Untuk melawan efek buruk stres pada kulit, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Berikut beberapa cara yang dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki kondisi kulit:
- Olahraga dan Meditasi
Olahraga seperti aerobik, yoga, dan meditasi menjadi cara yang efektif untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
- Pola Makan Sehat
Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dapat membantu melawan kerusakan akibat radikal bebas dan menjaga kulit tetap sehat.
- Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup mendukung proses regenerasi kulit dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stres.
- Perawatan Kulit yang Tepat
Menggunakan pelembap yang mengandung ceramide dan antioksidan dapat membantu memperbaiki fungsi penghalang kulit. Selain itu, perawatan yang menargetkan peradangan juga dapat mengurangi efek negatif stres pada kulit.
Advertisement
